Muhammad Khwaja Al Amkanaki

Wahai kesempurnaan, bulan purnama !

Rumah bagi hati adalah kepunyaan Mu!

Kecerdasan yang pernah sekali menjadi Tuan

Kemudian menjadi budakMu dan penjaga pintu.

 

Dari Hari Alastu birobbikum

“bukankah aku” ruh telah mabuk kepadaMu

Meskipun di suatu saat teralihkan oleh air dan tanah liat

Semenjak tanah liat tertanam di dasarnya,

Kemudian air menjadi jenih, tiada aku berkata,

“ini adalah punyaku dan itu adalah milikmu”

(Rumi, Divan)

 

Beliau adalah pewaris rahasia-rahasia sang nabi dan Wali terakhir dari wali-wali yang terpilih. Beliau adalah Imam bagi posisi kebesaran yang setiap orang ketahui dan yang berkah-berkahnya mencapai tempat-tempat yang jauh.

 

Beliau lahir di Amkana, sebuah desa di Bukhara. Beliau dibesarkan oleh ayahnya dan pamannya. Selama masa kanak-kanak beliau sudah dididik dengan baik, sampai menjadi seperti seorang yang berada dinaungan kubah yang dinaikkan, maksudnya terlindungi dari segala hal yang yang dapat membuat malu. Beliau tidak pernah menemukan karakteristik bagus kecuali memperolehnya. Beliau bahkan mengesampingkan kesalahan-kesalahan dan kekeliruan terkecil. Beliau tidak pernah berjumpa dengan maqam yang tinggi tanpa melewatinya, tidak juga sebuah rahasia berharga tanpa menjaganya, tidak juga sebuah rasa spiritual yang lezat tanpa merasakannya.

 

Beliau mengikuti ayahnya seperti matahari disuatu hari yang cerah dan seperti bulan pernama di malam yang gelap. Beliau duduk diatas Singgasana yang menjadi haknya dan berusaha atas yang beliau mampu dalam mengangkat hati orang-orang. Beliau mengenakan jubbah Qutb (kutub spiritual)  dan setiap atom di dunia ini, baik manusia maupun binatang, tumbuhan atau bnda mati tidak berjiwa, yang didukung oleh kespiritualitasan beliau.

Cahaya dari kekuatannya menerangi jalan Thariqah ini, sehingga kemasyhuran beliau menyebar jauh, dan orang-orang berlarian ke arahnya untuk menerima pengetahuan beliau, agar dibimbing oleh cahay dan diterangi oleh bimbingannya. Pintu beliau menjadi tujuan bagi setiap orang berilmu dan Qiblah (focus perhatian Spiritual) bagi hati orang-orang yang shaleh. Beliau dikenakan dan dihiasi dengan atribut-atribut Ilahiah, membuktikan posisi tingginya dalam realitas surgawi.

 

Berikut adalah beberapa ucapan beliau yang diberkahi “setiap orang harus mengetahui kemajuan apa bagi para pencari 9salik) dalam tarekat ini, mula-mula dia harus menghanguskan ke dalam hatinya gambaran syekhnya, sampai jejak-jejak panas dari koneksi tersebut menjadi nyata. Dia harus mengarahkan panas tersebut ke Esesnsiil, Nati universal. Inilah tingkatan hati yang di dalamnya kombinasi dari seluruh kemanusiaan dan seluruh ciptaan ada, baik di duniawi maupiun surgawi.

 

Meskipun tidak ada penjelmaan/penitisan fisik, seluruh nenek moyang dan akhirnya semua makhluk ciptaan ada dalam hati sesungguhnya (esensiil). Para pencari (salik) tidak boleh teraloh perhatiannya oleh detail-detail penciptaan, tapi harus langsung mengarahkan kekuatan hati ke Maha Esa yang Realitas liputi seluruhnya. Dia harus terbebas dari segala kebimbangan tentang tajalli (perwujudan) Yang Maha Esa yang selalu ada, dan harus mengetahui bahwa tidak apapun yang ada kecuali Allah, Yang Maha Kuasa dan maha Tinggi. Dia harus menggunakan Mata kebenaran terhadap semua ciptaan yang muncul da nada melalui Allah semata.

 

Tuntutan dalam tarekat ini adalah mengarahkan diri kalian kepada maqam penghapusan dan pemusnahan, yang merupakan maqam awal kebingungan. Ini akan mengarahkan kelian kepada maqam menerima cahaya murni dari Dzat. Dalam maqam tersebut tidak ada lagi elemen lain yang ada kecuali dzat Murni.

 

Seseorang yang dapt meraih maqam Dzat Murni, maka dia lebih tinggi dari seseorang yang berada di maqam Nam-nama dan Atribut-atribut. Beliau wafat pada tahun 1016 H, beliau menurunkan rahasia tarekat kepada Ayekh Muayyiduddin  Muhammad Al baqi Qs.