02 Adab Guru Pengajar

2.     ADAB (ETIKA) GURU / PENGAJAR   (الْمُعَلِّمُ)

Guru, ustadz, pengajar atau tutor merupakan cermin dari pada seorang murid, bagaimana keilmuawannya, pengetahuannya, serta budi pekertinya akan ditiru, oleh karena itu jika seorang guru bertanggung jawab, disiplin tinggi, professional, tentu akan memberikan nilai tersendiri bagi para murid atau santri.

Di sisi lain tidak semua orang bisa menjadi seorang guru, apalagi guru yang mengajarkan ilmu tentang budi pekerti (guru agama), seorang guru haruslah mempunyai karakter dan  sifat – sifat yang terpuji, banyak di antaranya orang yang mempunyai kepandaian yang luar biasa, namun dianggap kurang berhasil dalam mendidik seorang murid dalam hal budi pekerti, penyebabnya adalah  jiwa keguruan yang memang belum dimiliki olehnya.  Banyak di antaranya para sarjana di negara kita yang mempunyai kemajuan intelektual yang luar biasa, tetapi sekali lagi dianggap gagal dalam menjawab tantangan mengajar etika.

Karena pada hakikatnya jiwa seorang murid terpaut sangat dekat dengan seorang gurum, terlebih guru favorit bagi sang murid, seakan menjelma menjadi seorang motifator dan percontohan bagi pribadi sang murid, jika seorang guru tidak merasa jiwanya terpaut dengan murid – muridnya maka sudah dapat ditentukan bahwa tidaklah disebut sebagai seorang profresional.

Seorang guru diharuskan menjunjung nilai ketaqwaan, kerendahan hati, lemah lembut kepada murid, tegas, dan berwibawa.  Seorang murid bagaikan kertas putih yang siap menerima warna apapun yang akan dicatat ke dalam  hati dan pikirannya.  Sementara kita juga tahu bahwa setiap anak yang lahir ke dunia membawa karakter yang sungguh kian komplek, dalam pembentukan akhlak tidak bisa hanya di bebankan kepada guru yang sangat terbatas bersama para murid. Peran orang tua juga sangat dibutuhkan di dalam mengawasi gerak keseharian setiap anak.

Bukannya tidak  mungkin seorang anak yang dibiasakan berkata tidak jujur akan berbohong, selain itu guru juga berusaha menciptakan iklim yang kondusif antara murid dan orang tua, pembelajan yang inofatif dan kompetitif. Bagaimanapun juga tidak ada akan murid jika tidak ada guru, dan tidak tidak ada anak berbakti jika masih ada orang tua yang tidak mengajarkan kejujuran, kesopanan, serta rasa tanggung jawab sedini mungkin.