Maksiat Penghapal Al-Qur'an

Al-Kisah no.19 tahun 2013

Assalamu’alaikum Wr Wb

                Habib Luthfi Al Kiram, saya seorang penghapal Al Qur’an. Alhamdulillah, saya sudah berhasil menghafal separuhnya. Namun ada hal yang saat ini membuat saya ragu dan takut meneruskan hafalan saya hingga khatam. Saya telah melakukan kesalahan terbesar yang membuat akhlak dan hati saya terasa sangat tidak Qur’ani. Saya sering mengkhayal dan membayangkan hal-hal yang porno.

                Parahnya, saat ini saya benar-benar merasakan dampaknya. Daya ingat yang semakin lemah dan menurun drastis. Berbeda dari sebelumnya, saat ini untuk menghafal satu ayat saja saya harus mengulang-ulang dalam jumlah yang sangat banyak dan waktu yang lama. Saya sering menangis, menyesali diri dan benar-benar ingin bertaubat.

                Habib, apa masih mungkin bagi saya untuk terus mengafal Al Qur’an hingga khatam dengan daya ingat yang semakin lemah? Haruskah saya shalat istikarah untuk menentukan apakah saya harus meneruskan atau tidak? Apa yang harus saya lakukan untuk menata hati dan memperbaiki hafalan dan daya ingat saya?

                Wassalamu’alaikum Wr Wb

Abdullah - Bekasi

 

Wa’alaikumsalam Wr Wb

Pertama kali yang saya ingin tegaskan, menghafal Al Qur’an itu mempunyai beberapa hukum. Bagi orang yang di anugrahi kemampuan oleh Allah SWT, akal maupun hati, sebaiknya ia menghafal Al Qur’an. Namun, bagi yang merasa tidak mampu, ya tidak ada kewajiban menghafal. Setiap muslim hanya diwajibkan membaca al Qur’an dengan tartil atau dengan baik dan benar. Hal ini diperintahkan oleh Allah SWT dalam al Qur’an, “Wa ratilil Qur’ana tartila (Dan bacalah Al Qur’an dengan tartil”.

Membaca Al Qur’an juga merupakan bagian dari ungkapan syukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang berupa kedua belah mata yang indah dan sehat. Bagi mereka yang merasa matanya sering digunakan untuk bermaksiat, cuci dan hiasilah mata anda dengan membaca al Qur’an.

Terkait dengan kasus yang saudara alami, perlu saya tegaskan, niat anda untuk menghafal al Qur’an itu sangat baik. Saran saya, jangan berhenti di tengah jalan, karena merasa putus asa. Teruskan niat tersebut sampai batas maksimal kemampuan Anda, namun jangan memaksakan diri, ketika kemampuan anda terasa sudah mentok. Tidak perlu dipatok dengan target tertentu, yang akhirnya justru membebani anda. Biarkan mengalir apa adanya.

Lamunan kotor berasal dari pikiran kosong dan waktu luang yang tidak termanfaatkan dengan baik. Dari kekosongan itu masuklah Khayaliyyat (khayalan) yang bermacam-macam, termasuk yang negatif dan merugikan diri si pelamun. Dibilang negatif, melamun itu jelas-jelas merugikan waktu.

Gunakanlah waktu luang anda, yang selama ini sering anda pakai untuk berkhayal, untuk membaca Al Qur’an dan menghulang hafalan. Berusahalah dengan keras jangan pernah bosan. Mudah-mudahan dengan kesungguhan anda, Allah akan memudahkan Anda dalam menghafal.

Akan lebih baik lagi jika setiap hari Anda juga membaca shalawat,apa saja, minimal sebanyak seratus kali. Insya Allah shalawat itu akan menjadi kifarat atau penebus bagi kealpaan kita, baik yang sudah terlewat maupun yang akan datang.

Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, (Pekalongan)

Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah