Amalan Doa, antara Guru dan Setan

Al-Kisah no.22/2004

 

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Habib Lutfi yang saya hormati, pernah kami membaca sebuah buku yang menyatakan, di antara beberapa tarekat yang ada, terdapat tarekat Sadzaliyah yang paling ringan. Kemudian pada buku yang lain tertulis, jika seseorang belajar agama tanpa guru, yang menjadi gurunya adalah setan.

Dengan kondisi seperti ini, dapatkah Habib Luthfi mengijazahkan kepada kami suatu zikir atau wirid dan bacaan AI-Quran yang cocok dengan karakter kami? Karena selama ini kami sering mengamalkan wirid yang bersumber dari beberapa macam buku. Adapun urutan dan jumlah bacaannya, kami sendiri yang menentukan.

Wirid atau zikir itu dimulai dari istigfar 101 kali, surah Al-lkhlash satu kali, At-Falaq satu kali, An-Nas satu kali, kalimah tayibah 33 kali, tasbih masing-masing 33 kali, selawat 33 kali, dan beberapa Asmaul Husna masing-masing 33 kali.

Kemudian untuk tarekat, dapatkah Habib mengijazahkan kepada kami sebuah tarekat yang ringan, yang tidak membutuhkan waktu konsentrasi yang lama. Karena kami paling tidak bisa berkonsentrasi lama-lama. Dan bisakah wirid tarekat ini dibaca pada malam hari? 

Atas perkenan Habib menjawab persoalan saya, saya sampaikan terima kasih.

 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Djemy

Jayapura, Papua

 

 

Wa'alaikumussalam Wr. Wb.

Saya memberikan apresiasi yang besar kepada Anda karena Anda mau berhatl-hati dalam memahami bentuk ijazah atau awrad (wirid-wirid). Saya salut dan kagum terhadap diri Saudara. Ambil dan teruskan bacaan wirid-wirid tersebut sebagai satu bentuk nilai ibadah. 

Wirid-wirid yang sudah diamalkan itu bagus sekali. Bahkan, alangkah baiknya kalau, sudah mengetahui dan mengamalkan, selanjutnya sesegera mungkin awrad tersebut dimintakan ijazah kepada ustaz atau abuya atau tuan guru yang berada di sekitar lingkup Anda tinggal.

Untuk masalah tarekat, wiridnya sebenarnya bisa saja dibaca pada malam hari, habis salat Magrib ke atas sampai salat Subuh. Seperti halnya tarekat Sadzaliyah yang ringan itu. Isi dan bentuk awrad-nya, antara lain, istigfar 100 kali, selawat 100 kali, dan zikir 100 kali. Lalu ditutup dengan bacaan surah Al-Ikhlash tiga kali, Al-Falaq dan An-Nas masing-masing satu kali, lantas surah AI-Fatihah sekali.

Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, (Pekalongan)

Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah