Keutamaan dan Amalan bulan Muharam
Matahari sore mulai terbenam, menandakan bulan dzul hijjah mulai melambaikan tangannya untuk meninggalkan tahun ini. Dengan ini lembaran barupun mulai terbuka. Bulan barupun mulai menyapa untuk memasuki tahun baru ini.
MUHARAM adalah bulan pertama dalam tahun Islam (Hijrah). Sebelum Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Yathrib (Madinnah), kiraan bulan dibuat mengikut tahun Masihi. Hijrah Rasulullah memberi kesan besar kepada Islam sama ada dari sudut dakwah Rasulullah, ukhuwwah dan syiar Islam itu sendiri.
Pada asasnya, Muharam membawa maksud ‘diharamkan’ atau ‘dipantang’, iaitu Allah SWT melarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Namun demikian larangan ini ditamatkan setelah pembukaan Makkah (Al Baqarah: 91). Sejak pemansuhan itu, umat Islam boleh melaksanakan tugas dan ibadat harian tanpa terikat lagi dengan larangan berkenaan.
Peristiwa-peristiwa penting:
1 Muharam – Khalifah Umar Al-Khattab mula membuat penetapan kiraan bulan dalam Hijrah.
10 Muharam – Dinamakan juga hari ‘Asyura’. Pada hari itu banyak terjadi peristiwa penting yang mencerminkan kegemilangan bagi perjuangan yang gigih dan tabah bagi menegakkan keadilah dan kebenaran.
Pada hari asy-Syura 10 Muharam juga telah berlaku:
Nabi Adam bertaubat kepada Allah.
Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.
Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dari perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama enam bulan.
Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud.
Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.
Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
Penglihatan Nabi Yaakob yang kabur dipulihkkan Allah.
Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya.
Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.
Laut Merah terbelah dua untuk menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari tentera Firaun.
Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah.
Nabi Sulaiman dikurniakan Allah kerajaan yang besar.
Hari pertama Allah menciptakan alam.
Hari Pertama Allah menurunkan rahmat.
Hari pertama Allah menurunkan hujan.
Allah menjadikan ‘Arasy.
Allah menjadikan Lauh Mahfuz.
Allah menjadikan alam.
Allah menjadikan Malaikat Jibril.
Nabi Isa diangkat ke langit.
Hilal-hilal bulan muharam pun mulai mengintip, sebagai tanda bahwa kita telah berada dalam keheningan malam tahun baru hijriyah. Alhamdulillah…satu nikmat dari beribu-ribu nikmat Allahpun bertambah. Betapa senangnya…kita telah memasuki tahun baru. Tentu wajib bagi kita untuk mensyukuri satu nikmat ini. Akan tetapi dengan apa?... mungkin dengan mengetahui keutama'an dan amal-amal yang hendaknya seorang muslim lakukan dibulan ini, adalah salah satu jalan yang seharusnya kita lewati untuk menuju ridho Allah Subhanahu wa ta'ala dan sebagai bukti rasa syukur kita kepada-Nya. Amin…
Keutamaan Bulan Muharram
Bulan Muharram merupakan bulan yang pertama dari bulan-bulan Hijriyah. Dengan bulan ini Allah membuka setiap tahun. Sebagaimana dalam sabda rasul: "Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan Haram (bulan Muharam), dan mengakhirinya pula dengan bulan Haram (bulan Dzulhijjah), maka tiada bulan dalam satu tahun lebih agung disisi Allah setelah bulan Ramadhan dari pada bulan Muharam".
Bulan Muharram dalam arti bahasa Indonesia bermakna: " yang diharamkan". Bulan ini dinamakan Muharram karena bangsa Arab dahulu bersepakat untuk mengharamkan peperangan di bulan ini. Bulan Muharram mempunyai keutamaan yang besar bagi kaum muslimin. Bulan ini merupakan salah satu dari Arba'atun hurum yang merupakan bulan yang dikhususkan Allah dengan disebutkan di dalam Al-Qur'an. Kaum jahiliyah dahulupun telah mengagungkan bulan ini, akan tetapi sebagian dari bangsa Arab mengharamkannya di satu tahun dan menghalalkannya ditahun yang lain. Kemudian Allah membatalkan kepercaya'an mereka dengan menurunkan firmannya:
( إن عدة الشهور عند الله اثنا عشر شهرا في كتاب الله) [سورة التوبة : 36]
Artinya : "Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah".
Mengapa bulan Muharram ini merupakan salah satu bulan yang di agungkan? Sayyid Muhammad Bin Alwi al-maliki memaparkan bahwa Bulan ini merupakan bulan yang diagungkan karena dua sebab:
Pertama : Karena bulan ini dinisbahkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menamai bulan ini dengan sebutan syahrullah (bulan Allah). seperti disebutkan di Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya: "Puasa yang paling Afdhal setelah puasa Bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah Subhanahu wa ta'ala yang kalian sebut Muharram, dan ibadah yang paling afdhal setelah salat fardhu adalah Qiyamullail (shalat malam)".
Dalam hadist ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi nama bulan Muharam dengan sebutan Bulan Allah. Ini menunjukkan bahwa bulan ini mempunyai fadhilah dan keagungan tersendiri, karena Allah Subhanahu wa ta'ala tidak menyandarkan atau menisbatkan sesuatu kepada dhat-Nya kecuali itu merupakan sebagian dari makhluk-Nya yang dikhususkan, seperti halnya menisbatkan sayyidina Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, Ibrahim AS , Ishaq AS , Ya'kub AS , serta nabi-nabi yang lainnya sebagai 'Abdullah (hamba Allah Subhanahu wa ta'ala). Dan juga seperti Baitullah (rumah Allah) dan Naqatullah (unta Allah). Yakni tidak lain karena Nabi- nabi ini merupakan nabi yang dikhususkan oleh Allah. begitu pula bulan Allah Muharram.
Kedua : karena bulan ini merupakan salah satu dari empat bulan-bulan haram (Asyhurun hurum) yaitu : Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan-bulan ini dinamakan bulan haram seperti yang dikatakan oleh Ali bin Abi thalhah dan Ibnu abi Rajab: karena besar keagungannya dan karena perbuatan dosa di bulan ini lebih besar siksanya serta amal shaleh dan pahala di bulan ini lebih agung dari pada bulan lainnya, maka bulan ini adalah sebagai bulan yang paling disukai oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Allah Subhanahu wa ta'ala telah menyebutkannya di Al-Qur'an dalam firman-Nya;
( إن عدة الشهور عند الله اثنا عشر شهرا في كتاب الله يوم خلق السماوات والأرض منها أربعةحرم ، ذلك الدين القيم فلا تظلمون فيه أنفسكم ) [التوبة : 36]
Artinya : "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah Subhanahu wa ta'ala , di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang haram, itulah ketetapan agama yang lurus maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu ".
Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan sumpah Allah terhadap fajar di surat Al-fajr adalah bulan Muharam. Ibnu Abbas berkata dalam menafsirkan firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
(والفجر ، وليال عشر ) [ سورة الفجر : 1-2]
"yang dimaksud dengan al-fajr dalam ayat ini adalah Al Muharram, karena denganya dimulai tahun ".
Imam Al-Baihaqi berkata: "Memerangi kaum muslimin, membunuh mereka dan mengambil harta mereka tanpa hak diharamkan di setiap tahun, dan karena bertambah haramnya asyhurul hurum diyat (denda harta) membunuh dengan tidak sengaja menjadi lebih dipersulit di bulan ini dan dosanya jadi berlipat ganda bagi yang berbuat dzolim di bulan ini, serta pahala berbuat tha'at dilipat gandakan".
An-nasa'i meriwayatkan Hadis Dari Abu Dzar RA, berkata: Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, malam apakah yang paling utama, dan juga bulan apa yang paling utama wahai Rasulullah? Nabi menjawab: "Malam yang paling baik adalah tengahnya, dan bulan yang paling utama adalah bulan Allah Subhanahu wa ta'ala yang kalian sebut Muharram".
Maksud dari Sabda nabi: "Bulan Allah yang paling utama" yakni setelah bulan Ramadhan, seperti yang disebutkan dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Hasan yang tertera di awal pembahasan: "Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan Haram (bulan Muharam), dan mengakhirinya dengan bulan Haram (bulan Dzul hijjah), maka tiada bulan dalam satu tahun lebih agung disisi Allah setelah bulan Ramadhan kecuali bulan Muharam".
Kejadian Penting di Bulan Muharram.
Termasuk Empat Bulan Haram (Suci)
Allah berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36)
Yang dimaksud empat bulan haram adalah bulan Dzul Qa’dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan ini berurutan), dan Rajab. Pada bulan-bulan ini, masyarakat Arab dilarang berperang karena disucikannya keempat bulan tersebut. Oleh karena itu, ia juga dinamakan Syahrullah Asham شهر الله الأصم, yang artinya Bulan Allah yang Sunyi karena larangan berperang itu.
Dari Abu Bakrah radhiallahu‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (Shaih Bukhari dan Muslim)
Dinamakan Syahrullah atau Bulan Allah
Dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (Shahih Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi menyebutkan bahwa, “Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah.” Sementara Imam As Suyuthi menjelaskan bahwa berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah. Sementara dulu, orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dengan nama Shafar Awwal. Kemudian ketika Islam datanng, Allah ganti nama bulan ini dengan Al Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya (Syahrullah).
Bulan Kemenangan Nabi Musa as atas Firaun
Dari Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, beliau menceritakan :
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (Shahih Bukhari)
Di bulan inilah terdapat hari Asyura', yaitu hari ke sepuluh dari bulan Muharam. hari Asyura' merupakan hari bersejarah yang mempunyai kehormatan dan keutama'an yang agung. Karena dihari inilah terdapat kejadian-kejadian besar, kemenangan-kemenangan yang mulia, tanda-tanda yang menakjubkan, rahasia-rahasia yang tampak dan juga mukjizat-mukjizat yang memaksa hati untuk mempercayainya.
Di hari inilah Allah Subhanahu wa ta'ala menerima taubat dari sayyidina Adam AS, seperti yang di jelaskan dalam sebuah hadist Abi Ishaq dari yazid berkata: Aku bertanya kepada 'Ubaid bin 'Umair tentang puasa di hari Asyura', maka dia menjawab: Al-Muharam merupakan bulan Allah yang tuli yang disitu terdapat hari dimana Allah menerima taubat sayyidina Adam AS.
Di hari inilah Allah memberikan taubat kepada sebuah kaum yang telah berbuat dosa. seprti yang diriwayatkan oleh sayyidina 'Ali RA : Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada seorang laki-laki : "Jika kamu ingin berpuasa sebulan selain puasa Ramadhan, maka puasalah di bulan Muharram, sesungguhnya disitu terdapat hari dimana Allah memberi taubat kepada kaum dan akan memberikan ampunan bagi kaum yang lain".
Dari ibnu Abbas RA, dia berkata : "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala memberi wahyu kepada sayidina Musa AS untuk memerintah kaumnya agar bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala di sepuluh hari pertama dari bulan Muharram, dan jika datang hari yang kesepuluh agar keluar untuk Allah (beribadah) sampai Allah mengampuni segala dosa mereka".
Di hari itu pula Nabi kita Adam AS diturunkan Allah Subhanahu wa ta'ala ke bumi. seperti yang disebutkan disebagian hadist shahih: Al-Aswad bin Yazid berkata : Aku bertanya kepada 'Ubaid bin 'Umair tentang puasa hari Asyura', dia menjawab: "Al-Muharam Adalah bulan Allah Subhanahu wa ta'ala yang tuli disitu terdapat hari dimana Adam AS diterima taubatnya, jika kamu bisa melewatinya dengan berpuasa maka lakukanlah" .
Di hari Asyura' pula Allah Subhanahu wa ta'ala menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaumnya dari kejaran fir'aun, dan juga menenggelamkannya di laut Merah bersama kaumnya. Seperti yang tertera di sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas RA, dia berkata: Nabi muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam menuju kota Madinah sedangkan orang-orang Yahudi sedang berpuasa hari Asyura', kemudian Nabi bersabda : "Hari apakah ini sehingga kalian berpuasa? mereka menjawab : "hari ini hari yang mulia, hari dimana Allah Subhanahu wa ta'ala telah menyelamatkan Musa AS dari kejaran fir'aun bersama kaumnya, dan menenggelamkan fir'aun serta kaumnya, maka mereka berpuasa dihari ini sebagai tanda syukur. Rasulullah-pun bersabda: "Kita lebih berhak atas Musa As dari pada kalian". kemudian Rasullah berpuasa seketika itu dan memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa. ( Hadist shahih)
Dalam sebuah hadist juga di sebutkan: Umar berkata : wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam! sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala telah memberi keutama'an kepada kita dengan bulan Asyura'! Rasulullah bersabda: "Benar, Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan langit di bulan Asyura' dan juga bumi, menciptakan al Arsy di hari Asyura' dan juga kursi, menciptakan gunung-gunung di hari Asyura' dan juga bintang-bintang, menciptakan Al qolam di hari Asyura' demikian juga Allauh, menciptakan malaikat Jibril di bulan Asyura' demikian juga malaikat-malaikat yang lain, menciptakan Nabi Adam di hari Asyura', demikian juga siti hawa', menciptakan Surga di hari Asyura', dan menempatkan Adam di situ di hari Asyura', dilahirkannya Nabi Ibrahim kholilurrahman di hari Asyura', dan menyelamatkannya dari api neraka di hari Asyura', dan mengorbankannya di hari Asyura' , menenggelamkan Fir'aun di hari Asyura' , mengangkat Nabi Idris di hari Asyura', menyelamatkan nabi Ayub di hari Asyura', mengangkat Isa ibn Maryam As di hari Asyura', dan dilahirkan di bulan Asyura', menerima taubat Nabi Adam di hari Asyura', diampuninya dosa-dosa Nabi Dawud di hari Asyura', diberikannya kerajaan Sulaiman di hari Asyura', ..." Akan tetapi hadist ini merupakan Hadist yang dho'if yang telah disebutkan oleh Ibnu Al Jauzi pada kelompok Hadist maudhu'.
Dari beberapa Hadist yang disebutkan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hari Asyura' Adalah hari yang sangatlah mulia, hari dimana disitu terdapat kejadian-kejadian bersejarah yang sangatlah penting bagi kaum muslimin, meskipun sebagian Hadist merupakan Hadist yang dha'if akan tetapi masih banyak Hadist shahih lainnya yang menjelaskan tentang keutama'an hari Asyura'.
Disunnahkan Puasa Asyura
Pada hari Asyura tersebut, tanggal 10 Muharram, disunnahkan untuk melaksanakan puasa. Dari Humaid bin Abdir Rahman, ia mendengar Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Wahai penduduk Madinah, di mana ulama kalian? Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ini hari Asyura, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mewajibkan shaum kepada kalian di hari itu, sedangkan saya shaum, maka siapa yang mau shaum hendaklah ia shaum dan siapa yang mau berbuka hendaklah ia berbuka.” (HR Bukhari 2003)
Adapun keutamaan shaum tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Abu Qatadah,
صَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”. (Sunan Abu Dawud)
Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits di atas beliau berkata: “Yang dimaksud dengan kaffarat (penebus) dosa adalah dosa-dosa kecil, akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki dosa-dosa kecil diharapkan dengan shaum tersebut dosa-dosa besarnya diringankan, dan jika ia pun tidak memiliki dosa-dosa besar, Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di sisi-Nya.”
Disunnahkan Puasa Tasua untuk Berbeda dengan Yahudi
Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa tanggal 9 Muharram untuk membedakan diri dengan orang Yahudi yang hanya melaksanakan puasa tanggal 10 Muharram.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari 'Asyura`dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata, Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram). Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat. (Shahih Muslim)
dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
Seandainya tahun depan aku masih hidup, niscaya saya benar-benar akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram) (Shahih Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berpuasalah kalian pada hari Assyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (HR Ath-Thahawy dan Baihaqy serta Ibnu Huzaimah 2095)
Puasa Sunnah tanggal 11 Muharram
Sebagian ulama berpendapat, dianjurkan melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram, setelah puasa Asyura’.
صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه اليهود وصوموا قبله يوما أو بعده يوما
“Puasalah hari Asyura’ dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar).
Hadis ini dihasankan oleh Syaikh Ahmad Syakir. Hadis ini juga dikuatkan hadis lain, yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra dengan lafadz:
صوموا قبله يوماً وبعده يوماً
“Puasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya.”
Imam Ahmad mengatakan, “Jika awal bulan Muharram tidak jelas maka sebaiknya puasa tiga hari: (tanggal 9, 10, dan 11 Muharram), Ibnu Sirrin menjelaskan demikian. Beliau mempraktekkan hal itu agar lebih yakin untuk mendapatkan puasa tanggal 9 dan 10.”
Meluaskan Belanja pada Hari Asyura
Dari hadits Abi Said Al Khudhri Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Siapa yang meluaskan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskan atasnya belanja selama setahun.”
Oleh sebagian ulama hadits, hadits ini dilemahkan, namun sebagian lainnya mengatakan hadits ini shahih, lalu sebagian lainnya mengatakan hasan. Menurut Imam An Nawawi hal ini adalah amal yang dasar hukumnya lemah.
Yang menshahihkan di antaranya adalah Zainuddin Al-Iraqi dan Ibnu Nashiruddin. As Suyuthi dan Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa karena begitu banyaknya jalur periwayatan hadits ini, maka derajat hadits ini menjadi hasan bahkan menjadi shahih.
Sehingga Ibnu Taimiyah di dalam kitabnya Al Ikhtiyarat termasuk yang menganjurkan perbuatan ini di hari Asyura.
Bersedekah pada Hari Asyura
Rasulullah bersabda, “Siapa yang puasa hari Asyura, dia seperti puasa setahun. Dan siapa yang bersedekah pada hari itu, dia seperti bersedekah selama setahun.”
Amalan Kaum Muslimin di Bulan Muharram
Keutama'an bulan Muharram sudah tidak diragukan lagi, begitu juga sepuluh hari yang pertama di bulan ini, dan khususnya hari Asyura', akan tetapi apakah amalan kaum muslim di bulan ini? Kegiatan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala sebagai tanda syukurnya kepada sang pencipta alam ini atas nikmat yang diberikan kepada mereka dengan menciptakan bulan yang mulia ini?
1. Berpuasa.
Puasa merupakan rahasia antara seorang hamba dengan Tuhannya, oleh karena itu Allah Subhanahu wa ta'ala bersabda di Hadist Al-Qudsy : "Semua amalan Anak Adam adalah miliknya kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah milik-Ku dan Aku akan membalasnya, karena orang yang berpuasa telah meninggalkan hawa nafsu dan syahwatnya serta makanannya demi Aku".
Di surga terdapat pintu yang disebut dengan "Al-rayyan" dimana tidak ada yang dapat memasukinya kecuali orang-orang yang gemar berpuasa, dan jika mereka sudah memasukinya ditutuplah pintu itu sehingga orang-orang selain mereka tidak dapat memasukinya. Dan dia niscaya sebagai pelindung bagi seorang hamba yang melindunginya dari peperangan. Di sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barang siapa berpuasa satu hari karena mencari Ridho Allah Subhanahu wa ta'ala, maka Allah Subhanahu wa ta'ala akan menjauhkannya dari Api neraka sejarak dengan jauhnya elang yang sedang terbang sejak dia kecil sampai dia mati". Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembira'an: kegembira'an ketika dia berbuka dan kegembira'an ketika dia bertemu dengan tuhan sang pencipta.Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
( والصائمين والصائمات والحافظين فروجهم والحافظات والذاكرين الله كثيراً والذاكرات أعد الله لهم مغفرة وأجراً عظيماً ً)[ سورة الأحزاب آية 35]
Artinya: "Dan orang laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kemaluannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut Nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan juga pahala yang besar". Dan berfirman:
(كلوا واشربوا هنيئاً بما أسلفتم في الأيام الخالية ) [ سورة الحاقة آية 24]
Artinya: "Makanlah dan minumlah kamu dengan sedap disebabkan amal yang kalian kerjakan di waktu yang telah lalu".
Mujahid dan ulama' lain berkata: dua ayat ini turun kepada orang-orang yang gemar berpuasa. Barang siapa meninggalkan makanan dan minumannya serta syahwatnya karena Allah Subhanahu wa ta'ala maka Allah akan menggantinya dengan jenis makanan dan minuman yang lebih baik yang tidak akan membosankan serta istri-istri yang tidak akan mati.
Jika kita amati, puasa sendiri mempunyai keutama'an yang sangat banyak dan besar. Karena keutama'annya sangatlah besar maka dengan datangnya bulan Allah yang mulia ini (Bulan Muharram) tentulah fadhilahnya juga lebih besar dari pada puasa di hari atau di bulan lain.]
Adapun cara berpuasa di bulan Muharram ini, ada beberapa cara yang mana kaum muslimin boleh memilih salah satu dari berbagai cara berikut ini:
1. Puasa selama sebulan penuh.
Dalam hadist Abi Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Puasa yang paling afdhal setelah puasa di bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yang kalian sebut dengan Muharam".
Ibnu Rajab menjelaskan tentang maksud dari Hadist diatas bahwa puasa yang paling Afdhal setelah puasa bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam, jika ingin berpuasa selama sebulan penuh di bulan Muharram. Akan tetapi jika ingin berpuasa sehari atau dua hari di bulan ini maka ada yang lebih afdhal dari puasa di bulan Muharram setelah puasa bulan Ramadhan. Seperti puasa hari Arafah, atau sepuluh hari dari bulan Dzulhijah, atau puasa enam hari dibulan Syawal.
Pendapat ini didukung dengan hadist lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-tirmidzi dari Ali RA yang mengatakan: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bulan apakah yang layak untuk aku buat puasa setelah bulan Ramadhan? Rasulullah menjawab : "Jika kamu ingin berpuasa selama sebulan selain di bulan Ramadhan maka berpuasalah di bulan Allah Muharram, sesungguhnya itu adalah bulan Allah Subhanahu wa ta'ala, disitu terdapat sebuah hari dimana di hari itu Allah Subhanahu wa ta'ala memberi pengampunan kepada sebuah kaum dan juga akan memberikan pengampunan bagi kaum yang lain".
Bagi kaum muslimin yang menginginkan berpuasa sebulan penuh, maka dia akan mendapatkan keutama'an bulan Muharram ini, karena bulan ini adalah bulan Allah yang layak untuk dilakukan berpuasa setelah bulan Ramadhan.
2. Puasa sepuluh hari pertama.
Sebagian ulama berkata bahwa bulan Muharram yang paling utama adalah sepuluh hari pertama dari bulan ini. Yaman bin Ri'ab juga berpendapat bahwa maksud dari ( والفجر ) di awal surat Al-Fajr adalah sepuluh hari pertama dari bulan Muharram. Akan tetapi pendapat ini ditolak. Tapi maksud dari ( والفجر ) adalah sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah seperti yang akan kita bahas pada babnya tersendiri Insya Allah .
Abu Utsman An-nahdi berkata: "Dulu mereka memuliakan tiga dari sepertiga bulan: sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah, dan sepuluh hari pertama dari bulan Muharram ".
3. Puasa di hari Asyura'.
Hari Asyura' adalah hari yang ke sepuluh dari bulan Muharram. Hari ini mempunyai fadhilah yang sangat besar, dan kedudukan yang sangat tinggi. disitu terletak kejadian-kejadian bersejarah yang sangat penting bagi kaum muslimin. Oleh karena itu kaum muslimin disunahkan untuk berpuasa dihari ini. Hadist–hadist shahih yang menjelaskan tentang kesunahan berpuasa di hari Asyura sangat banyak. Seperti Hadist shahihain dari Ibnu Abbas RA : dia ditanya tentang puasa Asyura' kemudian Ibnu Abbas menjawab : "Aku tidak pernah melihat Rasulullah sangat bersemangat untuk berpuasa di suatu hari kecuali di hari ini ( hari Asyura') dan di bulan Ramadhan" . Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Nabi-Nabi terdahulu berpuasa di Hari Asyura', maka berpuasalah kalian di hari itu juga".
4. Berpuasa di hari pertama Bulan Muharam.
Hari pertama di bulan Muharram adalah awal tahun, oleh karena itu seorang mu'min dianjurkan untuk berpuasa di hari ini dan juga sehari sebelumnya (yaitu di akhir tahun) karena seorang mu'min yang mengawali sesuatu dan mengakhirinya dengan kebaikan Insya-Allah, Allah Subhanahu wa ta'ala akan menghitung antara keduanya sebagai kebaikan.
Al-Hafidz Ibn Hajar -Rahimahullah- menyebutkan: bahwa Hafshah RA meriwayatkan Hadist dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda: "Barang siapa berpuasa di hari terakhir dari bulan Dzulhijjah dan juga Hari pertama dari bulan Muharam maka Allah akan menjadikannya sebagai kafaroh (penglebur) atas dosa selama lima puluh tahun, dan puasa satu hari Di bulan Muharram sebagai kafaroh atas dosa selama tiga puluh hari.
5. Berpuasa selama tiga hari
Disebutkan dikitab Ihya' ulumuddin: bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa berpuasa tiga hari di Bulan Haram : Hari kamis, jum'at, sabtu maka Allah akan mencatat untuknya sebagai Ibadah selama tujuh ratus tahun". Adapun keada'an Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam berpuasa di hari Asyura' Ada empat macam:
a. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa di hari Asyura' ketika berada di Makkah dan tidak memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa. Sebagaimana yang di jelaskan di dalam Hadist yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA dia berkata: "Asyura' adalah hari dimana orang-orang quraisy berpuasa, dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun berpuasa di hari itu, ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berada di Madinah Nabi berpuasa di hari itu dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa, dan ketika turun wahyu untuk berpuasa fardhu di bulan Ramadhan, dan meninggalkan puasa Asyura', dan barang siapa yang ingin berpuasa maka berpuasalah, dan barang siapa yang tidak ingin berpuasa maka boleh meninggalkannya "
b. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berada di Madinah dan melihat para ahli kitab berpuasa di hari Asyura' serta mengagungkannya. beliaupun berpuasa di hari Asyura' dan mengajak umatnya untuk berpuasa sampai-sampai anak-anak pun berpuasa di hari Asyura' itu. Dalam Hadist Bukhari Muslim diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA berkata : "Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menuju Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura', kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Hari apakah ini sehingga kalian berpuasa untuknya? Mereka menjawab: "Hari ini adalah hari yang sangat mulia, hari di mana Allah Subhanahu wa ta'ala telah menyelamatkan Musa AS dan kaumnya, dan menenggelamkan Fir'aun serta kaumnya sehingga Musa As berpuasa, maka kami juga berpuasa seperti Musa AS " dan Rasulullah bersabda: "Kita lebih berhak Atas Musa AS dari pada kalian" dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa hari itu juga dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa.
c. Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memerintahkan shahabat untuk berpuasa di hari Asyura' akan tetapi memerintahkan untuk lebih memperhatikan puasa Ramadhan. Seperti yang dijelaskan di Shahih Bukhari Muslim dari Ibnu Umar RA berkata : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa di Hari Asyura' dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa , ketika di wajibkan puasa Ramadhan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkannya" . Dalam riwayat lain dikatakan : "Orang jahiliyah berpuasa di hari Asyura', dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa di hari itu dan juga kaum muslimin sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan, ketika Puasa Ramadhan diwajibkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Hari Asyura' adalah sebagian dari hari-hari Allah Subhanahu wa ta'ala, barang siapa ingin berpuasa di hari ini maka berpuasalah, dan barang siapa yang tidak ingin maka boleh untuk meninggalkannya ".
d. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di akhir hayatnya berkeinginan untuk tidak hanya berpuasa di hari Asyura' saja akan tetapi dibarengi dengan hari yang sebelumnya atau sesudahnya agar tidak menyerupai dengan puasa Ahli kitab. Seperti yang dijelaskan dalam hadist Muslim dari Ibnu Abbas RA berkata: "Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa di hari Asyura' dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa mereka berkata: "Wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Jika datang tahun depan Insya Allah kita Akan berpuasa juga di hari yang ke sembilan". akan tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal sebelum datangnya Asyura' pada tahun berikutnya" .
Dalam kitab Musnad Imam Ahmad juga disebutkan tentang perintah Rasulullah untuk tidak menyerupai Yahudi dalam berpuasa Asyura' :Dari Ibnu Abbas RA berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berpuasalah di hari Asyura', dan janganlah menyerupai orang Yahudi, berpuasalah juga sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya". dan diriwayat lain dengan lafadh " atau".
Kebanyakan ulama' berpendapat bahwa disunahkan untuk tidak menyerupai puasa Ahli kitab dengan berpuasa sehari sesudahnya atau sebelumnya sehari bersamaan dengan hari Asyura'. Imam syafi'i, Imam Ahmad bin hambal dan Ishaq juga berpendapat bahwa disunahkan berpuasa di hari kesembilan bersama hari yang ke sepuluh yaitu hari Asyura'. Akan tetapi Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa dimakruhkan untuk berpuasa di hari Asyura' tanpa dibarengi dengan sehari sesudahnya atau sebelumnya.
عن ابن عباس ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « من صام يوم عاشوراء كتبت له عبادة ستين سنة بصيامها وقيامها ، ومن صام يوم عاشوراء أعطي ثواب عشرة آلاف ملك ، ومن صام يوم عاشوراء أعطي ثواب ألف حاج ومعتمر ، ومن صام يوم عاشوراء أعطي ثواب عشرة آلاف شهيد ، ومن صام يوم عاشوراء كتب له أجر سبع سماوات ، ومن أفطر عنده مؤمن في يوم عاشوراء فكأنما أفطر عنده جميع أمة محمد عليه الصلاة والسلام ، ومن أشبع جائعا في يوم عاشوراء فكأنما أطعم جميع فقراء أمة محمد صلى الله عليه وسلم ، وأشبع بطونهم ومن مسح يده على رأس يتيم في يوم عاشوراء رفعت له بكل شعرة على رأسه درجة في الجنة »
Artinya: " barang siapa berpuasa di hari Asyura' maka ditulislah sebagai ibadah selama enampuluh tahun, dan barang siapa berpuasa hari Asyura' diberikanlah pahala seratus ribu malaikat, barang siapa berpuasa di hari Asyura' diberilah pahala seratus haji dan umrah, barang siapa berpuasa di hari Asyura' maka diberilah pahala sepuluh ribu syahid, barang siapa berpuasa di hari Asyura' maka ditulis untuknya pahala langit ketujuh, barang siapa memberikan makanan untuk berbuka seorang mu'min di hari Asyura' maka seakan-akan memberikan makanan untuk berbuka kepada seluruh umat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan barang siapa memberi makan kepada orang lapar sampai dia kenyang maka seakan-akan memberi makan seluruh umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan membuat mereka kenyang, dan barang siapa mengusap kepala anak yatim di hari itu maka akan diangkat derajatnya disetiap helai rambutnya di hari kiyamat".
Dari Hadist diatas dapat kita ketahui bahwa Puasa Asyura' mempunyai keutama'an yang sangatlah besar diantaranya:
- Puasa Asyura' menghapus dosa seseorang selama setahun.
Sebagaimana keterangan Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Qatadah RA berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Puasa Asyura' menghapus dosa selama setahun, dan puasa Arafah menghapus dosa seseorang selama dua tahun, setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya". Abdullah bin Amr bin Al Ash juga meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: "barangsiapa berpuasa di hari Asyura', seakan-akan seperti berpuasa selama satu tahun lamanya".
- Puasa Asyura' menghapus dosa selama enam puluh tahun.
Sebagian ulama' bermimpi bertemu dengan seorang alim kemudian ditanya karena apa Allah mengampuni dosamu? Dia menjawab: " Allah Subhanahu wa ta'ala mengampuni aku selama enam puluh tahun karena puasa Asyura' ".
Disunahkanya puasa di hari Asyura' merupakan salah satu dalil yang sangat nyata bahwa umat islam mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kejadian-kejadian bersejarah dan kemuliya'an-kemuliya'an yang ada di dalamnya. Juga sebagai bukti nyata bahwa kita sebagai umat islam berkewajiban untuk mengingat kejadian-kejadian penting tersebut serta keagungan-keagungannya dan janganlah sampai hari-hari itu lewat begitu saja sedang kita dalam keada'an lalai serta berpaling darinya. Akan tetapi hendaklah kita memperhatikan dan mengarahkan manusia kepadanya serta mengikat mereka dengan kejadian–kejadian tersebut agar seakan-akan mereka benar-benar mengalami kejadian itu. Selain itu hendaknya perhatian tersebut tidaklah terbatas di hari-hari penting itu saja, akan tetapi alangkah baiknya jika dilakukan secara terus-menerus di hari-hari yang lain sampai orang-orang terbiasa dalam melakukan Ibadah tersebut dihari-hari yang lain.
6. Menyenangkan keluarga dan bersedekah di hari Asyura'.
Selain berpuasa di hari Asyura', kaum muslim juga disunahkan untuk bersedekah dan juga memberikan kesenangan kepada sanak saudara. Adapun cara menyenangkan mereka di hari ini tidak hanya dengan berupa uang saja, akan tetapi dalam bentuk apapun. Seperti menghidangkan makanan yang lebih enak dan lebih istimewa dari hari biasanya, atau membelikan baju baru atau yang lainnya dengan niat menyenangkan keluarga karena Allah Subhanahu wa ta'ala. Maka itu sudah termasuk bersedekah di hari Asyura' ini, dan sudah mendapatkan kesunahan bersedekah dihari ini. Sebagaimana dijelaskan dalam Hadist dari Abi Sa'id Al-khudzri RA berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa memberikan kesenangan untuk keluarganya di hari Asyura' maka Allah Subhanahu wa ta'ala akan memberikan kesenangan (meluaskan rizkinya) ditahun-tahun berikutnya" ( HR At-tabrani). Selain itu disunahkan untuk bersedekah di hari ini sebagaimana dalam Hadist Abdullah bin Amr bin Al Ash : bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa berpuasa di hari Asyura', maka seakan-akan seperti berpuasa selama satu tahun, dan barang siapa bersedekah di hari ini, maka seakan–akan seperti bersedekah selama satu tahun". Bayangkan... hanya bersedekah satu kali saja, maka Allah Subhanahu wa ta'ala sudah memberikan pahala sebanyak satu tahun. Sungguh Allah adalah Maha pemurah lagi Maha adil.
Memberikan kesenangan untuk keluarga dan sanak saudara, memuliakan mereka, serta berbuat baik kepada mereka dengan tanpa berlebihan dan juga tanpa terlalu irit merupakan perbuatan yang terpuji dan dianjurkan oleh syari'at tanpa mengkhususkannya di hari-hari tertentu. Akan tetapi seorang muslim jika berusaha untuk melakukannya karena memang perbuatan itu dianjurkan dan diperintahkan kemudian bersungguh-sungguh untuk melakukannya di waktu-waktu yang berkah karena mencari ridho Allah Subhanahu wa ta'ala serta pahala-Nya dari segi dilipat gandakannya amal, maka perbuatan tersebut Adalah perbuatan yang sangat disenangi Oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, dan Allah Subhanahu wa ta'ala akan menambahkan Pahala Baginya.
7. Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Hari Asyura' adalah hari taubat serta kembali kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. meskipun sebenarnya seorang muslim disarankan untuk bertaubat di setiap waktu tanpa menghususkannya di hari dan tempat tertentu, akan tetapi diperintahkannya untuk bertaubat di hari ini, lebih dianjurkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Begitu juga amal-amal shaleh yang lain menjadi lebih dianjurkan untuk dikerjakan diwaktu-waktu yang utama dan berkah.
Dalam sebuah Hadist dari Ali RA : " Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada seorang laki-laki: "Jika kamu ingin berpuasa satu bulan selain bulan Ramadhan maka berpuasalah di bulan Muharram, sesungguhnya di situ terdapat hari dimana Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan pengampunan kepada sebuah kaum dan akan memberi pengampunan kepada kaum yang lain".
Hadist ini merupakan anjuran bagi manusia untuk memperbaharui taubatnya khususnya di hari Asyura', serta memberikan harapan untuk manusia bahwa taubatnya akan diterima. Maka barang siapa bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala di hari ini atas segala dosa yang telah dia lakukan, niscaya Allah Subhanahu wa ta'ala akan memberikan pengampunan kepadanya seperti yang telah diberikan kepada orang-orang terdahulu. Allah Subhanahu wa ta'ala telah bersabda dalam kitab suci Al-Qur'an tentang Nabi Adam AS :
( فَتَلَقَّى آَدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ ) [البقرة :37 ]
"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha penyayang". QS Al Baqarah : 37, Dan telah memberitahukan kepada kita bahwa Adam AS dan istrinya berkata:
( رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ) [سورة الأعراف:23 ]
"Keduanya berkata: " Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi".QS Al A'raf: 23
Umar bin Abdul Aziz menulis surat untuk seluruh penjuru Negeri yang berisi: " Katakanlah seperti yang dikatakan oleh bapakmu ( Nabi Adam AS)
( ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا لنكونن من الخاسرين)
Dan katakanlah seperti yang dikatakan Nabi Nuh AS :
(إلا تغفرلي وترحمني أكن من الخاسرين )
Dan katakanlah seperti yang dikatakan Nabi Musa AS
( رب إني ظلمت نفسي فاغفرلي )
Dan katakanlah seperti yang dikatakan Dzunnun :
(لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين)
Pengakuan orang yang berbuat dosa atas dosa yang telah dilakukan yang disertai dengan penyesalan adalah taubat yang diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah Subhanahu wa ta'ala telah bersabda:
( وَآَخَرُونَ اعْتَرَفُوا بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا وَآَخَرَ سَيِّئًا عَسَى اللَّهُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ) [التوبة:102]
Artinya: "Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa Mereka, mereka mencampur baurkan amal yang baik dengan pekerja'an lain yang buruk, Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa ta'ala menerima taubat mereka".QS At-taubah: 102
8. Memperbanyak Dzikir.
Bulan Muharram merupan Bulan pertama dalam urutan, di bulan inilah dimulai tahun baru Hijriyah. Adapun do'a yang dianjurkan di bulan Muharram adalah sebagaiberikut:
- Do'a Awal tahun dan akhir Tahun.
Disunahkan bagi kaum muslimin di awal tahun sebelum membaca kedua do'a ( yang akan kita sebutkan insya Allah Subhanahu wa ta'ala) membaca Ayat kursi sebanyak tiga ratus enampuluh kali (360x) dengan disertai basmalah disetiap kali. Kemudian setelah selesai membaca do'a berikut:
اللهم يا محوِّل الأحْوال حوِّلْ حالي إلى أحْسََنِ الأَحْوَال ، بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ يا عَزِيْزُ يا مُتَعَالِ ، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.
Abu Al Yusr Al-Qattan mengatakan bahwa barang siapa membaca do'a tersebut maka orang tersebut akan dilindungi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dari hal yang tidak disukai selama satu tahun itu.
Al-Allamah Sayyidi Syaikh Ahmad Ad-dairabi menjelaskan dalam kitab Fawa'idnya menukil dari syeikh Jamaluddin bin Al-jauzi dari syeikh Umar ibnu Qudamah Al-Maqdisi bahwa: Para Masyayikh kita masih terus berwasiat agar membaca do'a awal dan akhir tahun, dan aku tidak pernah meninggalkannya selama hidupku. Adapun do'a tersebut adalah sbb:
Do'a pertama:
بسم الله الرحمن الرحيم ، الحمد لله رب العالمين، ( اللهم ) صل على سيدنا محمد صلاة تَمْلأ خَزَائِنِ اللهَ نُوْراً، وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرْجاً وَفَرْحًا وَّسُرُوْرًا ، وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كَثِيراً ، اللهم أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ ، وعلى فَضْلِكَ العَظيمِ وكريمِ جُودِكَ العَمِيْمِ المُعَوَّلِ ، وهذا عامٌ جديدٌ قدْ أقْبلَ ، أسألك العِصْمةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ أَوْلِيَائِه ، والعَوْنَ على هذه النَفْس الأمَّارةِ بالسُّوءِ ، والإشتغال بما يُقرِّبني إليك زُلفَى ، يا ذا الجلال والإكرام ، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم . X3
Dibaca sebanyak tiga kali, maka syaitan akan berkata : "Sesungguhnya orang ini telah meminta ke'amanan untuk dirinya", dan Allah Subhanahu wa ta'ala akan mengutus dua malaikat untuk menjaganya dari syaitan dan pengikutnya.
Do'a kedua:
بسم الله الرحمن الرحيم ، الحمد لله رب العالمين ، (اللهم ) إني أسألك بك أن تصلي وتسلم على سيدنا محمد وعلى سائر الأنبياء والمرسلين وعلى آلهم وصحبهم أجمعين ، وأن تغفر لي ما مضى وتحفظني فيما بقي يا أرحم الراحمين، ( اللهم ) هذه سنةٌ جديدةٌ مُقْبِلَةٌ لَمْ أَعْلَمْ في ابْتِدَائِها عملاً يُقَرِّبُنِي إليك زُلفى غير تضرعي إليك ؛ فأسألك أن تُوَفِّقْنِي لمِاَ يُرضيك عني من القيام بما لك علَيَّ من طاعتك ، وألزمْتَني الإخلاصَ فيه لِوجْهِك الكريم في عبادتك ، وأسألك إتمام ذلك علي بفضلك ورحمتك ، اللهم إني أسألك خير هذه السنة المقبلة يُمنَها ويسرها ، وأمنها وسلامتها ، وأعوذ بك من شرورها وصدودها ،وعسرها وخوفها و هلكتها، وأرغب إليك أن تحفظ علي فيها ديني الذي هو عصمة أمري ، ودنياي التي فيها معاشي ، وتوفقني فيها إلى ما يرضيك عني في معادي ، يا أكرم الأكرمين ،ويا أرحم الراحمين ،وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم ( دعواهم فيها سبحانك اللهم وتحيتهم فيها سلام ، وآخر دعواهم أنِ الحمد لله رب العالمين ) .
DOA AKHIR TAHUN HIJRAH
Doa Akhir Tahun dibaca 3 kali pada akhir waktu Asar atau sebelum masuk waktu Maghrib pada akhir bulan Zulhijjah.
Sesiapa yang membaca doa ini, Syaitan berkata :
“Kesusahan bagiku dan sia-sia lah pekerjaanku menggoda anak Adam pada setahun ini dan Allah binasakan aku satu saat jua. Dengan sebab membaca doa ini, Allah ampunkan dosanya setahun”
DOA AWAL TAHUN
Doa Awal Tahun dibaca 3 kali selepas maghrib pada malam satu Muharram.
Sesiapa yang membaca doa ini, Syaitan berkata :
“Telah amanlah anak Adam ini daripada godaan pada tahun ini kerana Allah telah mewakilkan dua Malaikat memeliharanya daripada fitnah Syaitan”.
- Berdzikir sepuluh hari pertama dari bulan Muharram.
Agar seorang muslim terjaga dari syetan maka dianjurkan untuk membaca Do'a ini setiap hari sebanyak tiga kali:
اللهم إنك قديم وهذا العام جديد قد أقبل ، وسنة جديد قد أقبلت ، نسألك من خير ها ونعوذ بك من شرها ، ونستكفيك فواتها وشغلها ، فارزقنا العصمة من الشيطان الرجيم ، اللهم إنك سلطت علينا عدواً بصيراً بعيوبنا ، ومطلعاً على عوراتنا ، من بين أيدينا ومن خلفنا ، وعن أيماننا وعن شمائلنا ، يرانا هو وقبيله من حيث لا نراهم ، اللهم آيسه منا كما آيسته من رحمتك ، وقنطه منا كما قنطته من عفوك ، وباعد بيننا وبينه كما حلت بينه وبين مغفرتك ، إنك قادر على ذلك ، وأنت الفعال لما يريد ، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم ، اهـ
Do'a ini telah disebutkan oleh Al-Allaamah As-sayid Ali Al-Wana'i As-syafi'i di kitabnya tentang do'a nisfu Sya'ban.
- Berdzikir di hari Asyura'.
Al-Allaamah Ad-daerabi menyebutkan dalam kitabnya tentang khasa'is Ayat kursi : barang siapa membaca Ayat kursi (disertai basmalah di setiap kalinya) sebanyak tiga ratus enam puluh kali (360x) setelah berwudhu dan shalat dua raka'at, dengan menghadap kiblat dan bersila, kemudian setelah selesai membaca wirid tersebut membaca:
( قل بفضل الله وبرحمته فبذلك فليفرحوا هو خير مما يجمعون ) x48
sebanyak empat puluh delapan kali (48x) , kemudian mengucapkan :
(اللهم هذه ليلة جديدة ، وشهر جديد فأعطني اللهم خيرها وخير ما فيها ، واصرف عني شرها وشر ما فيها ، وشر فتنها ومحدثاتها ، وشر النفس والهوى والشيطان الرجيم )x 12
Kemudian mengakhirinya dengan membaca do'a yang diinginkan (yang diambil dari Al-Qur'an) kemudian berdo'a untuk kaum muslimin dan muslimat setelah membaca shalawat kepada nabi (serta memperbanyak bertasbih dan bertahlil), maka dia akan terjaga dari segala kejahatan di tahun itu. Insya Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dan dianjurkan pula untuk membaca
( حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم الوكيg) 70x
Al-Allamah Sayyid Syaikh Ali Al-Ajhuri menyebutkan : bahwa barang siapa membacanya sebanyak tuju puluh kali(70X) serta membaca do'a dibawah ini sebanyak tujuh kali (7X), maka dia tidak akan mati di tahun itu, dan barang siapa menemui ajalnya di tahun itu, maka baca'an tersebut belum diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Do'a tersebut adalah sbb:
( بسم الله الرحمن الرحيم ، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم ، سبحان الله ملء الميزان ، ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزنة العرش ، لا ملجأ ولا منجا من الله إلا إليه ، سبحان الله عدد الشفع والوتر ، وعدد كلماته التامات كلِّها ، أسألك السلامةَ كلَّها برحمتك يا أرحم الراحمين ، ولا حَوْل ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ، وهو حسبي ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير ، وصلى الله على نبينا خير خلقه سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين ).
Dalam kitab " Fathul Bari " disebutkan : bahwa ada beberapa kalimat yang barang siapa membacanya di hari Asyura' maka hatinya tidak akan mati, yaitu:
(سبحان الله ) ملء الميزان ومنتهى العلم ، ومبلغ الرضا وزنة العرش ، ( و الحمد لله ) ملء الميزان ومنتهى العلم ، ومبلغ الرضا وزنة العرش ، ( والله أكبر ) ملء الميزان ومنتهى العلم ، ومبلغ الرضا وزنة العرش ، لا ملجأ ولا منجا من الله إلا إليه ، ( سبحان الله ) عدد الشفع والوتر ، وعدد كلمات التامة كلها ، ( والحمد لله ) عدد الشفع والوتر ، وعدد كلمات التامة كلها ، ( والله أكبر ) عدد الشفع والوتر ، وعدد كلمات التامة كلها – أسألك السلامة برحمتك يا أرحم الراحمين ، ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين ، والحمد لله رب العالمين ).
Empat belas perkara sunat dilakukan pada hari Asyura (10 Muharram):
Melapangkan masa/belanja anak isteri. Fadilatnya – Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun ini.
Memuliakan fakir miskin. Fadilatnya – Allah akan melapangkannya dalam kubur nanti.
Menahan marah. Fadilatnya – Di akhirat nanti Allah akan memasukkannya ke dalam golongan yang redha.
Menunjukkan orang sesat. Fadilatnya – Allah akan memenuhkan cahaya iman dalam hatinya.
Menyapu/mengusap kepala anak yatim. Fadilatnya – Allah akan mengurniakan sepohon pokok di syurga bagi tiap-tiap rambut yang disapunya.
Bersedekah. Fadilatnya – Allah akan menjauhkannya daripada neraka sekadar jauh seekor gagak terbang tak berhenti-henti dari kecil sehingga ia mati. Diberi pahala seperti bersedekah kepada semua fakir miskin di dunia ini.
Memelihara kehormatan diri. Fadilatnya – Allah akan mengurniakan hidupnya sentiasa diterangi cahaya keimanan.
Mandi Sunat. Fadilatnya – Tidak sakit (sakit berat) pada tahun itu. Lafaz niat: “Sahaja aku mandi sunat hari Asyura kerana Allah Taala.”
Bercelak. Fadilatnya – Tidak akan sakit mata pada tahun itu.
Membaca Qulhuwallah hingga akhir 1,000X. Fadilatnya – Allah akan memandanginya dengan pandangan rahmah di akhirat nanti.
Sembahyang sunat empat rakaat. Fadilatnya – Allah akan mengampunkan dosanya walau telah berlarutan selama 50 tahun melakukannya. Lafaz niat: “Sahaja aku sembahyang sunat hari Asyura empat rakaat kerana Allah Taala.” Pada rakaat pertama dan kedua selepas Fatihah dibaca Qulhuwallah 11X.
Membaca “has biallahhu wa nik mal wa keel, nikmal maula wa nikmannaseer”. Fadilatnya – Tidak mati pada tahun ini.
Menjamu orang berbuka puasa. Fadhilat – Diberi pahala seperti memberi sekalian orang Islam berbuka puasa.
Puasa. Niat – “Sahaja aku berpuasa esok hari sunat hari Asyura kerana Allah Taala.” Fadilat – Diberi pahala seribu kali Haji, seribu kali umrah dan seribu kali syahid dan diharamkannya daripada neraka.
Kisah Hijrah:
RASULULLAH (SAW) berusia 40 tahun apabila malaikat Jibrail (as) melawat baginda ketika baginda sedang berkhalwat di Gua Hira. Jibrail memberitahu Nabi Muhammad, baginda diangkat oleh Allah SWT sebagai rasul untuk seluruh umat manusia.
Pada peringkat awal, Rasulullah hanya memperkenalkan Islam kepada sahabat terdekat dan ahli keluarga baginda. Apabila baginda menerima perintah daripada Allah SWT supaya berdakwah secara terbuka, baginda segera akur.
Baginda mengumpul beberapa pengikut di Makkah. Begitupun, kumpulan kecil Muslim itu terdedah kepada maut berikutan ancaman daripada kaum kafir, terutama bangsa Quraish, yang menyeksa mereka dengan teruk.
Bagi mengelakkan ancaman itu, Rasulullah SAW mengarahkan pengikutnya supaya keluar dari Makkah secara senyap-senyap ke Madinah (ketika itu dikenali sebagai Yathrib). Mereka meninggalkan keluarga yang kafir dan harta benda dan disambut dengan mesra oleh penduduk Madinah.
Satu hari pada tahun 622SM, iaitu kira-kira 12 selepas berdakwah di Makkah, Rasulullah SAW diberitahu kaum kafirun Makkah merancang membunuh baginda untuk memusnahkan Islam. Rasulullah menunggu perintah daripada Allah SWT. Malaikat Jibrail (as) menemui baginda untuk memberitahunya Allah SWT mengarahkan baginda supaya meninggalkan Madinah pada waktu malam.
Berikutan itu, baginda menemui sahabat baiknya Abu Bakar as-Siddiq (ra) dan memintanya supaya menemani baginda dalam perjalanan itu. Rasulullah juga memberitahu rancangan baginda kepada Ali bin Abi Talib (ra). Baginda memberitahunya: “Saya akan berhijrah tetapi anda perlu mengambil tempat saya di rumah.” Ali (ra) tanpa banyak soal menuruti permintaan Rasulullah (SAW) walaupun menyedari bahaya bakal dihadapinya.
Malam itu, sekumpulan Quraish mengepung rumah Rasulullah (SAW). Mengintai melalui lubang di pintu, mereka nampak seseorang sedang tidur di atas katil Rasulullah (SAW). Mereka begitu yakin Rasulullah tidak dapat melepaskan diri dan mereka pasti dapat membunuh baginda. Apabila fajar menjelang, mereka terperanjat melihat Ali (as) dan bukannya Rasulullah (SAW) bangun dari katil itu.
Mereka terpinga-pinga memikirkan bila Rasulullah (SAW) keluar dari rumah itu.
Rasulullah (SAW) dan Abu Bakr (ra) keluar dari Makkah pada malam itu juga. Tiada siapa mengetahui arah tujuan mereka dan tiada siapa tahu tempat persembunyian mereka kecuali Abdullah dan anak-anak Abu Bakr, Aishah dan Asma, serta orang gaji mereka, Abdullah. Rasulullah (SAW) dan Abu Bakr bersembunyi dalam sebuah gua di Gunung Thaur. Selama tiga hari mereka berada dalam gua itu.
Apabila kaum Quraish menghampiri gua itu untuk mencari Rasulullah (SAW) tetapi mereka tidak memasukinya. Mereka yakin Rasulullah (SAW) dan Abu Bakr (ra) tidak berada di dalam kerana mulut gua itu dilitupi oleh benang sarang labah-labah dan sepasang burung merpati. Allah SWT membantu dua insan ini, melindungi mereka daripada bahaya. Kumpulan Quraish kemudian meninggalkan gua itu dan bersetuju untuk pulang ke Makkah.
Yakin musuh sudah beredar, Rasulullah (SAW) dan Abu Bakr (ra) meneruskan perjalanan dengan menaiki unta dibawa oleh orang gaji mereka, Abdullah. Ketiga-tiga mereka menggunakan laluan tidak diketahui ramai untuk ke Madinah bagi mengelakkan kumpulan pemburu Quraish. Mereka meredah gunung, bukit dan gurun di bawah perit matahari tetapi mereka tidak pernah berputus asa. Mereka meletakkan segala kepercayaan kepada Allah SWT.
Sementara itu, kaum Quraish di Makkah semakin marah dengan kehilangan Rasulullah (SAW). Mereka menawarkan hadiah kepada sesiapa yang dapat menangkap Rasulullah (SAW). Ramai yang mencuba nasib tetapi semuanya gagal.
Akhirnya dengan perlindungan Allah SWT, Rasulullah (SAW) dan sahabatnya tiba perkampungan kaum Bani Sabin yang menyambut mereka dengan gembira. Setelah sekian lama, Rasulullah (SAW) dan sahabatnya akhir merasakan kehadiran harapan untuk masa depan.
Ketika Rasulullah (SAW) dan sahabatnya dalam perjalanan, penduduk Islam yang sudah berpindah ke Madinah sebelum ini mendengar berita mengenai kedatangan pemimpin mereka itu. Malah penduduk Madinah yang baru memeluk Islam juga gembira dapat bertemu Rasulullah (SAW). Jelaslah, sebelum tibanya Rasulullah di Madinah, Islam semakin kukuh di tempat baru itu, sesuatu yang tidak berlaku ketika berada di Makkah.
Maka pada satu hari Jumaat yang ceria, Rasulullah (SAW) akhirnya diumumkan sudah tiba di Madinah. Kaum Muslim semua keluar untuk menyambut baginda. Rasulullah (SAW) menunaikan solat di sebuah masjid di Lembah Ranuqna, tempat semua umat Islam berkumpul untuk melihat kelibat lelaki mereka sanjungi itu.
Bertitik tolak dari itu, Rasulullah (SAW) mula membina sebuah negara Islam yang megah. Baginda memupukkan persaudaraan di kalangan umat Muslim dan menyeru mereka supaya menegakkan yang hak dan mengikut segala perintah Allah SWT.
Kesan daripada penghijrahan Rasulullah (SAW) dari Makkah ke Madinah adalah satu catatan penting sehingga umat Islam menjadikan peristiwa bersejarah ini sebagai permulaan kalendar Islam.
Inilah keutama'an serta amalan–amalan yang hendaknya kita lakukan dalam bulan yang agung Muharram ini. Sebagai bukti rasa Syukur kita kepada Allah Subhanahu wa ta'ala atas nikmat yang diberikan kepada kita. Semoga kita semua dapat mengambil Ibrah dan mengamalkannya, Amin.