Jamaluddin al-Ghumuqi al-Husaini

 

“Bagaimana aku menemukanMu, dengan pengetahuan atau kemabukan?

Siapa yang bisa menemukanMu tanpa keberadaan yang wujud?

Kau membangunkanku dengan pengetahuan, kemudian Engkau biarkan aku mengembara.

 

Aku merasa dan tidak melihat apapun.

Dalam kesadaraan dan kebahagiaan aku bertafakkur,

Dan tetap demikian, dalam kesedihan, kadang sadar, kadang pingsan.”

(abu Hasan Sumnan Ibn Hamza Al Khawwas)

 

Beliau adalah salah satu menusia sempurna yang dianugerahi Allah dengan nama-nama dan AtributNya. Ia menjadikannya pilar utama Wahyu ilahi dari Rahasia tersembunyi dan kunci Tahta Pengetahuan Ilahi. Ia merepresentative Tuhannya sebagai Bayangannya di dunia ini. Hatinya dihiasi dengan mutiara dan berlian Esensi Unik Keesaan. Ia menjadikannya rumah CahayaNya. Ia adalah makan bagi hati para pencari dan cara bagi mereka yang berkeinginan untuk langsung mendengarkan Kata-kata Ilahi. Ia adalah belerang merah yang berada pada Timbangan Ilahiyah, penjamin yang mengungkap rahasia tersembunyi dari penghambaan. Ia adalah kamus bahasa pengetahuan Khusus, padanya terletak zamrut hijau dan batu delima merah penyelam di samudra, pada siapa diberikan warisan yang pekat pengungkapan pengetahuan spiritual dan agama.

 

Beliau mengerti bahasa burung-burung dan penerjemah gairah cinta ilahiah serta termasyhur dengan wahyu orde ini. Beliau adalah penampakan dari nabi saw Status realitas Muhammad. Ia adalah tuan dari para tuan, cahaya dari banyak cahaya dan yang pengetahu dari para yang pengetahu. Ia adalah pemandu dari orde ini, yang memperoleh kekuatannya melalui darah keturunan nabi saw, menjadi Hasani dan Husaini melalui para moyangnya, dan memperoleh kekuatan spiritual orde dari Nabi saw melalui Abu Bakar As Siddiq ra dan sayyinia Ali ra.

 

Beliau dilahirkan di daerah kubu. Ghasikumuk, di Daghestan di tahun 1203 H/ 1788 M, di hari kamis tanggal 16 Muharrom. Sejak hari pertama kelahirannya, ia berada dalam kesaksian sampai sepanjang hidupnya, sejak lahir tidak terselubung.

 

Beliau adalah ulama yang memiliki pengetahuan kebanyakan orang dan pengetahuan yang khusus. Beliau menguasai lebih dari 15 bahasa termasuk arab, persi, urdu, Pashtu, hindi, rusia, turki, daghestan dan dialek Circassia serta Armenia. Ia mampu menghafal Al Qur’an lewat hati dan menghafal 775.000 hadist, baik yang benar dan yang salah.

 

Beliau merupakan ensiklopedia hadist dan referensi penjelasan ayat suci Al Qur’an. Beliau menguasai ilmu fiqih dan logika. Beliau adalah seorang ilmuwan dan ahli matematika. Beliau khusus menguasai ilmu fisika, seorang ahli homeopathy terkenal. Sebenarnya, tidak ada cabang ilmu di waktu itu yang belum dipelajarinya dengan mendalam. Ia seorang Sufi yang mempuni dan penulis buku berjudul “adab al Muridiyya fith Thoriqat Naqshbandiyya” , “the Rules of Conduct of the Murids in the Naqshbandi tariqat.”

Ia adalah Quthub di zamannya, kala Syekhnya dan dirinya berada pada maqam itu selama 40 tahun. Syekhnya, Syaikh Ismail asy-Syirwani Qs, memperlihatkan berbagai pengetahuan rahasia yang penting bagi pelatihan dan pertumbuhan pengikutnya.

 

Pada masa kehidupan Shaykh Isma’il Qs, sayyid Jamaluddin Al Ghumuqi Qs sudah menjadi seorang wali. Semasa hidup dua wali besar lainnya yaitu Dagestan dan Khalifah Syekhnya. Sayyidina Khas Muhammad dan Syekh Muhammad Effendi Al Yaraghi, ia terus menjadi wali yang membawa rahasia utama dari orde ajaran thariqah an-Naqsbandi. Tetapi, hanya pada saat Syekhnya, Syekh Muhammad Effendi Al Yaraghi, wafat, ia mendapat izin untuk menjadi grand syaikh, Mursyid dari thariqah tersebut.

 

Beliau berperawakan tinggi dan kurus. Kulitnya sangat putih. Janggutnya sangat panjang dan lebat. Matanya merah. Suaranya halus dan manis. Sewaktu muda, ia menjadi murid magang dan sufi di Daghestan. Untuk waktu yang pendek, ia menjabat sekretaris pribadi Gubenur wilayah Negara Ghazikumuk. Ia memutuskan melepas jabatan tersebut karena, “Allah memberiku kekuatan untuk melihat dengan kedua mataku yang khusus, kekuatan untuk melihat 7 lapisan langit surga dan untuk melihat ke dalam bumi. Aku tidak bisa bekerja untuk seorang opresor.” Ia melepas jabatan tersebut dan mengalihkan dirinya pada Orde ajaran Thariqah an-Naqsybandi, yang pada saat itu berjalan baik, menyiapkan rakyat berperang dengan Rusia. Kemudian, ketika menjadi Syekh, ia adalah penasehat dan pemberi inspirasi dibelakang resistensi kuat syekh Shamil’s terhadap bangsa Rusia, dan juga mertuanya.

 

Pengetahuannya akan tarekat naqsybandi membuat orang berdatangan dari berbagai penjuru dunia untuk mendengarnya. Ketika orang bertanya engapa ia melepas jabatan pemerintahan yang tinggi, ia menjawab dengan kalimat seperti yang dikutip di atas. Mereka senang dengan jawabannya. Dalam waktu singkat ia menjadi sangat terkenal.

 

Semasa Syekh Syamil, gubenur lainnya, bernama Arlar Khan, memintanya untuk mengisi posisi mufti (wewenang keagamaan). Ia menolak dan berkata, “aku tidak akan bekerja untuk Opresor.” Kemudian Gubenur memerintahnya untuk mengisi posisi itu tapi ia mengabaikannya dan berjalan. Gubenur memerintahkan untuk menggantungnya. Syekh Jamaluddin berdiri dengan tali di lehernya dan siap dieksekusi, ketika gubenur berlari ke balkon dan berteriak, “Stop, stop ! jangan digantung.” Dengan penglihatan jelas dari rakyatnya ia melemparkan diri keluar balkon dan mati dijalanan bawahnya. Mereka langsung melepas tali leher Sayyidina Jamaluddin dan melepaskannya. Ini adalah salah satu keajaibannya.

 

Dari Ajarannya

 

“kalian harus menggunakan pengetahuanmu. Jika tidak, akan digunakan untuk melawanmu.”

 

“maqam pertama pada stasiaun keesaan unik ialah menjaga perkataan Nabi saw, menghamba Allah (ibadah)  seperti kalian melihatNya.”

“penghambaan Arifin adalah lebih baik dari mahkota diatas kepala raja-raja.”

 

Seaindainya pengetahuan yang aku bicarakan berasal dariku, maka akan hilang, tapi ini dariNya, dank arena berasal dariNya, tidak akan pernah hilang.”

 

“diantara perbuatan yang balasannya tidak ada malaikat yang dapat melihat ialah pengingatan akan Tuhan (dzikrulloh)”

 

“ikatan terbaik dan tertinggi adalah duduk bersama Tuhan dalam keesaan.”

 

“gunakan waktumu karena jam berjalan terus dan tidak kembali. Kasihi yang tidak menaruh perhatian. Hubungkan ibadah dzikir harianmu satu dengan yang lain, seperti ikatan suatu rantai, maka kalian akan menemukan manfaatnya. Jangan sibukkan hatimu dengan kehidupan duniawi karena akan mengalihkan pentingnya kehidupan setelah mati dari hatimu.”

 

“cerita tentang orang-orang sholeh dan wali adalah seperti beberapa bataliun dari tentara Allah, dengan mana kondisi murid dibenahi dan pengetahuan rahasia para arifin disampaikan. Bukti hal ini ada dalam ayat suciNya, Al Qur’an, ketika ia berkata kepada Nabi saw “kami akan menyampaikan cerita tentang nabi saw yang datang sebelummu untuk menciptakan kedamaian di hatimu” (11 : 120)

 

“letakkan hatimu bersama Allah, Maha kuasa dan agung, dan beradalah bersama manusia dengan ragamu, karena siapa yang meninggalkan manusia akan meninggalkan kelompok dan siapa yang meninggalkan kelompok akan jatuh kepada ketidakperdulian. Siapa yang memakai rahasiaNya untuk berada dengan manusia akan menghadapi ujian dan tantangan serta terselubung dari kehadirat Tuhannya.”

 

“Allah telah menyingkap kelemahan hambaNyasaat diungkap bahwa mereka diciptakan dari tanah. Ia tunjukkan kerendahan mereka ketika Ia berkata bahwa asal mereka adalah setetes sperma. Dan Ia membiarkan mereka menyaksiakan kelemahannya saat mereka perlu ke kamar mandi. “

 

“harga diri adalah bahaya terbesar manusia.”

 

“pengetahuan tentang keesaan adalah spesialisasi para Sufi yang memungkinkan mereka membedakan antara keabadian dengan kesementaraan.”

That is why Sayyidina Jamaluddin al-Ghumuqi al-Husayni (q) said, “Only two out of 1,000 awliya are recognized and respected by their family as a wali, 998 are not.” because every minute he is sitting and joking with them; they were born through him, so they show no reverence to him and think he is one of them. Closeness to the Shaykh destroys the respect between you and him; there is no more respect for his knowledge and his level, as the familiarity kills the respect.

They see him maghmoosan fi 'l-akhlaaq al-ghayr mardiya, “dipped in the bad characters of those around him.” Those who are very close to him fall into mistakes, and he has to cover them as Allah covers the mistakes of His Servants, He is as-Sattar, “The Veiler.” So the Shaykh is taking from that secret and covers the mistakes of his children and those who are near him, as he doesn't want to expose them. When the Shaykh covers them, the outsiders say, “Why is the Shaykh not exposing the mistakes of the family, even though he knows?” For sure he is aware of their mistakes, but that does not mean he has to expose them. The majority of those around him are not perfect like him, they are carrying many bad characteristics that reflect on the environment the Shaykh is living in. That is why Sayyidina Jamaluddin al-Ghumuqi al-Husayni (q) said, “Only two out of 1,000 awliya are recognized and respected by their family as a wali, 998 are not.”

And the example is what happened with Sayyidina Jamaluddin al-Ghumuqi al-Husayni (q), who lived 150 years ago. One day in preparation for Jumu`ah prayer, he got dressed in very nice attire, as Allah (swt) said in Holy Qur'an:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ

Yaa banee Adam, khudhoo zeenatakum `inda kulli masjid.

O Children of Adam! Wear your beautiful apparel at every time and place of prayer.

(Surat al-A`raf, 7:31)

This means to dress nicely from the outside and to make istighfar, so as to clean your inner self in order to attend Jumu`ah. So as he got dressed and stepped out, he saw the bodyguard, as there were too many of them. This bodyguard, (his wife) said, “Where are you going?”

“I am going to Jumu`ah, my honorable wife,” he answered.

“You are going for Jumu`ah, why are you dressed so nicely?”

“Allah said to dress nicely when you go to the masjid,” he replied.

She listened quietly but she was tenacious. Allah said that you must listen to wives and vice versa.

She said, “Are you going to see another lady? Yes I know that is why you are dressed so nicely.”

Her husband was 70 years old, how was he going to see another lady? But she said that anyway and unlike us, where we instantly begin to fight, he kept quiet. She didn’t know that he is a wali from the Naqshbandi Golden Chain becausethey hide themselves and act as normal people.

 

Tentang Keajaibannya/Karomahnya

 

Dikatakan bahwa Allah SWT memberikan dua mata untuk menambahkan yang sudah ada di kepala dan penglihatan tambahan. Satu mata ditaruh dibawah pusar, yang lain di atas pusar. Ketika masih bayi, para wanita Ghazikumuk sering datang untuk melihat kedua mata tersebut.

 

Allah memberikan dua mata kekuatan spiritual yang akan digunakan untuk mengungkap pengetahuan tersembunyi apapun yang harus diketahui, baik itu pengetahuan Surgawi ataupun pengetahuan yang berkaiatan dengan keberadaan spiritual dunia ini.

 

Dengan mata yang diatas pusar ia dapat melihat pengetahuan surgawi dan dengan  kekuatan spiritualnya dapat memindahkan dirinya ke hafdirat Ilahi dengan penglihatan sempurna, dengan sadar. Ia mampu melihat rahasia Ilahi dengan kesadaran diri penuh dan berbicara  tentang hal ini pada pengikutnya. Kalau ada pertanyaan dari murid tentang maqam surgawi, ia biasa menjawab pertama-tama melihat lewat pandangan sempurna di maqam tersebut dan memberikan jawaban.

 

Mata dibawah pusar ia gunakan untuk jawab tentang dunia ini dan keberadaan spiritual yang disebutdengan jinn. Ia sangat terkenal karena menyampaikan pada para muridnya yang perlu tentang masa depan, masa kini dan masa lalu mereka. Keturunan dan hubungan antara pengikutnya dengan para leluhurnya diungkap seperti buku. Ia bisa memuaskan siapapun tentang silsilah keturunan mereka karena ia mampu untuk memanggil ruh leluhurnya satu persatu.

 

Suatu saat ketika sedang duduk bersama pengikutnya sambil memakan apel. Tiba-tiba, ia mengambl dari apel dari piring dan melemparkannya ke atas. Para murid terkejut dengan kelakuan yang tampak kekanakan ini, khususnya dari segi prinsip sufisme tentang menghindari sesuatu yang tidak berguna dan perlu (ma la ya’ni). Ia berpaling pada mereka dan berkata, “jangan lihat suatu kelakuan dan salah mengartikannya, karena akan menjadi kesalahan besar dari pihak kalian. Arti dari kelakuanku akan kalian ketahui setelah empat jam, saat murid dari kampong lain datang dan kalian akan mendapat penjelasannya.”

 

Seperti yang diramalkan, seorang laki-laki dating dan berkata, “oh Syekhku, kakakku meninggal beberapa saat yang lau, “ syekh berkata, “itulah yang terjadi. Sekarang katakana pada mereka kapan ia meninggal.” Ia berkata, “ia meninggal empat jam yang lalu.” Syekh menjelaskan, “aku melihat malaikat maut, Izroil as, datang untuk mengambil ruh pengikutku dengan amarah dan hukuman. Aku melempar apel itu dan membuat perlakuan Izroil lebih lunak, aku menyuruh Izroil as untuk kembali ke Allah, yang maha Kuasa dan Agung dan katakana padaNya bahwa Sayyid Jamaluddin memintaNya agar kematian hamba tersebut berakhir dengan baik dan tidak buruk.

 

Dalam perjalanan Izroil ke bumi dengan jawaban Allah yang telah merubah takdir dari hukuman menjadi ampunan, aku melempar apel kedua dan berkata pada Izroil as bahwa ia harus pergi dan aku akan mengambil sendiri ruh muridku. Akulah yang mencabut ruhnya keluar dari raganya ditarikan terakhirnya.”

 

Suatu ketika beberapa pengunjung datang dari Kazan untuk menjenguk sayyidina Jamaluddin Qs. Ditengah perjalanan mereka melalui rumah seorang nenek tua bernama Salahuddin Ayesha. Nenek itu berkata, “jika kalian berjumpa syekh, mintakan kepada beliau untuk memberikan saya baiat, karena saya sudah terlalu tua untuk menemuinya.”

 

Ia berkata, “kalau anda bertemu syekh, minta agar beliau memberiku Bai’at, karena saya sendiri tidak bisa menemuinya.” Pada akhir pertemuan dengan syekh Jamaluddin Qs, mereka meminta wirid harian untuk Salahuddin ‘Ayesha. Beliau berkata, “bawakan sehelai kain ini untuknya.” Mereka membawa sehelai kain yang telah diberikan oleh Syekh itu kepadanya. Ia mengambil kain, dan memandangnya sambil  berkata, “aku mengerti, aku mengerti.” Dan ia meletakkan kain itu diatas kepalanya. Kemudian ia pergi dan beberapa saat kemudian kembali dengan satu mug susu.

 

Katanya, “bawa ini kepada syekh.” Ketika mereka kembali kepada syekh dan memberikan susu tersebut, beliau sedang sangat kesakitan karena telah disiksa oleh gubenur. Beliau meminum susu itu dan berkata, “Alhamdulillah, aku sembuh karena susu yang diperah dari seekor kijang oleh ibu ini. Ia sangat bijaksana. ia langsung paham diriku. aku Letakkan batu bara panas dalam sehelai kain itu tapi tidak membakar kainnya. Ketika aku kirim kain itu kepadanya. Ia mengerti bahwa berpegang pada tarekat ini seperti memegang batubara panas.

 

Ia mengambil batubaranya dan mengirimkan susu. Susu ini adalah pertanda kemurnian hati. Jadi ia menjawab, “saya menerima kesulitan jalan ini, dan saya mengabdikan kemurnian hatiku kepadamu.” Kemudian orang-orang dusun itu kembali ke wanita itu dan menyampaikan pesan Syekh. Ia menjawab, “ketika aku menerima batubara itu, dua ekor kijang muncul di depan pintu. Hal seperti ini belum pernah aku lihat. Seketika aku tahu bahwa aku harus memerah susu kedua kijang itu dan mengirimkannya pada syekh.”

 

Suatu saat sayyid Jamaluddin Al Ghumuqi Qs sedang bersama pengikutnya di sebuah masjid besar di kota, melakukan sholat malam dalam sebuah majelis. Ketika sholat usai, semua orang pergi keluar dan mengunci masjid dari luar. Satu orang tinggal di dalam masjid, sembunyi dibalik tiang masjid, ia bernama Orkallisa Muhammad, salah satu murid terbaik Sayyid Jamaluddin Qs. Ia berkata pada dirinya, Oh Orkallisa Muhammad, sekarang tidak ada siapapun bersamamu, sekarang kamu sendirian.

 

Lindungi dirimu.” Dan ia membalas sendiri, “bagaimana aku dapat melindungi diriku? Aku adalah orang terburuk yang diciptakan Allah di bumi ini. Buktinya, aku bersumpah abhwa perkataanku bukan yang sejujurnya aku percayai, dimana istriku sendiri haram bagiku!” ia tidak tahu bahwa syekh juga bersembunyi di dalam masjid dan mengamatinya. Syekh melihat ke dalam hatinya. Ia melihat melalui hatinya bahwa ia percaya sebagai orang yang terburuk yang tercipta.

 

Sayyid Jamaluddin Qs keluar dari persembunyiannya, tertawa dan berkata, “Orkallisa ke sini.” Yang dipanggil terkejut melihat syekhnya karena dalam pikirannya ia seorang diri. Syekh berkata kepadanya, “kau benar dank au juga setia dan tulus. “ mendengar hal ini, Orkallisa Muhammad melayang ke atas dan kepalanya membentur flafon masjid. Ia turun dan melayang lagi dan turun lagi. Hal ini terjadi sebanyak 7 kali. Ketika seorang murid dibersihkan dari hal duniawi, ruhnya akan melayangkan raganya dan terbang seperti burung.

 

Kemudian syekh Jamaluddin Qs berkata, “duduk”, dan ia duduk. Dengan telunjuknya, syekh menunjuk dada Orkallisa Muhammad dengan gerakan berputar. Gerakan yang berotasi itu membuka hatinya, bukan untuk hadirat ilahiyah tetapi untuk rahasia yang tersembunyi di dalam hatinya. Apa yang dibuka oleh beliau adalah keenam level yang harus dibuka untuk pencari sebagai pijakan pertama untuk memulai tarekat ini. Keenam level tersebut ialah realita ketertarikan (haqiqat al jadhba), realita penerimaan wahyu surgawi (haqiqat al fayd), realita pengarahan kekuatan hati kepada manusia (haqiqat At tawajjuh), realita tawasul (haqiqat At Tawasul), Realita pedoman (haqiqat al Irsyad) dan kemampuan bergerak dalam Ruang dan waktu dalam kesatuan waktu (haqiqat At Tayy).

 

Keenam kekuatan yang dibukakan kepadanya adalah langkah pertama yang penting dalam jalan sufi. Ketika beliau membuka keenam kekuatan ini, beliau bisa membawanya dalam tingkat kesaksian. Pada tingkat penglihatan ini ia melihat dirinya duduk diantara 124.000 burung putih yang mengitarinya. Satu burung hijau terbang di tengah. Setelah penglihatan itu, burung-burung putih lenyap digantikan oleh spiritualitas dari 124.000 wali. Kemudian burang hijau menghilang dan muncul bentuk spiritual Sayyidina Muhammad saw. Nabi berkata, “aku bersaksi bahwa ia telah menacapai tingkat kesempurnaan dan sekarang kamu bisa bergantung kepadanya. Berikan padanya rahasia Tariqah Nashbandi. Kemudian sayyid Jamaluddin Qs mencurahkan dari hatinya ke dalam hati Orkallisa Muhammad, rahasia dari pengetahuan yang belum pernahia impikan. Ia berkata kepada syekhnya, “oh Syekhku, apakah hal ini ada dalam tarekat? Beliau menjawab, “ya anakku, dan itu hanya awal dari tarekat ini.”

 

Diriwayatkan bahwa rahasia syekhnya dapat dilihat pada diri Orkallisa Muhammad. Ia akan berdiri diatas mimbar pada hari Jum’at dan ia akan bertepuk tangan dan berkata, “oh manusia, menangislah!” dan semua akan mulai menangis. Kemudian ia bertepuk tangan dan berkata, “tertawalah!” dan mereka akan tertawa. Kemudian ia akan berdoa, “oh Allah, mereka menangis dalam kesedihan dan memohon ampunan. Ampunilah mereka. Dan mereka tertawa lewat kenikmatan ampunanmu!” kemudian ia akan bertepuk tangan ketiga kalinya dan berkata “apa kamu menerima tarekat sufi Nashbandi sebagai tariqahmu?” dan mereka akan berkata, “ya” kemudian beliau bertanya kepada mereka, “apa kamu mau untuk mengulang 5000x ‘Allah’ dengan lidah dan 5000x ‘Allah’ dalam hati?” dan mereka menjawab, “ya” melalui cara inai, beliau menyebarkan Tarekat Naqsybandi ke seluruh daratan Daghestan, Kazan, Rusia Selatan dan diantara tentara Imam Shamil.

 

Jihad yang dilakukannya

 

Syekh Jamaluddin Al Ghumuqi Al Husayni Qs sangat terlibat dalam mengarahkan perang melawan Rusia, seperti masa sebelumnya. Ia mendukung Imam Shamil dalam perjuangannnya melawan Rusia selama 40 tahun. Tentaranya terdiri dari para murid Naqsybandi, karena ia tidak mau afiliasi lain dalam ketentaraannya. Leslie Blanch menulis berikut ini tentang hubungan mereka di dalam bukunya “Sabres of Paradise.”

 

“Shamil mematuhi (Syekh Jamaluddin Qs) jauh setelah syekh Shamil menjadi penguasa yang tidak menerima kritik. Bersama gurunya. Shamil adalah murid pertama yang sangat disiplin dan berwawasan. Ia belajar bahasa, literature, filosofi dan teologi arab, mendalami doktrin-doktrin sufi yang rumit karena evolusi keagamaan merupakan prinsip fundamental dari sufisme, termasuk studi komparatif tentang Adam, Ibrahim, Musa, Jesus (isa) dan Muhammad. Jelaslah bahwa ia bukan murid biasa, dan Jamaluddin mempersiapkan diri untuk tujuan besar tersebut, yang menurut sejumlah orang sudah tertulis pada alisnya (page 54-55).

 

“di jenjang madrasah ia merupakan imam kedua Daghestan yang dengan cepat masuk menjadi salah satu lingkaran murid. Seberapa banyak aksi yang direncanakan untuk perang suci, mereka tetap mengikuti inspirasi spiritual dari ajaran sufi (Jamaluddin)”.”Imam Shamil menikah dengan anak perempuan Mullah Jamaluddin, Zaydat (p.211). “Imam Shamil banyak melewati harinya dengan bermeditasi, shalat atau diskusi tentang Tuhan dengan guru Spiritualnya, Mullah Sayyid Jamaluddin (p.352)

 

Ketika Syekh Shamil kalah dan menjadi tawanan Rusia di tahun 1279 H/ 1859 M, Syekh Jamaluddin memutuskan bahwa rakyat Daghestan bermigrasi besar-besaran dari Daghestan ke Istanbul di Turki. Sekali keputusan dibuat, rakyat Daghestan, Kazan, Chechenia, Kazakhstan, Armenia, Azerbaijan dan wilayah lainnya, semua mulai bersiap bermigrasi keluar dari dataran Rusia. Mereka hijrah ke Turki dan Negara-negara arab lainnya.

 

Syekh Shamil dilepaskan oleh Rusia dengan Syarat bahwa ia bersumpah tidak akan melawan mereka. Ia pergi haji dan disambut sebagai pahlawan di Mekah, dimana ia melakukan shalat diatas Ka’bah agar semua orang mendapat hikmah melihatnya. Ia wafat di Medinah dan di makamkan di Companions, Al Baqi’.

 

Migrasi

 

Syekh Jamaluddin Qs Hijrah ke Istanbul, ditemui oleh keluarganya dan keluarga Syekh Shamil. DI sana mereka tinggal di wilayah Uskudar, di sisi Asia Istanbul. Dari situ ia menyebarkan ajaran sufi Naqsybandi ke seluruh Turki.

 

Saat itu, semua rumah terbuat dari kayu. Suatu hari kebakaran besar melanda kota Uskudar. Rakyat meninggalkan rumah untuk mencari keselamatan. Mereka datang kepadanya dan memaksanya untuk pergi. Dengan tenang beliau menjawab, “tidak mungkin aku pergi karena rumahku tidak akan terbakar. Rumah ini dibangun dari hasil tanganku sendiri. Sebuah rumah tidak akan terbakar kalau dibangun dari hasil uang yang jujur dan halal.” Seluruh wilayah terbakar tetapi rumah beliau tidak terjamah api. Rumah tersebut dirawat sampai hari ini dan sangat terkenal.

 

Perilakunya terhadap keluarga dan murid-murid selalu jauh dari kesalahan. Ia selalu menjaga perilaku tanpa celah dengan orang-orang disekitarnya. Ia tidak pernah menanggapi keluhan atau keberatan keluarganya. Ia tidak pernah menyangkal atau mengkritik muridnya. Ia selalu berusaha membuat mereka bahagia.

 

Suatu hari, tidak lama sebelum wafatnya, ia memanggil istri dan perempuannya. Ia berkata, “hari ini aku telah melakukan kerja besar, dan hal itu menyita semua kekuatanku dan membuat aku lemah. Kalau kalian membaca Koran, kelian akan tahu bahwa sebuah kapal besar terdampar di Bosphorus. Tidak ada korban meninggal dan mereka diselamatkan oleh orang yang tidak diketahui. Akulah orang yang tidak diketahui itu dan kalian akan mendengarnya.” Kemudian beliau wafat. Hari berikutnya, anak perempuannya terkejut dan menangis membaca Koran tentang bagaimana sebuah kapal besar terdampar dan bagaimana seorang yang tidak diketahui menyelamatkan semua penumpang. Sampai sekarang Koran itu sisimpan keturunan beliau.

 

Beliau wafat pada tahun 1285 H/ 1869 M. pada tanggal 5 syawal, di usia 80 tahun. Beliau dimakamkan di Istanbul, dekat dengan keluarga Imam Shamil, di Uskudar.

 

Tak lama setelah wafat dan pemakaman beliau, lokasi makamnya lenyap dan tidak ada yang bisa menemukannya. Bertahun-tahun makam tidak bisa ditemukan. Syekh Syarafuddin Qs yang datang setelah 40 tahun wafat beliau adalah orang yang menemukan kembali makam beliau. Ia tinggal di Rashadiya, 150 mil dari Istanbul, dalam penglihatannya ia dibawa pergi ke Uskadar. Ia sampai di makam dan seseorang dengan jubbah hijau muncul dihadapannya. Ia berkata, “aku Syekh Jamaluddin. Kau harus menunjukkan lokasi makamku.” Syekh Syarafuddin bertanya, “bagaimana aku mengetahui makam anda?” Tanya beliau, “ia adalah makam Karaja Ahmad, seorang wali yang dimakamkan di sini, “menunjuk pada suatu temppat tak jauh dari situ.

 

Kemudian ia berkata, “anakku, berusahalah sebaik mungkin untuk menemukan lokasi makamku.” Keesokan hari, Syekh Syarafuddin mengirim surat kepada rakyat Istanbul, dan meminta mereka untuk menggali dengan ke dalam dan tempat tertentu. Mereka menggali dan menemukan makam tersebut, membersihkan nisannya dan menuliskan namanya.

 

Syekh Jamaluddin Qs menurunkan rahasia mata rantai emas tarekat Naqshbandi kepada Sayyidina Abu Ahmad As Sughuri Qs.diambil dari:http://farid.zainalfuadi.net/sanad-emas-ke-35/