Sahabat Ukasyah.ra menjelang wafatnya Rasulullah

A’uudzu billaahi minasy syaythaanir rajiim

Bismillahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi robbil ‘alaamin

Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.

Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.

Sahabat Ukasyah.ra menjelang wafatnya Rasulullah

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

amma ba'du,

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra., bahwa setelah dekat dengan wafatnya Rasulullah, beliau memerintahkan Bilal supaya adzan, memanggil manusia untuk sholat bersama-sama. Maka berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshar ke masjid Rasulullah SAW itu. Setelah selesai sholat dua rakaat yang ringan kemudian beliau naik mimbar lalu mengucapkan puji dan sanjungan kepada Allah SWT., dan kemudian beliau membawakan khutbahnya yang sangat berkesan dan membuat hati terharu dan mengucurkan air mata. Beliau berkata antara lain :

"Sesungguhnya saya ini adalah Nabimu, pemberi nasihat dan da'i menyeru manusia ke jalan Tuhan dengan izinNya. Aku ini bagimu bagaikan saudara yang penyayang dan Bapa yang pengasih. Siapa yang merasa teraniaya olehku di antara kamu semua, hendaklah ia bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan kisas kepadaku sebelum ia melakukannya di hari kiamat nanti".

Sekali duakali beliau mengulang kalimatnya itu, dan pada ketiga kalinya barulah berdiri seorang laki-laki bernama Ukasyah Ibnu Muhsin. Ia berdiri di hadapan Nabi SAW. Sambil berkata: "Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu ya Rasul Allah. Kalau tidaklah karena Engkau telah berkali-kali menuntut supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankan- nya sesuai dengan permintaanmu.

"Dulu aku, pernah bersamamu di medan perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka akupun turun dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas akupun mencium paha engkau. Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu supaya berjalan cepat, tetapi engkau sebenarnya telah memukul lambung sampingku; saya tidak tahu apakah itu dengan engkau sengaja atau tidak Ya Rasul Allah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu engkau hendak melecut untamu sendiri?"

Rasulullah menjawab; "Maha suci Allah ya Ukasyah, bahwa Rasulullah akan bermaksud memukul engkau dengan sengaja".

Kemudian Nabi menyuruh Bilal supaya pergi kerumah Fatimah, "supaya Fatimah ra. memberikan kepadaku cambukku" kata beliau. Bilal segera keluar Masjid dengan tangannya diletakkan di atas kepalanya keheranan sambil berkata sendirian: "Inilah Rasulullah memberikan kesempatan mengambil kisas terhadap dirinya!" Diketuknya pintu rumah Fatimah ra. yang menyahut dari dalam: "Siapakah di luar?"

"Saya datang kepadamu untuk mengambil cambuk Rasulullah," jawab Bilal. "Apakah yang akan dilakukan Ayahku dengan cambuk ini?" tanya Fatimah kepada Bilal.

"Ya Fatimah! Ayahmu memberikan kesempatan kepada orang untuk mengambil kisas terhadap dirinya," Bilal menegaskan. "Siapakah pula gerangan itu yang sampai hati untuk mengkisas Rasulullah?" tukas Fatimah keheranan.

Bilalpun mengambil cambuk dan membawanya masuk masjid, lalu diberikannya kepada Rasulullah, dan Rasulullahpun menyerahkannya kepada tangan Ukasuah.

Tatkala hal itu dilihat oleh Abu Bakar dan Umar ra., keduanya berkata kepada Ukasyah: "Hai Ukasyah! kami sekarang berada di hadapanmu, pukul kisaslah kami berdua, dan jangan sekali-kali engkau pukul Rasulullah SAW!". Rasulullah menyela dengan katanya: "Duduklah kalian keduanya, Allah telah mengetahui kedudukan kamu berdua".

Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Thalib sambil berkata: "Hai Ukasyah! Saya ini sekarang masih hidup di hadapan Nabi SAW. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan kisas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka kisaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku dengan tangan engkau sendiri!" Nabi pun menukas pula, "Allah SWT. telah tahu kedudukan dan niatmu, wahai Ali!"

Kemudian tampil pula kedua kakak-beradik, Hasan dan Husein.

"Hai Ukasyah! Bukankah Engkau telah mengetahui, bahwa kami adalah cucu kandung Rasulullah, dan kisaslah terhadap diri kami dan itu berarti sama juga dengan mengkisas Rasulullah sendiri!". Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya itu dengan kata beliau: "Duduklah kalian keduanya, wahai penyejuk mataku!"

Dan akhirnya Nabi SAW berkata:

"Hai Ukasyah! Pukulah aku jika engkau berhasrat mengambil kisas!"

"Ya Rasul Allah! Sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak lekat kain di badanku," kata Ukasyah.

Lantas tanpa berbicara Rasulullah segera membuka bajunya, maka berteriaklah kaum muslimin yang hadir sambil menangis.

Maka tatkala Ukasyah melihat putih tubuhnya Rasulullah, ia segera mendekap tubuh Nabi Muhammad SAW dan mencium punggung beliau sepuas-puasnya sambil berkata:

"Tebusanmu Rohku ya Rasul Allah, siapakah yang tega sampai hatinya untuk mengambil kesempatan mengkisas engkau ya Rasul Allah? saya sengaja berbuat demikian hanyalah karena berharap agar supaya tubuhku dapat menyentuh tubuh engkau yang mulia, dan agar supaya Allah SWT., dengan kehormatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan api neraka".

Akhirnya berkatalah Rasulullah SAW :

"Ketahuilah wahai para sahabat! Barangsiapa yang ingin melihat penduduk surga, maka melihatlah kepada pribadi lelaki ini!".

Lantas bangkit berdirilah kaum muslimin beramai-ramai, mencium Ukasyah diantara kedua matanya dan mereka berkata: "Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah SAW di surga kelak".

"Ya Allah! Demi kemulian dan kebesaran Engkau mudahkanlah juga bagi kami mendapatkan syafaatnya Rasulullah SAW di negeri akhirat yang abadi!" Amiin.

 

Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum,

Wassalamu a’laikum warrahmahtullahi wabarakatuh

Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!