Sayyid Muhsin Al Musawa Al Falimbani

Perintis Madrasah Darul ‘Ulum Makkah

A. Nasab & Kelahirannya

Pendiri Madrasah Darul ‘Ulum Ad Diniyyah Makkah ini bernama lengkap Fadhilatus Sayyid Al ‘Allamah Muhsin bin ‘Ali bin ‘Abdurrahman Al Musawa Al Falimbani kemudian Al Makki rahimahullah. Beliau lahir di kota pempek, Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 1323 H.

B. Pertumbuhannya

Di masa kanak-kanaknya, Muhsin dididik langsung oleh sang ayah, ‘Ali bin ‘Abdurrahman, dengan pendidikan yang baik, kemudian dimasukkan ke Madrasah Nurul Islam Jambi. Di sana ia mempelajari mabadi’ (dasar-dasar) ilmu agama, lalu dipindah ke Madrasah Sa’adatud Darain Jambi.

Ketika ayahnya wafat pada tahun 1919 M, Muhsin kembali ke Palembang dan masuk ke Madrasah Hukumiyyah (Negeri). Di madrasah ini ia menimba ilmu agama dari Haji ‘Idrus.

C. Pengembaraannya dalam Thalabul ‘Ilmi

Pada musim haji tahun 1340 H Muhsin melawat ke Makkah dan di awal tahun 1341 H ia masuk ke Madrasah Ash Shulutiyyah -yang dirintis oleh Syaikh Rahmatullah Al Hindi-. Di sini Muhsin menimba ilmu dari para ulamanya seperti:

Ketika menuntut ilmu, Muhsin adalah santri teladan dalam kesungguhan, semangat, dan ketakwaan. Ia piawi dalam pelbagai disiplin ilmu seperti tafsir, ushul fikih, ilmu falak, dan faraidh (ilmu waris).

D. Berkunjung ke Negeri Saba’ Yaman

Pada tahun 1348 Muhsin kembali melawat ke Hadhramau dalam rangka mengunjungi kerabat semarga dari kalangan pembesar ‘Alawiyyun. Di samping itu ia juga memanfaatkan kunjungannya itu dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmu pembesar-pembesar itu di Tarim. Dari mereka, Muhsin mempelajari berbagai cabang ilmu selama tiga bulan.

E. Mengajar dan Belajar

Kemudian kembali ke Makkah dan mengajar di Madrasah Ash Shulutiyyah di samping juga di kediamannya sendiri dalam berbagai disiplin ilmu. Maka mulailah para santri dari berbagai jenis membanjiri pengajiannya.

Ternyata kesibukannya mengajar tidak menghalanginya untuk menambah perbendaharaan ilmu dari para ulama di Masjid Al Haram. Syaikh Muhsin telah menimba ilmu dari sejumlah ulama di sini semisal:

F. Para Ulama Ahli Sanad (Musnid)

Syaikh Muhsin adalah salah seorang ulama dan penuntut ilmu yang perhatian terhadap ilmu hadits dengan berbagai cabangnya terutama ilmu riwayat dan sanad. Dari situ beliau mengumpulkan sanad-sanad yang disertai ijazah dari para ulama kenamaan di berbagai belahan bumi. Di Madinah, misalnya, Syaikh Muhsin Al Falimbani mendapatkan ijazah dari beberapa ulama kenamaan seperti Syaikh ‘Abdul Qadir bin Taufiq Asy Syilbi, Syaikh Muhammad ‘Abdul Baqi Al Laknawi, Sayyid Zaki bin Ahmad Al Barzanji.

Di samping itu, beliau juga mendapat ijazah dari ulama-ulama pengunjung (pendatang) Baitullahil Haram (Masjid Al Haram), Syaikh ‘Abdul Haiyy bin ‘Abdul Kabir Al Kattani Al Fasi dan Al Mu’ammar (yang panjang usianya) Syaikh ‘Ali ‘Awad Al Maghribi As Saluwi di musim haji tahun 1352 H.

G. Sifat & Akhlak Syaikh Muhsin

Di atas telah diutarakan bahwa Syaikh Muhsin adalah santri teladan dalam kesungguhan, semanagat, dan ketaqwaan. Beberapa sifat & akhlak terpuji lain yang dengannya beliau berhias adalah sebagaimana yang disebutkan oleh muridnya, Musnidul ‘Ashr Al ‘Allamah Syaikh Abul Faidh Muhammad Yasin bin Muh ‘Isa Al Fadani kemudian Al Makki rahimahullah, bahwa beliau rahimahullah (kulitnya) berwarna kecoklatan atau sawo matang (seperti umumnya orang Indonesia), jenggot dan kumisnya ringan, berpundak lebar. Tatkala berjalan bersikap tawadhu dan menundukkan kepala karena takut (khasy-yah) kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Selain itu Syaikh Muhsin juga amat lembut terhadap kaum dhu’afa, penyayang terhadap orang-orang fakir, miskin, dan asing. Beliau berlaku lembut terhadap para santrinya dan menolong mereka semampunya.

H. Mendirikan Madrasah Darul ‘Ulum Ad Diniyyah

Pada tahun 1353 H, Syaikh Muhsin merintis Madrasah Darul ‘Ulum Ad Diniyyah di Makkah Al Musyarrafah. Maka berduyun-duyunlah santri-santri dari Indonesia masuk ke madrasah itu.

Belum lama madrasah itu berdiri kecuali telah meluluskan ustadz-ustadz dan pegawai-pegawai yang di kemudian hari sudah sibuk di madrasah-madrasah negeri dan suwasta. Salah satu santri yang terkenal alumni madrasah itu adalah Musnidul ‘Ashr Al ‘Allamah Abul Faidh Al Fadani yang ahli di bidang hadits, fiqih, ushul & qawaid fiqih, ilmu falak, dan lain-lain.

Syaikh Al Fadani adalah seorang santri yang sangat terpengaruh dengan gurunya, Syaikh Muhsin. Oleh karena itu beliau menulis sebuah kitab khusus yang membahas riwayat hidup serta sanad-sanad Syaikh Muhsin. Buku tersebut berjudul “Faidhul Muhaimin fi Tarjamah wa Asanid As-Sayyid Muhsin”.

I. Syaikh Muhsin Wafat

Pada bulan Jumadil Akhir tahun 1354 H Syaikh Muhsin dipanggil ke haribaan Rabbul ‘alamin. Ya, Syaikh Muhsin Al Falimbani telah wafat setelah perjuangan ilmiahnya yang ia torehkan di kampung fana ini. Semoga Allah Jalla wa ‘Ala merahmatinya dan memasukkannya ke dalam Surga abadi. Amin.

J. Peninggalan Ilmiah

Syaikh Muhsin rahimahullah telah meninggalkan karya ilmiah yang hingga saat ini masih dipelajari di Hijaz dan Melayu, yaitu:

1. An Nafhah Al Hasaniyyah syarh At Tuhfah As Saniyyah, dalam ilmu waris

2. Madkhalul Wushul ila ‘Ilmil Ushul

3. Nahjut Taisir syarh Manzhumatil Zamzami fi Ushulit Tafsir

4. Jam’uts Tsamar Ta’liq ‘ala Manzhumah Manazilil Qomar

5. Al Judud syarh Manzhumah Az Zubad -belum selesai dan masih dalam bentuk manuskrip-

6. An Nushush Al Jauhariyyah fit Ta’arif Al Manthiqiyyah

7. Adillah Ahlissunnah wal Jama’ah fi Daf’i Syubhatil Firqoh Adh Dhollah Al Mubtadi’ah

8. Ar Rehlatul ‘Aliyyah ila Ad Diyar Al Hadhramiyyah. Allahua’lam. []

[Siyar wa Tarajim hal. 293-294]

Pesantren Al Hadi Seleman, 19 Syawwal 1433 H

Al Marwadi