Pecinta Merah Putih Indonesia

Oleh: Al Habib M. Luthfi bin Yahya

 

Bangsa Indonesia yang memiliki batas geograpis yang sangat luas, ribuan pulau terhampar seumpama zamrud katulistiwa, keindahan laut yang begitu elok, penduduk yang multikultur, dengan keragaman ras, suku dan agama. semuanya telah diikat dalam satu temali yaitu negara Indonesia dengan ikatan Pancasila sebagai kesatuan emosi, kesamaan visi, kesamaan misi, kesamaan cita-cita bangsa.

NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah bentuk final dan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab NKRI adalah satu simbol dan merupakan simpul dari tetesan darah para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, harta dan raga mereka, demi tegaknya bangsa Indonesia yang merdeka terbebas dari penjajahan bangsa asing dalam bentuk apapun.

 

Walhasil NKRI bukanlah hadiah dari pihak manapun, NKRI tidak didapat secara gratis dari Negara manapun, NKRI adalah satu simpul dari tetesan darah ribuan para pejuang bangsa, tetesan peluh dan keringat dari bapak bangsa. Oleh sebab itu ‘perjuangan mereka yang dilandasi  rasa cinta tanah air, rasa bangga terhadap bangsa dan Negara’  tidak boleh terhenti.

Sebab kendatipun bangsa kita sudah berdiri sebagai bangsa yang merdeka, tetapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam bentuk pemberontakan, pengkhiatnatan, terorisme, konflik maupun penyelewengan pada kenyataannya dapat membahayakan keutuhan, integrasi, persatuan dan kesatuan bangsa serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai rasa syukur  atas rahmat Tuha Yang Maha Esa, bangsa Indonesia bertekad untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan guna mewujudkan tujuan nasional dengan menghimpun dan memberdayakan seluruh potensi bangsa untuk berpera aktif dan fositif dalam pembangunan Nasional agar menjadi Negara maju dan modern yang tetap berdiri diatas kepribadian dan budaya bangsa Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

Maka kami (sebagai deklator) dengan memohon rahmat Allah Swt, mendeklarasikan berdirinya PMPI (Pencinta Merah Putih Indonesia), bersama Wahyudin Noor Ali (anggota), H. Fuad Hasan (anggota) pada tanggal 26 Agustus 2006 lalu di Kota Pekalongan.