Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursyid/Guru Ruhani sejati.

A’uudzu billaahi minasy syaythaanir rajiim

Bismillahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi robbil ‘alaamin

Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.

Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.

Mengapa Perlu BerTasawuf dan Memiliki Mursyid/Guru Ruhani sejati

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

amma ba'du,

Tasawuf pada masa Rasulullah saw, adalah realita tanpa nama, tasawuf saat ini, adalah nama tanpa realita,kecuali hanya sedikit yang menjalankan realitanya dalam bimbingan Mursyid Hakiki. Tasawuf bukan membaca buku2 Tasawuf dan mengkaji dari berbagai teori tasawuf seperti Ibnu Arabi, Syadzili, Qodiri, Mevlevi Rumi seperti banyak kajian tasawuf diberbagai Masjid saat ini. Itu hanya baru mempelajari mengenal tasawuf bukan bertasawuf. Sangat berbeda jauh antara bertasawuf dengan mempelajari buku atau hadir dalam ceramah/seminar tasawuf, jauh dampak dan pemahamannya bagai setetes air dibanding samudera. Bertasawuf adalah melaksanakan dan mengamalkan baik secara lahir maupun batin dzikir dan mengambil seorang pembimbing sang Mursyid dengan berba'iat. Bila ia mendengarkan ceramah dari Mursyid tasawuf yang Wali Allah, maka ia akan mendapatkan ilmu sekaligus Hikmah.

Ilmu seperti pesawat terbang yang indah bentuknya. Hikmah seperti Bahan Bakarnya. Begitu banyak orang yang bangga dengan keindahan ilmunya, tetapi tanpa bahan bakar hikmah ia tetap di darat tak dapat terbang. 

Hikmah didapatkan dari 'mendengarkan langsung dan bersama Wali Allah', sementara ilmu dari ulama biasa kadang membebani. Himah tak dapat terlupa dan menguatkan, sementara ilmu ketika kita sudah tua, maka yang menghancurkan ilmu adalah LUPA ( Hadist Nabi saw). 

Hikmah adalah langsung mendengar dan bertemu (Muwahajah-berhadapan wajah), karena ada dua macam ilmu. Ilmu Awroq ( tulisan) dan Ilmu Azwaq (Rasa). Ketika kita mendengar seorang Kekasih Allah/Wali Allah bicara, maka ilmu rasa yang ditransfer langsung kedalam kalbu kita. Ketika kita menulis dari ceramah Wali Allah, maka yang semula kita terima dalam bentuk Hikmah, berubah menjadi Ilmu. Hikmah adalah RASA, pertemuan langsung dengan Para Wali Kekasih Allah. Berjamaah dengan wali Allah, bagaikan iabadah 70 tahun, maka carilah para Wali Allah.

Itulah sebabnya Sahabat Rasulullah SAW; Sayidina Umar ra ketika berencana membunuh Nabi SAW dan ketika berhadapan langsung dengan Nabi SAW, maka ia masuk islam. Inilah ilmu 'Rasa' yang ditransfer melalui tatapan mata, melalui pertemuan langsung, ilmu para Nabi dan Kekasih Allah, yang merubah benci menjadi cinta. Ada dua macam ilmu, Ilmu yang dari ucapan ulama biasa, dan Ilmu yang sejati ditransfer dengan langsung bicara dan kemudian ditransfer dari hati ke hati. 

Ilmu Ulama yang bukan Wali Allah, ketika kalian mendengarnya kadang ego menolak, karena berasal dari luar. Tetapi Ilmu Wali Allah bekerja dengan dua cara , dari luar dan dari dalam, dari luar berupa ucapan, dari dalam berupa ilham Illahiyah yang dimasukkan kehati setiap muridnya. Dan ketika muridnya melakukannya ia merasakan hal itu dari inspirasinya sendiri, sehingga ia ihklas dan tulus melakukannya tanpa beban sedikitpun. Itulah cara kerja Wali Allah dalam membersihkan dan membenahi para muridnya.

Seorang siswa kedokteran ahli bedah, tidak bisa menjadi ahli bedah hanya dengan membaca buku-buku tentang ilmu bedah. Seperti orang yang menulis tentang mabuk, tetapi ia sendiri belum pernah merasakan mabuk. Seorang ahli bedah haruslah telah menjalani latihan/belajar praktek bedah, latihan dengan langsung membedah dibawah bimbingan dokter ahli bedah yang ahli dan telah mumpuni, menguasai dan bersertifikat memilki ijazah sebagai spesialis ahli bedah, yang tentunya sudah berkali-kali melakukan praktek membedah manusia.

Demikian pula tasawuf, ada banyak profesor, DR, M.Ag, S.Ag, Lc, KH, Ustdaz dan lainnya yang mendalami tasawuf dan mengajar tasawuf, tetapi ketika ditanya siapa Mursyidnya, mereka mengatakan tidak memiliki mursid. Artinya bagaimana seorang penulis tentang jantung bicara tentang membedah jantung padahal dia bukan dokter ahli jantung, padahal dia belum pernah melakukan pembedahan? Bagaimana seorang yang belum pernah memiliki mursyid bicara tentang tasawuf, padahal dia belum bertasawuf? tentu ke-valid-an atasnya bisa sangat diragukan.

Tasawuf adalah pengalaman rasa, bukan ilmu tulisan. Tasawuf adalah Ilmu Azwaq ( Ilmu Rasa) bukan ilmu Awroq, Ilmu tulisan. Tasawuf adalah mengambil bay’at dari seorang Mursyid Kamil (Mursyid Sejati) hakiki dan melaksanakan dzikir yang telah ditetapkan sesuai tariqahnya, dan menjalankan amalan hanya dengan perintah Syaikh/Mursyid yang Hakiki.

Ada begitu banyak sufi palsu, ada begitu banyak Guru sufi palsu yang hanya pada akhirnya terjadi banyak fenomena di zaman ini yang jadi menjelekkan citra sufi. Secara syariah mereka tidak mengerjakan, secara sunah mereka menjauhi sunah. Tak ada tariqah tanpa syariah, karena seumpama syariah adalah lilin penerang untuk menjalani jalan tariqah agar tak tersesat dan menuju hakikat. 

Imam Malik, Imam Mazhab Maliki mengatakan "Syariat tanpa tasawuf adalah zindik, dan tasawuf tanpa syariat adalah sesat". Jadi muslim sejati harus memiliki keduanya, untuk mencapai maqam mukmin (memiliki iman yang sejati) dan mencapai maqam 'muhsin' ( derajat kedudukan orang yang ihsan, dimana ketika shalat seolah berhadapan dengan Allah, Allah selalu melihat kita).

Setiap orang perlu pembimbing ruhani sejati, hanya 124.000 wali disetiap masa yang merupakan pembimbing sejati. Berdoalah,”Ya Allah kirimkanlah para KekasihMU untuk membimbing hamba yang lemah ini”

Siapa berdoa, maka ia akan medapat jawabannya. Siapa yang mencari Mursyid sejati, maka ia akan menemukannya. Tetapi saat ini setiap orang bangga dengan dirinya sendiri, mereka mengatakan gurunya cukup dengan buku/kitab atau bahjkan dirinya telah mendapatkan berbagai macam 'ilham' atau 'bisikan'. Padahal ketika mereka secara fisik sakit dan harus menjalani operasi, mereka bagaikan orang lemah yang setuju harus menandatangani berita acara operasi, butuh seorang 'dokter' untuk menanganinya. Bahkan tanpa mereka perlu membacanya, karena mereka telah pasrah dengan penyakitnya.

Tetapi ketika qalbu mereka sakit, ketika hati mereka berkarat, ketika mereka tak mampu mengalahkan nafs dan egonya, mereka tetap tidak mau mencari obat dari Sang Pembimbing Ruhani Sejati, Para Mursyid, para Wali Allah. Mereka Awliya (para Wali-Wali Allah) tak butuh uang anda, tak butuh pujian, mereka orang yang dengan tulus dan  ikhlas bekerja sepanjang hari dan setiap waktu tak kenal lelah tanpa bayaran, cukup Allah dan Rasulullah SAW bagi mereka. Ketika kalian akan menyebrang padang pasir yang tak dikenal, kalian perlukan penunjuk jalan, agar tak tersesat, agar tahu bahaya yang menanti disetiap langkah, mungkin badai pasir, binatang buas, ular, pasir yang menelan dsb. Tentu saja penunjuk jalan itu telah melalui padang pasir itu berkali-kali sehingga mengetahui karakter padang pasir itu.

Demikian juga apakah kalian pikir meniti jalan ruhani, jauh lebih mudah daripada menyebrang padang pasir tak dikenal?. Mereka yang dikuasai ego , memerlukan bimbingan guru ruhani sejati yang telah mengalahkan egonya, dan mengetahui cara memotong tangan-tangan gurita ego dari korbannya. Setiap orang perlu mencari Wali Allah sebagai pembimbing, bukan hanya ulama biasa yang terkadang masih memiliki ego yang tinggi.

Ilmu Ulama biasa dibanding Wali Allah, ilmunya bagai setetes air dari samudera ilmu wali Allah. Ilmu Wali Allah dibanding ilmu sahabat Nabi saw, bagai setetes dari samudera ilmu sahabat. Dan ilmu sahabat Nabi dibanding Nabi SAW, bagai setetes dari samudera ilmu Nabi saw. Carilah Wali Sejati yang akan membimbing kalian, begitu banyak jalan tariqah sufi ini telah ditunjukkan, tetapi ego selalu menolak. Ketika kita akan melangkah kepada yang Haqq, maka seratus setan dalam bentuk manusia, jin mencegah kalian untuk mendekati yang Haqq. 

Berjuanglah untuk mencari yang Haqq !! 

Ada dua kubu dalam islam, Islam yang Penuh Cinta dan Islam yang terdapat kebencian. Hanya jalan CINTA yang nanti akan Allah serta Rasulullah ridhoi. Hanya jalan cinta yang merupakan jalan Baginda Nabi SAW. Mengapa kalian tidak megikuti Nabi SAW, ingatlah peristiwa dalam sejarah (Sirah Nabawi) Bagaimana akhlak Rasulullah SAW ketika dihujani batu di Thaif, tetapi tetap mendoakan umatnya agar selamat, tanpa dendam, itulah jalan cinta.

Mengapa kita perlu Mursyid? Imam Ghazali dalam kitabnya yang terkenal, "Ihya Ulumudin" mengatakan tanpa Mursyid maka mursyid kalian adalah setan. Ya setan bermain dengan ego kalian, karena kalian selalu akan terhambat mencapai kemajuan spiritual bila tak memiliki bimbingan. Merasa cukup dan tidak butuh seorang pembimbing, merasa cukup dengan gelar atau pangkat 'Awam', tetapi menjalani hidup di kehidupan dunia fana ini, yang notabene milik Allah SWT, ia dengan nafs-nya tidak ridho/rela jika hanya sebagai karyawan/pegawai biasa, ia harus bisa jadi supervisor, setelah jadi supervisor ia harus jadi Manager, Yang sudah jadi Manager harus jadi mengejar karirnya menjadi General Manager, VP-Vice President, mengejar sebagai Direktur, bahkan komisaris atau owner. di dunianya Allah ia senantiasa mengejar itu, tetapi kelak di dunia yang abadi (akhirat) Allah SWT yang telah menciptakan dunia dan seisinya untuk bekal akhirat, ia tidak mau menjadi seorang hamba yang berusaha (Mengejar seperti halnya kepentingan dunianya) memperbaiki dirinya dengan ajaran-Nya yakni

“Dia-lah (Allah SWT)yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menTAZKIYAH mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar. ” (QS. Al-Jum’ah 62: 2-4)

Senada dengan itu, Allah SWT juga berfirman dalam QS Al-Baqarah: 151: “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”

“ Ala bidzikrillah tathmainnul qulub ” ( Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram (QS.13 : 28)

Ayat di atas menunjukkan bahwa tazkiyatun nafs, merupakan salah satu misi semua Nabi dan Rasul, khusus Rasulullah Muhammad SAW, di samping menyampaikan ajaran-ajaran Allah.dan hanya dengan ber-dzikir mengingat Allah maka hati akan tentram. Tasfiyah al-Qulub yaitu bersihnya hati dari penyakit dan kotoran seperti : Sombong, ria, hasad, iri, dengki, rakus dan sebagainya. Jika hatinya telah bersih maka ia bisa memantulkannya pada yang lain sehingga ikut tersinari, dan Tazkiyatun Nafs adalah membersihkan jiwa, tidaklah bisa diraih tanpa tuntunan seorang Pembimbing-Mursyid.  Bahkan untuk belajar matematika saja kalian perlu guru. Tentu berbeda matematika SD dan Perguruan tinggi. Tentu berbeda islamnya kalian ketika kecil dan untuk mencapai derajat "iman dan ihsan.' Untuk mencapainya kalian perlu mensucikan jiwa kalian, membersihkan dari ego, membersihkan karat hati dari maksiat. Jalan pintas tercepat adalah dengan memiliki guru para Wali Allah yang penuh cinta, dan dialah pembimbing sejati menuju kehadirat Illahi.

Mengapa kalian perlu guru dan bay’at? Karena di Padang Mahsyar nanti meskipun mereka ahli tahajud, ahli quran, ahli puasa, mereka akan ditanya, Siapa Imam mu? Apa yang kalian jawab, tak punya Imam, maka kalian akan dibiarkan di mahsyar selama 50.000 tahun, dimana sehari sama dengan seribu tahun. Sampai kalian mendapat syafaat Nabi saw atau ampunan Allah, baru kalian diperkenankan masuk surga-NYA. Itulah sebabnya di Al-Quran dikatakan; masukilah rumah melalui pintu-pintunya. Maknanya mengenal agama ini melalui pintu-pintunya. Nabi saw mengenal islam melalui Malaikat Jibril as, Sahabat Abu Bakar ash-Shidiq ra mengenal agama melalui Nabi SAW, terus hingga tabiin, tabiit, Imam Mazhab dan sampai kepada Wali Allah hingga akhir zaman ini. Merekalah yang perlu kalian ikuti. Insya Allah siapapun yang mencari dan berdoa, untuk memdapatkan Pembimbing Sejati Para Kekasih Allah, maka mereka akan mendapatkannya. Amin Ya Rabbal alamin. Karena Allah selalu menjaga Wali-Nya, ada 124.000 Wali disetiap jaman. Mereka adalah manusia yang selalu dijaga Allah.

 

Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum,

Wassalamu a’laikum warrahmahtullahi wabarakatuh

Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!