1. Thariqah Qadiriyah

Thariqah Qodiriyah Wan-Naqsyabandiyah

Seseorang yang akan memasuki clan mengambil Thariqah Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah ini, maka dia harus melaksanakan kaifiah atau tata cara sebagai berikut;

1.      Datang kepada guru mursyid untuk memohon izin memasuki thariqahnya dan menjadi muridnya. Hal ini dilakukan sampai memperoleh izinnya.

2.      Mandi taubat yang dilanjutkan dengan shalat Taubat dan shalat Hajat.

3.      Membaca istighfar 100 kali.

4.      Shalat Istikharah, yang bisa dilakukan sekali atau lebih sesuai dengan petunjuk sang Mursyid.

5.      Tidur miring kanan menghadap kiblat sambil membaca shalawat Nabi sampai tertidur.

Setelah kelima hal tersebut dilakukan, selanjutnya adalah; Pelaksanaan Talqin Dzikir/ Bai’at, dengan cara kurang lebihnya seperti tersebut di atas. Melakukan puasa dzir-ruh (puasa sambil menghindari memakan makanan yang berasal dari yang bernyawa) selama 41 hari.

Baru setelah itu, dia akan tercatat sebagai murid Thariqah Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah. Adapun setelah menjadi murid thariqah ini, dia berkewajiban untuk mengamalkan wirid-wirid sebagai berikut;

a.         Diawali dengan membaca:

b.         Hadlrah Al-Fatihah kepada Ahli Silsilah Thariqah Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah.

c.          Membaca Al-Ikhlas 3 kali, Al-Falaq 1 kali dan An-Nas 1 kali.

d.         Membaca Shalawat Ummy 3 kali.

e.         Membaca Istighfar 3 kali.

f.          Rabithah kepada Guru Mursyid sambil membaca:

g.         Membaca Dzikir Nafi Itsbat

 (65 kali).

Kemudian dilanjutkan dengan;

a.      Membaca lagi:

b.      Menenangkan dan menkonsentrasikan hati, kemudian kedua bibir dirapatkan sambil lidah              ditekan dan gigi direkatkan seperti orang mati, dan merasa bahwa inilah nafas terakhirnya sambil mengingat alam kubur dan kiamat dengan segala kerepotannya.

c.       Kemudian dengan hatinya mewiridkan dzikir Ismudz-Dzat  (Allah) 1000 kali.

Keterangan:

–          Semua wirid tersebut dilakukan setiap kali setelah shalat maktubah.

–          Untuk Dzikir Ismudz-Dzat, kalau sudah bisa istiqomah setelah shalat maktubah maka        ditingkatkan dengan ditambah setelah Qiyamul-lail dan setelah Shalat Dluha.

–          Untuk Dzikir Ismudz-Dzatboleh dilakukan sekali dengan cara diropel 5000 X (bagi yang masih ba’da maktubah) atau 7000 X (bagi yang sudah ditingkatkan).

–          Sikap duduk waktu melaksanakan wirid tersebut tidak ada keharusan tertentu. Jadi bisa dengan cara tawarruk, iftirasy atau bersila.

–          Bacaan aurad tersebut adalah bagi para mubtadi’ / pemula.

–          Ajaran aurad dan pelaksanaan amalan dzikir lainnya yang ada dalam Thariqah Qodiriyah   Wan Naqsyabandiyah ini secara lebih detail dan terperinci, dapat diketahui apabila seseorang telah masuk menjadi anggotanya dan meningkat ajarannya.

Keterangan:

–          Informasi mengenai kaifiah dan amalan dalam Thariqah Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah ini diperoleh dari K.H. Abdul Wahhab Mahfudhi, seorang Mursyid Thariqah Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah yang juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren “Asy-Syarifah”, Brumbung, Mranggen, Demak, Jawa Tengah.

–          Untuk kegiatan Tawajjuhan di tempat K.H. Abdul Wahhab Mahfudhi ­diadakan setiap hari Selasa untuk putri/ibu-ibu, dan setiap hari Rabu untuk putra/bapak-bapak, mulai jam 08.00 sampai jam 12.00 WIB (Dhuhur).

–          Untuk pelaksanaan bai’at, bisa dilakukan setiap saat.

Adapun sanad kemursyidan K.H. Abdul Wahhab Mahfudhi adalah sebagai berikut:

KH. Abdul Wahhab Mahfudhi dari Syaikh Ihsan dari Syaikh Muhammad Ibrohim dari Syaikh Abdul Karim Banten dari Syaikh Ahmad Khotib Sambas dari Syaikh Syamsuddin dari Syaikh Muhammad Murodi dari Syaikh Abdul Fath dari Syaikh Utsman dari Syaikh Syaikh Abdurrahim dari Syaikh Abu Bakar dari Syaikh Yahya dari Syaikh Hisammuddin dari Syaikh Waliuddin dari Syaikh Nuruddin dari Syaikh Syarofuddin dari Syaikh Syamsuddin dari Syaikh Muhammad Al-Hatak dari Syaikh Abdul Aziz dari Sulthonul Auliya’ Sayyidisy-Syaikh Abdul Qodir AI-Jilani dari Syaikh Abi Sa’id Al­Mubarok bin Mahzumi dari Syaikh Abul Hasan Ali Al-Makari dari Syaikh Abu Farh At-Thurthusi dari Syaikh Abdul Wahid At-Taimi dari Syaikh Siir As-Siqth dari Syaikh Abu Bakar Asy-Syibli dari Syaikh Sayyidit-Tho-ifah Ash-Shufiyah Abul Qosim AI-Junaidi Al-Baghdadi dari Syaikh Ma’ruf Al­Kurkhi dari Syaikh Abul Hasan Ali Ar-Ridlo bin Musa Ar-Rofi dari Syaikh Musa Al-Kadhim dari Sayyidina Al-Imam ja’far Ash-Shodiq dari Sayyidina Muhammad Al-Bakir dari Sayyidina Al-Imam Zainul Abidin dari Sayyidina Asy-Syahid Husein bin Sayyidatina Fatimah Az-Zahro’ dari Sayyidina Ali bin Abi Tholib dari Sayyidil Mursalin wa Nabibi Robbil-‘alamin wa Rasulillah ila kaffatil-kholaiq ajma’inMuhammad SAW dari Sayyidina Jibril AS dari Robbul-arbab wa Mu’tiqur-riqobAllah SWT.