Muhammad Al Baqi Billah

Oh Sayyid! Seorang bijak pernah berkata ”menjadi darwis adalh untuk memperbaiki angan tau tidak ada lagi yang tinggal di hati kecuali Yang Ada”

Seungguhnya, benarlah apa yang dikatakannya

Oh Sayyid, sejak tabir bukanlah apa-apa, kkecuali angan. Ia hatus disingkarkan melalui angan.

Siangmalam harus bergelut dengan angan KeEsaan.

(Anak laki-laki Syekh Baqi, Khwaja Khurd)

 

Beliau adalah seorang cendikia yang fana dalam Allah (fana billah), hadir dalam eksistensi Nya (baqa billah). Dan diangkat ke tingkat panorama spiritual tertinggi. Beliau adalah rahasia dari rahasia Allah dan keajaiban dari keajaiban Allah. Kepribadiannya merupakan kombinasi dari dua jenis ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan eksternal dan pengetahuan surgawi. Allah SWT memberinya dari dua samudra dan menganugerahkan kekuasaan dalam dua dunia yaitu dunia Jin dan manusia.

 

Imam Rabbani Ahmad Al Faruqi Qs, berkata “Muhammad Al Baqi Qs adalah orang yang berdiri di SInggasana semua Syekh. Beliau adalah deputi dari guru mata rantai emas Naqshbandi yang telah mencapai ujung titik tak terhingga dan mencapai tingkaty wilayat (persahabatan Ilahi) tertinggi. Beliau adalah Qutb (kutub spiritual) yang menyongkong semua mkahluk di bumi.

 

Beliau membuka sekat rahasia dari realitas. Beliau adalah prang yang membuktikan tingkat realitas Muhammad saw. Beliau adalah pilar bagi orang-orang yang terbimbing. Beliau adalah intisari dari para cendikiawan dan panduan bagi orang-orang yang membenarkan (muhaqqiqin).

Beliau lahir pada tahun 972 H di kota Kabul, negeri Ajam yang merupakn koloni kesultanan India. Ayahnya adalah seorang hakim yang bernama Abdus Salam. Pada awalnya beliau pindah ke India karena alasan pribadi. Di sana beliau tertarik dengan sebuah atraksi dari daya tarik Ilahi. Beliau lalu meninggalkan kehiduoan dunianya dan mencari ilmu spiritual dari Sulthonil Awliya di masa itu. Beliau terus menjalin hubungan dengan para guru dan awliya, sampai beliau sendiri menjadi samudra intelektual dan wali dalam hal spiritualitas.

 

Beliau terus melakukan perjalanan sampai singgah di kota Samarqand. Di sana beliau menjalin hubungan dengan guru di masanya, yaitu MUHAMMAD Khawaja Al Amkanaki Qs. Beliau menerima tarekat Naqsybandi darinya. Dalam waktu singkat beliau sudah menerima apa yang biasanya baru didapat para pencari dalam kurun waktu seumur hidup. Beliau juga diangkat dengan pemeliharaan spiritual oleh Syekh Ubaidullah Al Ahrar Qs.

 

Kemuliyaannya menjadi terkenal dimana-mana. Syekh beliau, Muhammad Khwaja Al Amkanaki Qs, memberi otoritas untuk menerima murid dan melatih mereka dalam tata cara yang sesuai dengan tarekat Naqshbandi. Syekh juga memerintahkannya kembali ke India.  Beliau mengatakan “engkau akan mempunyai seorang pengikut yang bersinar bagaikan matahari”. Kelak pengikut ini adalah Imam Rabbani Ahmad Al faruqi Qs.

 

Beliau kembali ke India dan tinggal di kota Delhi-Jahanabad. Beliau mengisi kota itu keimanan, ilmu, rahasia dan cahaya. Beliau juga menyebarkan tarekat Naqsybandi ke seluruh sub benua India sehingga jutaan orang menjalin hubungan dengannya melalui para deputinya. Semua ummat di sub benua India itu tertarik dengan pengetahuan dan kekuatan surgawi serta karakteristik rasulullah saw yang tersandang dalam dirinya.

 

Sudah terkenal pula bahwa setiap orang yang dating menemuinya lalu melihat matanya, atau duduk dalam aosiasinya untuk melakukan dzikir bersama, akan mengalami keadaan tidak sadarkan diri dan mencapai tingkat fana, hanya dengan sekali pertemuan saja. Dengan kekuatan ajaibnya, beliau menarik jutaan orang sehingga tarekat Naqsybandi manjadi buah bibir setiap orang di masa itu.

 

Beliau wafat pada hari Rabu, 14 Jumadil Akhir 1014 H di kota Delhi pada usia 40 tahun dan empat bulan. Makamnya berada di sebelah selatan kota Delhi. Beliau meneruskan rahasia kepada penerusnya, Syekh dari mata rantai emas ini, Pejuang di Melinium kedua, Al Imam Ar Rabbani Mujaddid Alf Ath Thani, Syekh Ahmad Al faruqi  As Sirhindi Qs.