Tawasul Dan Doakan Jenazah

Al-Kisah no.19/2004

Assalamu’alaikum Wr Wb

 

Saya ingin menanyakan beberapa hal tentang jenazah. Apakah hukumnya mengirimkan doa kepada orang yang sudah meninggal? Sunah atau mubah. 

Lantas bagaiman jika mengirimkan doa dengan membaca Yasin atau tahlil dari rumah. Adakah wirid atau amalan tertentu untuk itu. Selama ini saya mendengar, ada yang membolehkan dan ada yang tidak. Sekian pertanyaan dari saya, atas jawaban dari Habib, saya ucapkan terimakasih.

 

Wassalum’alaikum Wr Wb. 

AKBAR ALI PRASETYA.

Jl. Kalpataru, Purwosari.

Purwokerto, Jawa Tengah. 

 

 

Wa’alaikumsalam Wr Wb 

Mendoakan orang yang sudah mati sah-sah saja. Kalau melihat perintah-Nya, Allah SWT berfirman, ud’uni astajib lakum (berdoalah kamu kepada Ku, niscaya Aku kabulkan permintaanmu). Melihat ayat ini, jelas bahwa berdoa itu adalah perintah. 

Orang yang tidak pernah berdoa adalah takabur, sehingga berdoa itu adalah wajib hukumnya. Sebab doa itu dapat berfungsi untuk menunjukkan dan membedakan mana yang disebut hamba dan mana yang disebut Yang Dipertuan. Letak kedudukan hamba jelas karena banyak memiliki ketidakmampuan. Yang mempunyai kemampuan untuk memberi hamba itulah tuannya. 

Mungkinkah seorang hamba akan mampu memiliki jika tidak diberikan oleh Tuhannya. Dan apakah kemampuannya itu itu akan datang jika tidak diminta? Ada satu problem yang kadang si hamba tidak bisa memecahkan. Tapi karena berdoa dan dia meminta petunjuk, ia langsung dibukakan jalan keluarnya. 

Selain itu, pemberian Allah itu tidak terbatas. Contoh, kalau tangan sudah mengambil makanan , ia akan memasukan ke mulut. Oleh mulut, makanan itu dikunyah, lalu masuk keperut. Apa yang bisa kita kerjakan setelah menelan. Pernahkah kita berpikir, mampu melakukan sesuatu terhadap makan yang ada diperut. Kalau Allah SWT menghendaki, makanan itu harus keluar lagi dan utuh sebagaimana ketika Anda makan apakah Allah tidak mampu? Allah mampu melakukan itu. 

Ini menunjukkan bahwa kemampuan manusia itu terbatas. Setelah makanan ditelan Allah yang mengatur semua, dengan organ yang ada dalam perut. Tapi kalau Allah menghendaki agar makanan itu keluar sewaktu berak dalam waktu seperti waktu dimakan, adalah kehendak dan kemampuan Allah juga. 

Kembali ke persoalan doa, ayat al Quran yang kita baca buat seseorang yang sudah mati semuanya sampai. Tidak ada satu pun ayat al Quran yang tidak sampai pahalanya kepada yang dituju. Jika tidak sampai tak lain karena doa kita tidak dikhususkan. Hal ini sama dengan makan sendirian. Bila ada teman banyak, tapi tak ditawari ikut makan, mana mungkin teman-teman kita akan mendekati kita? 

Coba kita menawarkan, tentu dia akan ikut makan. Hal ini sama dengan berdoa. Kita baca dihadapan mayat, baca al Quran, tapi tidak berniat agar pahala Al Quran ini ditujukan pada si-mayat, tidak akan sampai. 

Bahkan tidak ada kekuatan nas yang mengatakan bahwa doa kita tidak akan sampai. Rasulullah pernah berhenti saat ziarah kubur. Beliau berhenti disalah satu kubur itu, lalu menebas batang kurma dan menancapkan diatas pusara. 

Lalu sahabat bertanya apa maksudnya. Rasulullah menjawab, “Saya mendengar jenazah ini menangis dalam kubur, karena dosanya. Untuk meringankan dosanya, saya tebas pohon itu, lalu saya tancapkan dikuburnya. Selagi pohon ini masih hijau, pohon ini masih membaca tasbih pada Allah. Dan hasil tasbih pohon itu agar allah menurunkan rahmat dan maghfirahNya pada si mayat.” 

Apalagi al Quran. Jika pohon saja begitu hebatnya, tentu Al Quran akan lebih hebat lagi. Semoga anda puas. 

 

 

Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, (Pekalongan)

Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah