Merasa Panas Ketika Berzikir

Al-Kisah no.17/2004

 

Assalamu’alaikum Wr Wb

 

Pada tahun 1997, setelah selesai kuliah, saya menemukan pengalaman yang sangat berbekas. Diawali dari sebuah mimpi disuatu malam. Perlu habib maklum, ananda menyenangi bacaan tasawuf karangan  Imam Al Ghazali dan Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah.

Suatu ketika Ananda berkeinginan pergi merantau ke Jakarta. Saat itu Ananda bertemu seorang ustaz dari Lubuk Basung, pasaman (Sumatra Barat). Beliau mengatakan, dari mata batinnnya Ananda lebih baik tetap tinggal dikampung. Tidak usah pergi jauh dari orang tua. Karena, menurut beliau, ananda termasuk orang yang suka membantah.

Sejak saat itu ananda sering bermimpi. Bahkan mimpi-mimpi yang ananda temui sempat berpengaruh terhadap kejiwaan Ananda. Berikut ini mimpi-mimpi yang Ananda alami secara berturut-turut.

Dalam salah satu mimpi, Ananda bertemu dengan seorang yang Ananda tidak kenal. Ia berambut hitam legam, tidak bisa dilihat untaian rambutnya. Waktu itu ananda akan masuk rumah, sementara beliau duduk. Ananda coba menegur, namun beliau diam dan hanya memandang. Pandangan matanya yang tajam mampu menembus hati Ananda. Makin dalam memandang makin terasa seperti melihat kebatin sendiri. Mata beliau berwarna hijau, sedangkan bulatan mata seperti batas laut dengan langit. Batas itulah yang makin Ananda pandang makin jauh kedalam lubuk hati. Peristiwa ini terjadi dipadang.

Lalu, Ananda bermimpi melihat orang disiksa pada hari kiamat. Bangun tidur Ananda berkeringat dan pucat. Mimpi ini terjadi di Tangerang. Dan pada saat di Tangerang pula Ananda bermimpi mengenal seseorang yang mengaku bernama Zaid Bin Haritsah. Waktu itu saya belum mengenal nama tersebut. Setelah itu timbul keinginan membaca buku agama, sehingga mengetahui nama Zaid Bin Haritsah.

Kemudian Ananda bermimpi melihat dua orang berbadan coklat hitam dan berbulu. Orang didepan mengatakan, ia orang jahat. Kemudian keduanya masuk kedalam jasad tubuh saya. Habis itu saya terbangun habis subuh. Mimpi ini terjadi dijakarta.

Lantas saya bermimpi bahu belakang saya dipegang sepasang tangan. Itu kira-pkira pukul 24.15 WIB tanggal 01 maret 204 dikampung halaman kami di Batu sangkar, Sumatra Barat. Kebetulan rumah tersebut berada diatas makam yang sudah hilang pusaranya. Orang dikampung sering melihat penunggu yang hanya bisa dilihat oleh keturunan dari pihak ibu. Almarhum adalah seorang datuk atau pemimpin kampung kami. Dari kedua tanagan tersebut, terasa seperti ada tusukan jarumyang menusuk keseluruh aliran darah.

Sekarang Ananda merasakan saat-saat tertentu berada dalam kondisi yang baik dan disaat lain dalam kondisi tidak stabil. Ananda merasa perjuangan dalam batin ini dan sadar, sehingga berusaha melawannya, namun sering gagal, karena kurangnya ilmu dan bimbingan – belum pernah belajar secara serius pada seorang guru.

Dan setelah kejadian itu, jika ananda berzikir, merasa panas dan berkeringat. Sampai sekarang pun Ananda merasakan, jika berzikir dikhusyukkan pada pikiran dengan hati hanya ke Allah SWT, terasa badan tersentak-sentak dan bergetar.

Demikianlah ungkapan hati Ananda. Semoga Habib dapat menjabarkannya, sehingga dapat memberi saran dan nasihat yang berguna bagi Ananda. Akhir kata, ananda mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dalam penyampaian ungkapan hati ini. Semua itu karena kurangnya pemahaman dan kekhilafan Ananda.

 

Atas jawaban Habib, kami ucapkan terimakasih. 

 

Wassalum’alaikum Wr Wb. 

 

RISWANDI NASAR,

Pd. Besi, Padang. Sumatra Barat

 

 

 

Wa’alaikumsalam Wr Wb 

 

Saya sarankan saja, perbanyaklah membaca selawat Nabi. Zikirnya sementara dikurangi sedikit dari jumlahnya, tapi bukan meninggalkan sama sekali. Hanya mengurangi, dan diganti memperbanyak selawat kepada Baginda Nabi SAW. Semoga dengan adanya selawat akan mendatangkan syafaat Baginda Nabi SAW dalam menjalankan kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT, kepada Rasul-Nya, dan juga kepada kedua orang tua.

 

Anda sebaiknya bertanya kepada orang yang ahli. Saya ingin mengingatkan anda, jangan sampai terpengaruh oleh bujukan dan rayuan yang datang dari nafsu sendiri. Itu satu gambaran saja. Mungkin dengan bisa menahan diri dari bisikan atau rayuan nafsu, kita akan mengurangi perbuatan-perbuatan yang kurang baik.

 

Menyikapi masalah mimpi, baiknya kita berpegang pada hadis Nabi SAW. Kalau mimpi itu ada kaitannya dengan Baginda nabi, itu satu hal yang baik sekali. Sesungguhnya beliau bersabda, “seorang yang melihat aku dalam mimpi orang, ia dalam keadaan yang sesungguhnya. Karena sesungguhnya setan tidak bisa menyerupaiku.”

 

Itu hadis tentang mimpi yang bisa kita pegang kuat. Namun adakalanya mimpi itu sebagai syarat atau perlambang, tapi sulit untuk bisa memecahkannya. Dan hal-hal yang demikian memerlukan uraian atau bahasan yang cukup panjang. Kalau harus menggunakan rubrik ini, jelas halaman yang tersedia tidak akan cukup.

 

Ringkasnya, menurut hemat saya, jangan terlalu banyak mengikuti kata mimpi. Kita kembalikan semuanya kepada Allah SWT. Kalau kemudian perlambang itu memiliki pertanda yang baik, mari kita ikuti. Tapi kalau perlambang itu kurang baik  dan kurang kita pahami, jangan kita yakini. Sekalipun yang baik jangan terlalu percaya. Sebaiknya kita hanya percaya kepada Sang Pemberi, yang memberikan perlambang itu yaitu allah SWT.

 

 

Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, (Pekalongan)

Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah