Harlah GP.Ansor 2014

Kunjungan kerja (Kunker) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI ke Jawa Timur yang dimulai pada 3-5 Januari 2014 bersama Abah Mawlana al-Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, sepertinya dimanfaatkan betul untuk lebih mengakrabkan diri kepada rakyatnya, sebelum mengakhiri masa kepemimpinannya tahun ini.

Setelah melakukan kunjungan hari pertama Jumat (3/1/2014) kemarin di Mojokerto dan menghadiri haul ke-4 wafatnya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Sabtu (4/1/2013) malam, SBY bersama ibu negara dan rombongan menyempatkan waktu khusus untuk menghadiri acara Harlah GP Ansor ke 80, di JX International (Jatim Expo), Jalan Ahmad Yani Surabaya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono menghadiri hari lahir Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) ke-80 di Surabaya, Sabtu malam.

Selain para ulama NU dan pengurus PB NU, sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu II juga turut hadir. Diantaranya Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Begitu pula Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman. Tampak pula hadir Direktur Utama BNI Gatot Suwondo

Presiden yang tiba sekitar pukul 19.30 WIB di tempat acara, disambut ribuan anggota GP Ansor dari berbagai daerah di Indonesia. Ribuan para pemuda GP Ansor tersebut telah berada di tempat acara sejak sore. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Nusron Wahid dalam sambutannya menyambut hangat kedatangan Presiden Yudhoyono dalam peringatan hari lahir tersebut. 

"Dalam catatan kami, sejak Bapak Presiden menjabat pada 2004, telah sembilan kali Bapak Presiden menghadiri hari lahir GP Ansor," katanya disambut tepuk tangan para pemuda GP Ansor.

Gerakan Pemuda (GP) Ansor menyatakan siap perang melawan kelompok-kelompok yang berupaya mengoyak nilai-nilai NKRI dengan senjata agama. Bagi ormas pemuda di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) ini, NKRI adalah harga mati yang sudah tidak dapat diganggu gugat. 

Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid mensinyalisasi saat ini ada gerakan-gerakan dari kelompok tertentu yang ingin menggeser nilai-nilai keIndonesiaan dalam menganut agama Islam. "Budaya NKRI dianggap tidak sejalan dengan syariat Islam," katanya saat sambutan Harlah ke-80 GP Ansor di Gedung JX Internasional Surabaya, Sabtu (4/1/2014) petang. 

Kelompok ini, kata Nusron, memaksakan pemahaman syariat Islam yang identik dengan budaya negara tertentu. Oleh kelompok ini, Islam diseragamkan dengan Islam di negara lain, dan Islam dijauhkan dari budaya Indonesia. 

"Jangan lupa, kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang ada di Indonesia," kata anggota DPR RI dari fraksi Partai Golkar ini. 

Bagi GP Ansor, kata Nusron, Islam adalah sublimasi untuk keIndonesiaan dan sebaliknya. Nilai-nilai yang substantif harus menjadi perekat untuk memperkuat keIndonesiaan. Sebaliknya, kultur keIndonesiaan tetap menjadi rasa yang dominan dalam keislaman bangsa Indonesia. 

Nusron menambahkan, Indonesia saat ini masih ada tiga masalah utama, lunturnya keindonesiaan, maraknya korupsi dan masih banyaknya rakayt miskin.

Namun demikian, pihaknya memuji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang telah berusaha memenuhi janjinya mewujudkan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Hal itu terbukti dengan banyaknya koruptor yang kini dapat ditangkap mulai dari legislatif, eksekutif hingga yudikatif.

Ketua Umum PB NU Said Aqil Siradj dalam sambutannya mengharapkan GP Ansor agar dapat terus memberikan sumbangan terhadap bangsa dan negara sebagai salah satu upaya menegakkan agama Islam di negeri ini. Hal yang sama juga disampaikan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam sambutannya.

Sementara itu dalam kesempatan tersebut juga diserahkan penghargaan tokoh inspirator GP Ansor dan penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU). Pertama, MoU Kementerian Pertahanan dengan Pimpinan Pusat GP Ansor mengenai bela negara. Kedua, MoU antara BNI dengan Pimpinan Pusat GP Ansor mengenai pembangunan kampung BNI berbasis pondok pesantren.

Sementara pemberian nasehat agama dalam acara itu oleh Rais Syuriah PB NU KH Maemun Zubair.

Sedangkan Bai’at Kesetiaan Bela Negara oleh Ketua Umum Ra’is ‘Am Jam’iyah ahli Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyah (JATMAN) al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya Ba’Alawy.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menjadi garda depan dalam menghadapi dan mengatasi gerakan radikal dan ekstrem (deradikalisasi) di Indonesia guna menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan.

"Saya ingin GP Ansor berada di depan untuk menghadapi gerakan ekstrem radikal termasuk terorisme, cegahlah bumi nusantara ini dari gerakan ekstrem yang tidak bertanggung jawab. Jadikan Indonesia yang teduh," kata Presiden dalam peringatan hari lahir GP Ansor ke 80 di Surabaya, Sabtu malam.

Dalam pidato singkatnya, presiden menitipkan tujuh pesan untuk keluarga besar GP Ansor serta umat Nahdlatul Ulama (NU). Dia berharap, organisasi GP Ansor terus bisa berbakti kepada negara Indonesia.

“Pertama teruslah menjadi benteng Pancasila dan NKRI. Sejarah telah membuktikan NU/Ansor selalu berdiri di barisan terdepan bangsa ini,” ujarnya pria asli Pacitan ini, Sabtu (4/1/2014).

Kemudian SBY juga minta GP Ansor menjadi pelopor bagi masyarakat, agar tercipta kedamaian. Ketiga, GP Ansor diharapkan bisa berada di depan untuk menghadapi gerakan ekstrim, radikal dan terorisme. Keempat, aktif berkontribusi untuk gerakan masyakarat, seperti mendorong perekonomian rakyat kecil yaitu UMKM dan kredit usaha rakyat.

Kelima, GP Ansor diminta berjuang untuk pendidikan. Keenam, diminta sukseskan dan ikut mengawasi program untuk rakyat, seperti program pemerintah yang baru untuk mengcover kesehatan masyarakat, yaitu BPJS. Dan terakhir, GP Ansor diminta ikut berkontribusi agar Pemilu 2014 berlangsung secara aman, damai, jujur juga demokratis.

“Gerakan Pemuda Ansor khususnya dan Nahdlatul Ulama umumnya, saya harapkan jadi pelopor atau garda dalam suksekan Pemilu 2014. Saya sangat mencintai GP Ansor. Meski saya nanti tidak lagi jadi presiden, saya akan mencintai GP Ansor,” imbuh presiden.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri hari lahir ke - 80 GP Ansor di Surabaya, Sabtu malam, bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono. Dalam kesempatan itu, sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu II juga turut hadir. 

Diantaranya Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Begitu pula Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Sutarman. Tampak pula hadir Direktur Utama BNI Gatot Suwondo.

Presiden mengatakan Indonesia harus mampu menjadi bangsa besar yang menjunjung tinggi toleransi dan persaudaraan sehingga tidak bercerai berai.

Presiden dalam kesempatan itu juga berharap agar GP Ansor juga turut berkontribusi dalam memajukan pendidikan, mendorong dan menjadi pelopor ekonomi rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan.

Dalam kesempatan tersebut Presiden juga mengungkapkan kecintaannya pada GP Ansor. "Saya mencintai GP Ansor. Meskipun nanti saya tidak lagi menjadi Presiden saya tetap mencintai GP Ansor, saya adalah sahabat NU dan GP Ansor," kata Presiden.

Sementara itu Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid dalam sambutannya mengapresiasi kecintaan Presiden Yudhoyono terhadap GP Ansor. Hal itu ditunjukkan kehadiran Presiden dalam setiap hari lahir GP Ansor.

  

Bersama Bpk As'ad Aly (Mantan Kepala BIN) dan Puteri Gus Dur

Bersama Mendiknas H.Muh Nuh.

Bersama al-Habib Ahmad bin Muhammad al-Habsyi

Kegiatan acara 30 Des 2013 - 1 Jan 2014

 

Di kediaman Pak Menteri ...

Silaturahmi di Banten

Kegiatan melewati pergantian Tahun 2013-2014

Sarapan di awal Tahun 1 Januari 2014 jam 04.00 wib...

Persiapan kembali ke Pekalongan @ Gambir (1 Jan 2014 ; 08.45 wib)