Ibrahim ad-Dasuqi

Syeikh Ibrahim Dasuqi

Syaikh Ibrahim bin Syekh Abdul-Aziz yang dikenal dengan Abul-Majdi bin Quraisy Ad-Dusuqi ra. Beliau lahir di kota Dusuq-Mesir pada malam terahir bulan Sya’ban 653 H yang bertepatan dengan tahun 1255M.

Beliau dilahirkan pada malam Syak, yaitu hari yang di ragukan dan menjadi teka-teki apakah sudah memasuki puasa Ramadlan atau belum. Ketika para ulama ragu akan munculnya bulan tsabit yang menunjukkan masuknya bulan Ramadan, Syekh Ibnu Harun As-shufi ketika itu berkata: "Lihatlah anak yang baru lahir ini apakah dia meminum air susu ibunya"? Maka ibunya menjawab, “Dari sejak azan subuh, ia berhenti meminum air susu ibunya". Dengan demikian Syekh Ibnu Harun mengumumkan bahwa hari itu adalah hari pertama bulan ramadhan dan tanda-tanda kewalian Syekh Ibrahim Ad-Dusuqi RA sudah nampak dari sejak kelahiran beliau.

Sayidi Ibrahim al-Qurasyi ad-Dusuqi adalah “Wali Quthub” yang keempat dan yang terahir setelah Syekh Ahmad Arrifa’i RA, Syekh Abdul-Qadir al-Jaelani RA dan Syekh Ahmad al-Badawi RA sebagaimana diyakini ulama tashawuf seperti Syekh Mahmud al-Garbawi dalam kitabnya al-Ayatuzzahirah fi Manaqib al-Awliya’ wal-Aqthab al-Arba’ah, dan Assayyid Abul-Huda M.bin Hasan al-Khalidi Asshayyadi dalam kitabnya Farhatul-Ahbab fi Akhbar al-Arba’ah al-Ahbab dan kitab Qiladatul-Jawahir fi Zikril Gautsirrifa’I wa Atba’ihil-Akabir. Sebagaimana Nabi Muhammad saw, yang diutus paling akhir dan menjadi imam dari para nabi dan rasul sebelumnya, begitu juga sayidi Ibrahim ad-Dasuqi adalah imam dari wali qutub empat di atas.

Sayidi Ibrahim al-Qurasyi ad-Dusuqi adalah pendiri Thariqah yang dikenal dengan nama Burhamiyyah atau Dusuqiyyah. Pewaris beliau sebagai syekh Thariqah Dusuqiyah Muhammadiyah pada zaman ini adalah Mawlana syekh Mukhtar Ali Muhammad Ad-Dusuqi ra. "Semoga beliau senantiasa di beri kesehatan dan di panjangkan umurnya, amin".

Dalam kitab Thabaqat al-Kubra, anda akan menemukan Syekh Abdul-Wahhab Assya’rani ra, berbicara tentang riwayat Sayidi Abul-Hasan Assyazili ra, dalam 12 halaman, Sayidi Ahmad Arrifa’i dalam 7 halaman, Sayidi Abdul-Qadir Al-Jailani ra, dalam 9 halaman dan Sayidi Ahmad al-Badawi ra, dalam 7 halaman saja, sedangkan Sayidi Ibrahim Ad-Dusuqi ra, hingga 25 halaman…!

Syekh Abdul Wahhab As-Sya’rani ra, berkata: "Tuanku, Sayidi Ibrahim Ad-Dusuqi ra, memiliki keramat yang banyak, hal-hal yang luar biasa, menguasai rahasia-rahasia malakut, sejak lahir sudah puasa, menguasai bahasa Ajami, Siryani, Ibrani, zinji, seluruh bahasa burung, binatang dan makhluk-makhluk buas lainnya.

Beberapa kitabnya orang-orang salih yang berbicara tentang karamah dan riwayat hidupnya beliau, di antaranya adalah:

1) Farhatul Ahbab Fi Akhbar al-Arba’ah al-Ahbab, oleh al-Khalidi Asshayyadi.

2) Syaikhul Islam Addasuqi Quthbussyari’ah wal-Haqiqah, oleh Rajab Atthayyib al-Ja’fari.

3) Alamul Aqthab al-Haqiqi Sayyidi Ibrahim Ad-Dusuqi, oleh Abdurrazzaq al-King.

4) Lisanutta’rif bihalil-Wali As-Syarif Sayidi Ibrahim Ad-Dusuqi ra, oleh Syekh Ahmad bin Jalaluddin al-Karki ra.

5) Al-Ayatuzzahirah fi Manaqib al-Awliya’ wal-Aqthab al-Arba’ah, oleh Syekh Mahmud al-Garbawi.

6) Abul-Ainain Ad-Dusuqi, oleh Abdul-Al Kuhail.

7) Qiladatul Jawahir fi Zikril Gautsi wa Atba’ihil Akabir, oleh Syekh Abul Huda al-Khalidi As-Shayyadi.

8) Jami’ karamat al-Awliya’, oleh Syekh Yusuf An-nabhani.

9) Al-Arif Billahi Sayyidi Ibrahim Ad-Dusuqi, oleh Sa’ad al-Qadhi.

10) Biharul-Wilayah al-Muhammadiyyah Fi Manaqib A’lam Asshufiyyah, oleh Dr. Jaudah M. Abul Yazid.

11) Nailul Khairat al-Malmusah Biziyarati Ahlilbaiti Wasshalihin bi Mishr al-Mahrusah, oleh DR Sa’id abul As’ad.

12) Atthabaqat al-Kubra, oleh Syekh Abdul-Wahhab As-Sya’rani.

13) dan lain-lain

Syekh Ibrahim Addasuqi RA bermazhab Syafi’I dan terkenal dengan beberapa julukan seperti Abul Ainain, abul Aunain dan Burhanul Millati Waddin. Beliau wafat pada tahun 606H/1296M yang ketika itu beliau berumur 63 tahun dan dimakamkan di kota Dusuq-Mesir.

Beliau pernah berkata:

ولا تنتهي الدنيا ولا أيامها # حتى تعم المشرقين طريقتي

Yang artinya : “Dunia ini tidak akan berahir, sebelum tarekat-ku tersebar di seluruh penjuru dunia”

Nama lengkap :

Arif Billah Ibrahim ad-Dasuqi bin Abi al-Majd bin Quraisy bin Muhammad bin Abi an-Naja bin Zainal Abidin bin Abdul Khaliq bin Muhammad Abi at-Thaib bin Abdul Katim bin Abdul Khaliq bin Abi Qasim bin Ja`far Zaki bin Ali bin Muhammad al-Jawwad bin Ali ar-Ridha bin Musa Kazhim bin JA`far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah binti Rasulullah s.a.w.

Di antara tokoh-tokoh terkenal dari daerah ini adalah Syekh Ibrahim Dasuki bin Abd Aziz Abu al-Majd yang nasabnya berujung ke Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib. Ibu Syekh Ibrahim Dasuki ini adalah Fatimah binti Abdullah bin Abd Jabar, saudari sekandung tokoh sufi terkenal Sheikh Abu Hasan Syadzili. Syekh Ibrahim Dasuki ini juga masih punya silsilah satu nasab dengan Wali Qutb kota Thanta Sheikh Ahmad Badawi pada kakek kesepuluh Ja’far al-Turki bin Ali al-Hadi.

Dari kecil beliau dikenal sangat rajin beribadah, memiliki kerajian yang tinggi mengalahi teman-temannya, timbuh dan membesar di kalangan masyarkat yang soleh, memiliki sifat – sifat terpuji yang beliau warisi dari kakeknya baginda Rasulullah s.a.w.

Beliau sangat sopan santun, pengasih, pemurah, suka menolong orang, rajin beribadah, taat terhadap orang tua, menghormati ulama dan orang-orang solih, wara`, pendiam, pintar dan pandai.

Dari kecilnya telah mengikuti pengajian-pengajian agama, belajar membaca dan menulis, belajar berbagian disiflin ilmu agama dari ulama-ulam yang berada di kampung halamannya, menekuni fiqih Syafi`i dan mendalaminya, dan seterusnya belau mempelajari ilmu tasawuf dan memperdalaminya dengan semangat yang kuat sehingga beliau memang benar-benar berenang di lautan makrifah, menjadi tonggak besar tasawuf di Mesir dan seluruh penjuru dunia.

Latihan jiwa untuk menuju Allah tidak semudah mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya, sebab perjalanan menuju Allah memiliki berbagai macam tantangan dan rintangan dari jiwa, masyarakat dan syaitan, cobaan tersebut datang menghalangi Sheikh Ibrahim menuju Allah, tetapi Syeikh Ibrahim berhasil menepis segala halangan dan rintangan yang mengganggunya untuk mengenal Allah dan berjalan munujunya, zikir, istighfar, salawat merupakan bagian penting menuju perjalanan yang penuh dengan rintangan.

Dengan mujahadahnya Allah memilih beliau menjadi walinya, bahkan beliau mendapat gelaran wali Qutub dari seluruh para wali, dan beliau juga diantara Qutub empat yang masyhur, Qutubul Arba`ah adalah : Sheikh Abdul Qodir Jilani, Sheikh Ahamd Ar Rifa`i, Sheikh Ahmad Badawi dan Sheikh Ibrahim Ad Dasuqi, sebagaimana diyakini ulama tasawuf seperti Syekh Mahmud al-Garbawi dalam kitabnya al-Ayatuzzahirah fi Manaqib al-Awliya’ wal-Aqthab al-Arba’ah.

Diantara Karomah Imam Dasuqi adalah :

Berkata Imam al-Munawi : Seekor buaya telah menelan seorang anak di sungai nil, maka ibu sang anak mendatangi Syeikh Imam Ibrahim Dasuqi dengan menangis tersedu-sedu, maka Syeikh meyuruh muridnya untuk memanggil buaya yang memakan anak ibu tersebut, maka datang muridnya dan berseru di tepi sungai Nil : ” Wahai sekalian buaya , siapa diantara kalian yang memakan seorang anak maka hendaklah dia timbul dan menghadap Syeikh “. maka timbullah buaya dan berjalan beserta murid sehingga sampai kehadapan Syeikh Ibrahim ad-Dusuqi, maka Syeikh menyuruh buayaitu untuk mengeluarkan anak itu, maka buaya itu mengeluarkan anak itu dalam keadaan hidup, kemudian SYeikh Ibrahim berkata : Matilah kamu dengan keizinan Allah “, maka dengan segara buaya pun mati.

Salah satu karamahnya yang terkenal adalah ketika beliau meramalkan kemenangan Sultan Asyraf Khalin ibn Qalawun dalam peperangan melawan tentara salib – dan ramalan itu terbukti tepat.

Sheikh Ibrahim al-Qurasyi ad-Dusuqi adalah Wali Quthub yang keempat dan yang terahir setelah Sheikh Ahmad Arrifa’i RA, Sheikh Abdul-Qadir al-Jilani RA dan Sheikh Ahmad al-Badawi RA 

Syekh Dasuki ini di samping menguasai bahasa arab juga menguasai bahasa asing lain seperti bahasa Suryaniyah dan Ibriyah, karena beliau telah menulis sejumlah buku dan risalah dalam bahasa Suryaniyah. Syekh Dasuki meninggalkan banyak kitab dalam bidang fiqih, tauhid, dan tafsir. yang paling terkenal adalah kitab yang masyhur di sebut “Al-Jawahir” atau “Al-Haqaiq”, beliau juga punya Qasidah-qasidah dan Mauidzoh-mauidzoh.

Syekh Ibrahim Addasuqi RA bermazhab Syafi’ dan terkenal dengan beberapa julukan seperti Abul Ainain, abul Aunain dan Burhanul Millati Waddin.

Kehidupan beliau penuh dengan ibadah dan perjuangan melawan hawa nafsu dan syahwat, membantu umat dan berbuat kebaikkan, beliau hidup hanya empat puluh tiga tahun saja, tetapi mampu mengisi kehidupannya dengan hal-hal yang bermanfa`at untuk dirinya dan umat islam sekaliannya,

Syaikh al-Arif Billah Sayyid Ibrahim ad-Dasuqi al-Quraisy r.a., berkata:

"Syariat adalah POKOK, sedangkan Hakikat adalah CABANG. Syariat mengandung segala ilmu yang disyariatkan, sedangkan Hakikat mengandung segala ilmu yang tersembunyi, dan seluruh maqam (kedudukan di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala) bertingkat-tingkat di dlm keduanya".

"Syariat itu Pohon dan Hakikat itu Buahnya."

"Ahli Syariat akan batal shalatnya dengan bacaan yang buruk, sedangkan..ahli Hakikat akan batal shalatnya dengan akhlak yg buruk.~ Jadi apabila di dalam bathinnya terdapat kedengkian atau iri hati, buruk sangka kepada seseorang, mencintai dunia, maka shalatnya batal. "

Syeikh Ibrahim Dasuqi wafat  pada tahun 676 hijriyah, kuburan beliau terus di ziarahi hingga sampai sekarang ini.

Shalawat Syaikh Ibrahim al-Dasuqi

صَلَوَاتْ لِلشَّيخْ إِبْرَاهِيمْ الدَّسُوْقِيْ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى الذَّاتِ الْمُحَمَّدِيَّةِ، اَللَّطِيْفَةِ اْلاَحَدِيَّةِ، شَمْسِ سَمَاءِ اْلأَسْرَارِ، وَمَظْهَرِ اْلأَنْوَارِ، وَمَرْكَزِ مَدَارِ الْجَلاَلِ، وَقُطْبِ فَلَكِ الْجَمَالِ، اَللَّهُمَّ بِسِرِّهِ لَدَيْكَ، وَبِسَيْرِهِ اِلَيْكَ، آمِنْ خَوْفِيْ، وَأَقِلْ عَثْرَتِيْ، وَاَذْهِبْ حَزَنِيْ وَحِرْصِيْ، وَكُنْ لِيْ وَخُذْنِيْ اِلَيْكَ مِنِّيْ، وَارْزُقْنِيْ الْفَنَاءَ عَنِّيْ، وَلاَ تَجْعَلْنِيْ مَفْتُوْناً بِنَفْسِيْ مَحْجُوْباً بِحِسِّيْ وَاكْشِفْ لِيْ عَنْ كُلِّ سِرٍّ مَكْتُوْم ياَحَيُّ ياَقَيـُّوْمُ.

Rujukkan :

1 – Jami` Karomati al-Auliya` : 1 / 398 , karangan Syeikh Yusuf an-Nabhani, cetakkan Darul Makrifah Bairut 1424 – 2003 .

2 – al-Khitatu Taufiqiyyah al-Jadidah : jilid 11, halaman 16, karangan Ali Basha cetakkan Hai`ah Masriyyah Ammah.

3 – Thobaqatu Syazuliyyah : halaman 87, karangan Abi Ali Hasan bin Muhammad bin Qasim al-Kuhun al-Fasi al-Maghribi.