Bulan Turunnya Bala’?

Al-Kisah no.26/tahun 2010

 

 

Assalamu’alaikum Wr Wb

 

Al Habib Luthfi bin Ali bin Yahya yang saya hormati, saya pernah mendengar begini. Dibulan shafar ada yang namanya Rabu Pungkasan (Rabu Wekasan) atau Rabu Terakhir, yang pada saat itu Allah SWT turunkan berbagai macam musibah, bala’ dan bencana kedunia ini. Benarkah penjelasan tersebut? Dan adakah dasarnya dari ayat AL Qur’an atau haditz Rasulullah SAW?

                

Kalau memang benar adanya, amalan apakah yang harus kita lakukan supaya terhindar dari bala’dan bencana tersebut?  

 

Wassalamu’alaikm Wr Wb.

Hj Luluk Elyana

 

 

Wa’alaikumsalam.wr.wb.

Memang ada keterangan bahwa di bulan shafar akan jatuh bala dari Alah SWT, tetapi bentuknya kita tidak tahu. Namun yang haditsnya kurang kuat adalah amalan shalat sunnah pada hari Rabu Pungkasan atau rabu wekasan, sehingga tidak perlu kita jalani. Bala’ yang diturunkan itu tidak lepas dari apa yang terjadi pada bulan Muharram misalnya. Bulan Muharram penuh peristiwa sejarah Nabi yang terkena berbagai musibah. Dan dalam catatan sejarah memang yang terbanyak terjadi pada bulan muharram. Karena itu bila tiba pada hari Rabu Pungkasan,lebih baik kita memperbanyak sedekah kepada fakir miskin. Nabi SAW pernah bersabda,”Sedekah itu untuk menolak bala…"

Memang, peringatan Rasulullah, bala itu bisa datang kapan saja, tidak hanya dibulan Shafar. Dan sedekah sebagai salah satu senjata penolak bala…bisa dilakukan bulan apa saja dan dibulan apa saja. Namun peringatan akan turunnya bala’ itu memang ditandai awalnya dari bulan shafar. Hanya saja, kita perlu waspada. Jangan sampai ada anggapan bahwa setelah bulan shafar tidak ada bala’.

Sekali lagi bala’ bisa turun kapan saja dan itu menjad kekuasaan Allah. Tetapi yang penting disini adalah kita selalu ingat kepada Allah, supaya kita sadar bahwa kita adalah hamba yang dhaif, lemah. Kekuatan manusia itu terbatas. Ada yang Maha dalam segala sifatNya. KepadaNya-lah kita diwajibkan bergantung. 

Peringatan pada bulan shafar itu fadhilahnya, dalam kehidupan ini kita diharapkan melangkah dengan hati-hati dan selalu ingat kepada Allah.Pertama dengan berdzikir  dan berdoa kepadaNya. Kedua,kita perbanyak amal soleh dan sedekah kepada kaum fakir miskin. Dianjurkan dalam Islam agar kita berdoa. Salah satunya untuk mengubah nasib, dari kurang baik menjadi lebih baik. Disamping itu juga bersedekah, supaya  kita terhindar dari Bala’. Minimal kita memberi kesenangan dan kegembiraan kepada orang yang telah kita beri sedekah. Dari gembiranya menerima sedekah dari kita, dia akan bersyukur kepada Allah. Maka turunlah rahmat dan rahmat itulah yang menolak bala’ yang akan turun kepada kita. 

Bala’ juga bisa tertangkal kalau kita mempererat tali ukhuwah kita, tali silaturahim dan tali kasih sayang diantara sesama manusia. Ini dimulai dari umat Islam. Kemudian berlanjut dengan persaudaraan secara kebangsaan, yang tidak membedakan suku, warna kulit dan derajat kekayaan. Kemudian secara kemanusiaan. 

Karena itu apabila kita bersilaturahim dengan orang lain, lihatlah kita bersaudara karena seagama, namun kalau kita tidak seagama, kita bersaudara karena satu bangsa. Selanjutnya kalau kita tidak satu agama dan tidak satu bangsa, kita juga sesama ciptaan Allah SWT.

Bagaimana cara mempersatukan hati-hati mereka? Kembali kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, kita harus memperbanyak silaturahim. Silaturahim itu akan mendorong turunnya rahmat dari Allah SWT.

Saya berikan contoh dizaman Rasulullah SAW. Seorang sahabat ketika itu dalam keadaan sakit dan menurut perkiraan umurnya tinggal menghitung hari. Ketika mengetahui hal yang demikian, Rasulullah menganjurkan kepada orang tersebut untuk memperbanyak silaturahim kepada keluarga, handai tolan, serta kepada para sahabat lainnya.

Dari amalan memperbanyak  silaturahim itulah, kemudian badannya menjadi sehat dan hari-harinya berlalu dengan cerah ceria. Berkat silaturahim yang turun adlah malaikat jibril, dengan membawa rahmat Allah kepadanya. Jibril memberitahu ihwal takdir Allah terhadap sahabat tersebut. Karena sahabat mengikuti anjuran Rasul untuk memperbanyak silaturahim, Allah menambah umurnya 30 tahun lagi. Maka Rasulullah SAW bersabda, ”Silaturahim akan menjadi sebab panjangnya umur.”

Bisa kita bayangkan, keterbatasan umur yang sudah pasti ditakdirkan oleh Allah bisa tertangkal dengan berkat amalan memperbanyak silaturahim, yang juga merupakan ketentuan Allah. Apalagi bala’. Maka arti silaturahim dan ukhuwah itu sangat penting bagi umat Islam khususnya, bangsa Indonesia dan umat manusia umumnya.

 

 

Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, (Pekalongan)

Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah