Ketika Kejahatan Dibalut Kebaikan

Al-Kisah no.20/2010

Assalamu’alaikum Wr Wb

Habib Luthfi yang saya hormati, ada perbuatan jahat dibungkus rapi dengan “kebaikan”. Bagaimana balasan Allah terhadap orang tersebut dan bagaimana kita menyikapinya ketika kita menghadapi mereka?  Masalah ini sering Al Faqir temui di berbagai tempat dan di berbagai kalangan. 

Wassalum’alaikum Wr Wb.

Habib Thoha Bin Abdullah Bin Yahya. Gresik

Wa’alaikumsalam Wr Wb

Setiap muslim wajib menyampaikan dakwah. Baginda Nabi SAW bersabda, ”Ballighu ‘anni walau ayah”. Akan tetapi tidak semua orang pandai dalam ilmu keagamaan. Orang yang sudah mengerti agama pun masih banyak yang belum dapat menjalankan ilmunya tersebut. Bahkan masih ada pula yang tergoda oleh bisikan iblis, setan atau hawa nafsunya sendiri. Lalu bagaimana orang yang mengerti agama? Sampai hatikah kita membiarkan mereka tersesat di jalan?

Tentu saja tidak, kalau kita menyikapi orang tersebut dengan kehendak kita sendiri menurut emosi kita, justru tidak benar. Mereka akan semakin jauh dari ajaran  Allah SWT. Karena itu marilah kita menyelamatkan orang tersebut, mengajak dan merengkuh mereka supaya kembali kepada jalan yang sudah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW.

Marilah kita 'ngewongke wong', memanusiakan manusia, dengan perilaku yang baik, supaya mereka menguak perilaku mereka, agar tidak lagi hidup dalam kepalsuan, kehidupan yang tidak baik dikemas dengan “kebaikan”.

Kita harus menyadari, siapapun mereka itu mereka adalah saudara mukmin kita, saudara sesama muslim. Mari kita berusaha menolong mereka. Menyadarkan mereka sedapat mungkin, dengan harapan semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada mereka. Tidak perlu menambahkan kebencian kita kepada orang-orang yang suka dengan kepura-puraan tersebut. Tapi mari kita selamatkan mereka. 

 

Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, (Pekalongan)

Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah