Wasiat

Al-Quthb Ash-Shidq Al-Imam Al-Arifbillah Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (q)

 

Beliau berkata “Setiap apa-apa yang menimpa dirimu ataupun orang lain dari hal-hal yang menyimpang atau kesulitan-kesulitan, gangguan-gangguan dan cobaan-cobaan, semua ini penyebabnya adalah mereka meremehkan perintah Allah, tidak menganggap dan tidak perduli atas  hak-hak Allah yang seharusnya dipenuhi oleh hambanya.”

Sebagaimana yang telah engkau saksikan, seseorang itu apabila istrinya tidak melaksanakan shalat maka dia diam saja tanpa memberi tindakan padanya, Tetapi apabila sang istri merubah rasa masakan yang biasa dimakannya atau tidak mencucikan pakaiannya, maka seketika itu juga timbul amarahnya kepada istrinya.

Inilah masalah yang sering terjadi didepan mata kita, sehingga Allah menimpakan segala macam kesulitan, musibah dan bala’-Nya jika kita meremehkan serta tidak peduli dengan hak-hak Allah SWT, maka seharusnyalah manusia itu supaya secepatnya bertaubat setiap pagi, siang, sore dan malam hari bahkan kalau perlu bertobat setiap saat selama hidupnya, karena manusia itu setiap saat tidaklah selamat dari dosa yang diperbuatnya, kecuali orang-orang yang telah diselamatkan oleh Allah ta'ala dan itupun sedikit sekali. 

Semoga Allah selalu menjadikan kita dan kaum muslimin sebagai orang-orang yang selalu berjalan diatas jalan yang sesuai dengan orang-orang yang mendapat petunjuk. Amiiin................

 

Al-Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi lahir di kota Khola' Rosyid, Hadramaut, Yaman Selatan pada tahun 1265 H. Sejak kecil beliau diasuh oleh pamannya yaitu Al-Habib Sholeh bin Muhammad Alhabsyi (q). Sejak itu beliau menjadi besar dalam didikan pamannya, sehingga mengikuti jalan dan perilakunya.

Ayah beliau, Al-Imam Al-'Arif Billah Al-Habib Idrus bin Muhammad Alhabsyi (q) telah bepergian ke Indonesia untuk berdakwah, dan wafat di kota Cirebon serta dimakamkan disana. Sedangkan ibu beliau adalah Syeikhah Salamah binti Salim bin Sa'ad bin Smeer (q)

Pada masa mudanya, Al-Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi telah menuntut ilmu agama yang cukup mendalam, menguasai dan memahaminya. Berbagai ilmu agama yang beliau dapatkan dari ulama masa itu diantaranya ilmu tafsir, hadits dan figih. Para ulama dan orang-orang sholeh saat itu telah menyaksikan ketaqwaan dan kedudukan beliau sebagai ulama yang 'aamil (mengamalkan ilmunya).

Salah seorang ulama yaitu Al-Imam Al-Qutub Al-Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi (q)(penyusun maulid Simtudh Dhuror) telah mengutarakan dalam surat-menyurat beliau yang artinya kurang lebih demikian, "Sesungguhnya orang-orang bepergian ke Indonesia untuk bekerja dan mencari harta keduniaan, tetapi sesungguhnya putra kami Muhammad bin Idrus Alhabsyi bekerja dalam dakwah Islamiyyah untuk mencapai Ash-Shiddiyyah Al-Kubro (tingkatan tertinggi di kalangan Wali Allah)."

Kemudian beliau pergi haji ke Mekkah dan berziarah ke Madinah kepada datuknya Baginda Nabi Muhammad SAW. Kemudian beliau menuntut ilmu dari ulama-ulama Al-Haromain (Mekkah-Madinah), diantaranya ulama yang terkenal di Mekkah yaitu Al-Imam Al-Habib Husain bin Muhammad Alhabsyi (q).

Akhlak dan budi pekerti beliau sangatlah baik, mulia keturunannya, murah tangan dan kasih sayang, apa-apa yang Allah berikan kepadanya tidak segan-segan diberikan kepada siapa saja yang mendatangi beliau.

Daripada kebaikan akhlak beliau, setiap orang yang duduk disampingnya akan mengetahui bahwa dirinyalah yang paling dicintai, dan memilihnya sebagai sahabat karib, yang mana dapat dilihat dari senyum mukanya, lemah lembut tutur katanya dan sambutannya yang sangat baik. Inilah akhlak perangai beliau, sebagaimana meneladani perangai datuknya, Nabi Muhammad SAW.

Beliau dalam setiap kali perjalanan dakwahnya ke daerah-daerah tidak akan bermalam di salah satu tempat yang beliau singgahi kecuali di tempat tersebut terdapat ahlul bait, cucu Rasullullah SAW.

Beliau apabila ada orang bertamu dengannya, beliau selalu bertanya tentang hal ihwal anak-anak dan cucu-cucu orang tersebut. Juga demikian dengan tamu dari luar kota, beliau menyambut dengan ramah-tamah dan senang hati, bahkan apabila yang datang fakir miskin diberikan kepadanya ongkos pulang disertai hadiah untuk anak istrinya.

Inilah kebiasaan beliau selama hidupnya, juga tak ketinggalan rumah beliau selalu terbuka untuk tamu, dan tak pernah kosong daripadanya. Terlebih lagi fakir miskin yang tidak mempunyai hasil yang menentu, mereka menginap di rumah beliau.

Anak-anak yatim yang dipelihara oleh beliau, mereka menilai bahwa beliau lebih baik dari ayah-ayah mereka, karena beliau menyamakan anak-anak yatim itu dengan anak-anaknya sendiri, di dalam memberikan pakaian, makanan, minuman dan tempat tidur. Apabila anak-anak yatim itu telah besar, beliau mengurus perkawinan mereka dan memberikan apa-apa yang mereka butuhkan. Tidak mengherankan beliau adalah ayah dari anak-anak yatim dan miskin.

Beliau sangat dicintai oleh masyarakat umum maupun khusus, diantara amal beliau yaitu mendamaikan dua belah pihak yang bertengkar dan salah paham, kemudian terjadi perbaikan, walaupun masalahnya besar dan sulit, dapat pula beliau selesaikan dengan baik.

Dari sebagian amal jariyah beliau, yaitu pembangunan masjid di Purwakarta, masjid Raudhoh di Jombang, dan lainnya. Beliau juga sebagai perintis pertama pengadaan haul-haul para wali Allah dan sholihin dari hamba-hamba Allah di tanah Jawa ini. Untuk pertama kalinya beliau mengadakan haul Al-Imam Al-Habib Muhammad bin Thohir Alhaddad (q) yang terkenal di kota Tegal. Berziarah ke tempat bersejarah para auliya dan sholihin banyak dilakukan oleh beliau, yang diikuti pula oleh khalayak ramai.

Beginilah keadaan beliau semasa hidupnya selalu taat dan takwa kepada Allah, memberi manfaat kepada hamba-hamba Allah, memanfaatkan waktu dan umurnya serta menbelanjakan hartanya di jalan Allah, hingga akhir hayatnya memenuhi panggilan Allah untuk kembali ke alam baqa pada pertengahan malam Rabu, 12 Rabi'uts Tsani 1337 H di kota Surabaya dan dimakamkan pada waktu ashar hari Rabu setelah disholatkan oleh Al-Quthb Arifbillah Al-Habib Muhammad bin Ahmad Almuhdhor. (q)

Demikianlah ringkasan dari riwayat hidup beliau, semoga kita semua dapat menteladaninya, mengikuti petunjuk, wasiat dan nasihatnya, serta mendapatkan barakahnya, ilmunya, cahayanya, rahasianya, karamahnya dan manfaatnya di dalam agama, dunia dan akhirat.  

Radhiallahu anhum....... Allahuma Amin. Yaa Rabbal 'Alamin