Kisah Iblis Sebagaimana Diceritakan oleh Rasulullah SAW

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi Rabbil’Alamiin

Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihi wa  Shahbihi ajma'iin

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shala­wat dan salam semoga Allah limpahkan kepada junjungan kita Nabi yang Ummi, Muhammad s.a.w., bersama keluarganya yang bersih dan para sahabatnya yang mulia.

Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkata: Kami sedang di tengah-tengah jamaah bersama Rasulullah s.a.w di rumah salah seorang sahabat Anshar ketika ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengijinkan aku masuk, sedangkan kalian butuh kepadaku?"

Rasulullah s.aw. bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu siapa yang memanggil dari luar itu?"

Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu."

Lalu Rasulullah s.a.w menjelaskan, "la adalah iblis yang terkutuk. Semoga Allah senantiasa me­laknatnya."

Kemudian Umar.ra meminta ijin kepada Rasulullah dengan berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau mengijinkan aku untuk membunuhnya?"

Beliau menjawab, "Bersabarlah wahai Umar. Apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk makhluk yang ditunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)? Sekarang silakan kalian membukakan pintu untuknya, karena ia diperintah untuk datang ke sini. Pahamilah apa yang ia ucapkan dan dengarkan apa yang akan ia ceritakan kepada kalian."

Ibnu Abbas.ra berkata: Kemudian pintu dibuka, lalu iblis masuk di tengah-tengah karni. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah matanya. la berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke atas, tidak menyamping. Kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar. Gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi. Kedua bibirnya seperti bibir kerbau. la datang dengan mengucapkan salam, "Assalamu'alaika ya Muhammad, Assalamu'alai­kum ya jamaa'atal-musiimin."

Nabi menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai makhluk terkutuk). Aku mendengar engkau punya keper­luan dengan kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis?"

"Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan karena kemauanku, tetapi karena terpaksa," kata iblis.

"Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini, wahai makhluk terkutuk?" tanya Rasulullah.

Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung. Utusan itu berkata kepadaku, `Sesungguhnya Allah s.w.t. memerintahmu untuk datang kepada Muhammad s.a.w. sedangkan engkau adalah makhluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberitahu kepadanya, bagai­mana engkau menggoda dan merekayasa anak-­cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Kemudian engkau harus men­jawab semua yang ditanyakan Muhammad dengan jujur. Demi Kebesaran dan Keagungan Allah, jika engkau menjawabnya dengan bohong, meskipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah jadikan debu yang akan dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang.’ Wahai Muhammad, maka sekarang aku datang kepada­mu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku.

Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Jika aku tidak menjawabnya dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang akan aku terima. Padahal tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpaku."

Rasulullah s.a.w mulai mengajukan pertanyaan ke­pada iblis, "Jika engkau dapat menjawab dengan jujur, coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?"

Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.

"Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?" tanya Rasulullah.

"Seorang pemuda yang bertakwa dan men­curahkan dirinya hanya kepada Allah SWT," jawab iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah.

"Orang alim yang wara' lagi sabar," jawab iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah.

"Orang yang selalu menjaga kesucian dari tiga kotoran (hadas besar, hadas kecil, dan najis-­peny.)," kata iblis.

"Siapa lagi?" tanya Rasulullah.

"Orang fakir yang selalu bersabar dan tidak pernah menceritakan kefakirannya kepada siapa pun serta tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya," jawab iblis.

"Dari mana engkau tahu bahwa dia ber­sabar?" tanya Rasulullah.

"Wahai Muhammad, jika dia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah tidak akan mencatat dia dalam golongan orang-­orang yang sabar," jelas iblis.

"Lalu siapa lagi, wahai iblis?" tanya Rasulullah.

"Orang kaya yang bersyukur," jawab iblis.

"Bagaimana kau tahu bahwa dia bersyukur?" tanya Rasulullah.

"Jika aku melihat dia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan kemudian menyalur­kannya pada tempatnya," kata iblis.

"Bagaimana kondisimu jika umatku men­dirikan shalat?" tanya Rasulullah.

"Wahai Muhammad, aku langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab iblis.

"Mengapa, wahai makhluk terkutuk?" tanya Rasulullah.

"Sesungguhnya apabila hamba Allah bersujud kepada-Nya sekali sujud, maka Allah akan me­ngangkatnya satu derajat. Apabila mereka berpuasa, maka aku terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka aku jadi gila. Apabila mereka membaca al-Quran, maka aku akan meleleh seperti timah yang dipanasi dengan api. Apabila mereka bersedekah maka se­akan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotongku menjadi dua," jelas iblis.

"Mengapa demikian, wahai Abu Murrah (julukan iblis-pent'.)?" tanya Rasulullah.

"Karena dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan. Dengan sedekah itu Allah akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan dia disenangi oleh makhluk-Nya. Dan dengan sedekah Allah akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit," kata iblis menjelaskan.

"Bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?" tanya Rasulullah.

"Di masa jahiliyah saja dia tidak pernah taat kepadaku, apalagi setelah masuk Islam," kata iblis.

"Bagaimana dengan Umar bin Khatab?" tanya Rasulullah.

"Demi Allah, setiap kali aku bertemu dengan­nya, aku pasti lari darinya," jawab iblis.

"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah.

"Aku merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya," jawab iblis.

"Bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya Rasulullah.

"Seandainya aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, dia mening­galkanku dan aku pun meninggalkannya. Akan tetapi dia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali," kata iblis.

"Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan umatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditetapkan," kata Rasulullah.

"Tidak dan tidak mungkin umatmu dapat bahagia sedangkan aku masih hidup dan tidak akan mati sampai pada waktu yang telah ditetap­kan. Bagaimana engkau dapat bahagia terhadap umatmu, sedangkan aku dapat masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah dan dagingnya tanpa mereka dapat melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematian­ku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh aku akan menyesatkan mereka semuanya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang dapat membaca al-Quran, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis," kata iblis.

"Menurutmu siapa hamba-hamba Allah yang mukhlis itu?" tanya Rasulullah.

Iblis menjawab dengan panjang lebar. Katanya, "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka harta belum dapat dikatakan mukhlis karena Allah SWT. Apabila aku melihat seseorang sudah tidak menyukai harta dan tidak suka dipuji, maka aku tahu dia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu aku tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba jika masih suka harta dan pujian, dan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka dia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah aku jelaskan kepadamu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu, aku mempunyai tujuh puluh ribu anak, dan setiap anak dari jumlah ter­sebut mempunyai tujuh puluh ribu setan. Di antara mereka ada yang aku tugaskan untuk menggoda para ulama, ada yang aku tugaskan untuk meng­goda para pemuda, ada yang aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak­-anak muda bagi kami tidak ada masalah, sementara anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendakku. Di antara mereka ada juga yang aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang zuhud. Mereka keluar masuk dari satu keadaan ke keadaan lain, dari satu pintu ke pintu lain, sampai mereka berhasil dengan menggunakan segala cara. Aku ambil nilai keikhlasan dari hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sedangkan mereka tidak merasakan hal itu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish adalah seorang rahib yang telah berbuat ikhlas karena Allah selama tujuhpuluh tahun sehingga dengan doanya dia dapat menyembuhkan orang­orang sakit. Namun aku tidak berhenti menggoda­nya sehingga dia sempat berbuat zina dengan seorang wanita, membunuh orang dan mati dalam keadaan kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah dalam al-Quran dengan firman-Nya:

 

"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia: ‘Kafirlah kamu,' maka tatkala manusia itu telah kajir ia berkata, `Sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam. "

(Qs al-Hasyr: 16).

 

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dariku. Aku adalah orang yang pertama kali berbohong. Orang yang ber­bohong adalah temanku. Barangsiapa bersumpah dengan Nama Allah dengan berbohong maka dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa aku pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa atas nama Allah, `Bahwa aku akan memberi nasihat kepada kalian berdua.' Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka dia hampir tidak akan dapat selamat, meski­pun hanya sekali. Seandainya itu benar, dan karena­nya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian pasangan tersebut menghasilkan ke­turunan sampai hari Kiamat nanti sedangkan semuanya hasil dari anak-anak zina. Maka semua­nya masuk neraka hanya karena satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya di antara umatmu ada orang yang suka menunda-nunda shalat dari waktu ke waktu. Ketika dia hendak menjalankan shalat maka aku selalu berada padanya dan mengganggunya. Aku katakan kepadanya, 'Masih ada waktu. Teruslah sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang sedang engkau lakukan.' Maka dia pun menunda shalatnya, kemudian shalat di luar waktu. Akibatnya, dengan shalat yang dikerja­kan di luar waktu tersebut dia akan dipukul kepala­nya. Jika aku merasa kalah, aku akan mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Jika dengan cara itu aku tetap kalah, aku tinggalkan sampai dia mengerjakan shalat. Dalam shalatnya aku ber­kata kepalanya, `Lihatlah ke kanan dan ke kiri.' Akhirnya dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Maka pada saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku. Kemudian aku menghadap di depan matanya sambil berkata, 'Engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik selamanya’.

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan di­pukul oleh Allah dengan shalat tersebut. Jika dalam shalat dia dapat mengalahkan aku, sedangkan dia shalat sendirian, maka aku perintah dia untuk ter­gesa-gesa. Maka dia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Jika dia dapat me­ngalahkan aku, dan shalat berjamaah, maka aku kalungkan rantai di lehernya. Ketika dia sedang ruku' aku tarik kepalanya ke atas sebelum imam bangun dari ruku' dan aku turunkan sebelum imam turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa shalat yang dilakukan dengan cara seperti itu, adalah batal. Dan bagi orang yang melakukannya, nanti di hari Kiamat Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai. Jika dengan cara tersebut aku masih kalah, maka aku perintahkan orang itu untuk meremas-remas jari-jemarinya sampai bersuara, sedangkan dia sedang shalat, sehingga dia termasuk orang yang bertasbih kepadaku padahal dia sedang shalat. Jika cara tersebut masih juga tidak mempan, maka aku tiup hidungnya sehingga dia menguap, sedangkan dia sedang shalat. Jika dia tidak me­nutupi mulutnya dengan tangan maka setan akan masuk ke dalam perutnya, sehingga dia makin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Dia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.

Wahai Muhammad, bagaimana mungkin umatmu dapat bahagia, sedangkan aku menyuruh orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya, 'Shalat bukanlah kewaji­ban kalan. Shalat adalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.' Aku berkata kepada orang yang sakit, 'Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat adalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan, sebagai­ mana firman Allah, ` dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit....' (Qs. An-Nur: 61) Jika engkau sudah sembuh, barulah engkau shalat.' Akhirnya dia mati dalam keadaan kafir. Jika dia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, dia akan bertemu Allah dalam keadaan Allah murka kepadanya. (padahal syariat mengajarkan kepada kita untuk tidak meniggalkan shalat fardhu, dapat dikerjakan dengan duduk, berbaring bahkan hanya dgn isyarat)

Wahai Muhammad, jika aku menyimpang dan berbohong kepadamu, hendaknya engkau me­mohon kepada Allah agar aku dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap umatmu, sedangkan aku dapat memurtadkan seperenam dari umatmu untuk keluar dari Islam?"

Kemudian Rasulullah melanjutkan pertanya­annya, "Wahai makhluk terkutuk, siapa teman dudukmu?"

"Orang-orang yang suka makan riba," jawab iblis.

" Lalu siapa teman dekatmu?" tanya Rasulullah.

"Orang yang berzina," jawab iblis.

"Siapa teman tidurmu?" tanya Rasulullah. "Orang yang mabuk," jawab iblis.

"Siapa tamumu?" tanya Rasulullah. "Pencuri," jawab iblis.

"Siapa utusanmu?" tanya Rasulullah. "Tukang sihir," jawab iblis.

"Apa yang menyenangkan pandangan mata­mu?" tanya Rasulullah.

"Orang yang bersumpah dengan talak (cerai)," jawab iblis.

"Siapa kekasihmu?" tanya Rasulullah. "Orang yang meninggalkan shalat Jum'at," jawab iblis.

"Wahai makhluk terkutuk, apa yang menyebab­kan punggungmu patah?" tanya Rasulullah.

"Suara ringkikan kuda untuk berperang mem­bela agama Allah," jawab iblis.

"Apa yang menjadikan tubuhmu meleleh?" tanya Rasulullah.

"Tobatnya orang-orang yang bertobat," jawab iblis.

"Apa yang membuat hatimu panas?" tanya Rasulullah.

"Banyak istighfar kepada Allah, baik di waktu malam atau siang," jawab iblis.

"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?" tanya Rasulullah.

"Sedekah secara diam-diam," jawab iblis.

"Apa yang membuat matamu buta?" tanya Rasulullah.

"Shalat di waktu sahur," jawab iblis.

"Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?" tanya Rasulullah.

"Memperbanyak shalat berjamaah," jawab iblis.

"Siapa orang yang paling dapat membahagia­kanmu?" tanya Rasulullah.

"Orang yang sengaja meninggalkan shalat," jawab iblis.

"Menurutmu siapa orang yang paling celaka?" tanya Rasulullah.

"Orang-orang yang kikir," jawab iblis.

"Apa yang menyita pekerjaanmu?" tanya Rasulullah.

"Majelis orang-orang alim," jawab iblis.

"Bagaimana cara engkau makan?" tanya Rasulullah.

"Dengan jari-jemari tangan kiri," jawab iblis,

"Di mana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu di waktu panas?" tanya Rasulullah.

"Di bawah kuku manusia," jawab iblis.

"Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?" tanya Rasulullah.

"Sepuluh macam," jawab iblis.

"Apa saja kebutuhan itu, wahai makhluk ter­kutuk?" tanya Rasulullah.

Iblis menjawab, "Aku minta kepada-Nya agar aku dapat berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Tuhan mengijinkan aku berserikat dalam kelompok mereka. Inilah maksud firman Allah:

 

Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleb setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.' (Qs. al-Isra': 64)

 

Aku ikut makan harta yang tidak dikeluarkan zakatnya. Aku ikut makan makanan yang bercam­pur riba dan haram serta semua harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dan setan terkutuk. Setan ikut bersetubuh pada orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya. Akibatnya mereka melahirkan anak yang mau mendengar dan taat kepadaku. Aku menjadi teman orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari peng­hasilan yang tidak halal. Inilah maksud firman Allah:

 

Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki.' (Qs. al-Isra': 64).

 

 

Aku memohon kepada-Nya agar aku punya rumah, maka kakus adalah rumahku. Aku me­mohon agar aku punya masjid, maka pasar adalah masjidku. Aku memohon agar aku punya al-Qur'an, maka syair adalah al-Qur'anku. Aku memohon agar aku punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Aku memohon kepada-Nya agar aku punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Aku memohon agar aku punya teman-teman yang mau me­nolongku, maka kelompok al-Qadariyyah adalah teman-teman yang membantuku. Dan aku me­mohon agar aku punya teman dekat, maka orang­orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku.

Iblis kemudian membaca firman Allah:

 

'Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalab saudara-saudara setan dan setan itu adalab sangat ingkar kepada Tubannya.' (Qs. al-Isra': 27)."

 

Rasulullah SAW berkata kepadanya, "Seandai­nya setiap yang engkau ucapkan itu tidak didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah, tentu aku tidak akan membenarkanmu."

Kemudian iblis berkata lagi, "Wahai Muhammad, aku memohon kepada Allah agar aku dapat me­lihat anak-cucu Adam, sedangkan mereka tidak dapat melihatku. Lalu Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Aku dapat berjalan ke manapun sesuai kemauanku dan dengan cara apapun. Jika aku mau dalam sesaat pun dapat. Lalu Allah berfirman kepadaku, engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta. ' Akhirnya aku merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat.

Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat.

Aku mempunyai anak yang bernama Atamah. la akan kencing di telinga seorang hamba ketika dia tidur dalam keadaan meninggalkan shalat Atamah (lsya'). Seandainya tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur sebelum mengerjakan shalat. Aku juga punya anak yang bernama Muta­qadhi. Jika ada seorang hamba beribadah dengan diam-diam dan ingin menutupinya, maka anakku tersebut senantiasa membatalkannya sehingga dia memamerkan amalnya di tengah-tengah manusia sehingga semua orang tahu. Akibatnya Allah mem­batalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahalanya, dan yang tersisa hanya satu pahala, karena setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Aku punya anak lain yang aku beri nama Kuhyal. Dia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis ta'lim dan ketika khatib sedang berkhutbah, sehingga mereka mengantuk dan akhirnya tidur dan tidak dapat mendengarkan apa yang dibicara­kan para ulama. Bagi mereka yang tertidur, tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.

Setiap kali ada wanita keluar rumah pasti ada setan yang duduk di pinggulnya dan ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Mereka akan menghiasi orang-orang yang melihat­nya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu.' Akhirnya dia mengeluarkan tangannya, lalu kukunya tampak, dan terlihat nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya aku tidak dapat menyesatkan sedikit pun. Aku hanya dapat mengganggu dan menghiasi. Seandainya aku mempunyai hak dan kemampuan untuk menyesat­kan, tentu aku tidak akan membiarkan satu manusia pun di muka bumi ini mengucapkan dua kalimat syahadat La ilaha illallah Muhammad rasulullah. Tidak akan ada lagi orang yang mengerjakan shalat dan puasa. Begitu pula engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit­pun kepada siapa pun. Engkau hanyalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Tuhan. Sean­dainya engkau mempunyai hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan satu manusia pun di muka burn ini menjadi kafir. Engkau hanyalah hujjah Tuhan terhadap makhluk-Nya. Sedangkan aku hanya menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya telah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya. Sedangkan orang yang celaka adalah or­ang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya."

Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah:

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia men­jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. "                     (Qs. Hud: 118-9).

 

Beliau melanjutkan dengan firman Allah yang lain:

`Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku. " (Qs.al-Ahzab: 38).

 

Kemudian Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sedangkan aku akan menjaminmu masuk surga?."

Iblis menjawab, "Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maha Suci Tuhan Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan khathib penduduk surga. Dia telah memilih dan mengkhususkan diri­mu. Sedangkan Dia telah menjadikan aku sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khathib pen­duduk neraka. Aku adalah makhluk yang celaka dan terusir. Ini adalah akhir dari apa yang aku beritahukan kepadamu, dan aku mengatakan yang sebenarnya."

 

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, awal dan akhir, dhahir dan batin. Semoga shalawat dan salam sejahtera dilimpahkan kepada seorang Nabi yang Ummi bcserta semua keluarga dan sahabatnya dan para Utusan dan para Nabi.

 

 

"Sesungguhnya Allah SWT. dan malaikat-malaikat Allah membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. wahai orang-orang yang beriman bacalah shalawat kepada beliau dan ucapkanlah salam dengan salam yang sesungguhnya, kami datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah SWT. demi kebahagiaan-Mu, shalawat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Baik, dan doa para malaikat yang dekat dengan Allah SWT. dan para nabi dan orang-orang yang jujur-shidiq, orang-orang yang mati syahid, dan orang­-orang yang baik amal perbuatannya, dan segala sesuatu yang membaca tasbih kepada-Mu wahai Tuhan semesta alam, semoga tetap terlimpah kepangkuan pemimpin kami Baginda Nabi Muhammad putra Abdillah, penutup para nabi dan pemimpin para rasul dan imam orang-orang yang taqwa kepada Allah SWT. dan rasul Tuhan semesta alam yaitu rasul yang memperhatikan umatnya yang membawa kabar gembira, dan yang mengajak manusia menuju jalan-Mu dengan mendapat ijin-Mu yang bagaikan lentera yang menerangi dan semoga salam terlimpahkan kepada beliau Baginda Nabi ".