3. Sulam Taufiq

Al-Imam Al-‘Allaamah Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thahir berkata dalam Mukadimah kitab ini :

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (Dialah Zat yang telah memberi nikmat kepada kita, baik nikmat yang disertai dengan usaha kita maupun tidak, Dengan kemurahan-Nya melengkapi anggota tubuh kita yang sangat banyak gunanya dan penuh dengan rahasia yang sangat mendalam).

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Perlu diketahui, bahwa puji itu ada terdapat macam, yaitu: puji Allah kepada ZatNya, puji mahluk kepada-Nya, puji Allah kepada makhluk-Nya dan puji makhluk terhadap makhluk, Semua itu pada hakikatnya kembali kepada Allah juga sebab Dialah yang menciptakannya).

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi, bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan utusan-Nya. Rahmat dan kebahagiaan semoga dilimpahkan kepadanya dan seluruh keluarga, para sahabat serta pengikutnya.

Amma ba'du:

Buku ini merupakan sebagian kecil yang pelik, yang menerangkan perkara yang wajib dikaji dan dipelajari serta diamalkan bagi orang yang mengerti maupun yang belum memahaminya. Semoga Allah SWT memudahkannya.

Yang disebut wajib ialah, setiap perkara yang Allah telah menjanjikan pahala bagi orang yang mengerjakan dan yang meninggalkannya akan mendapat siksa (dosa).

 

Aku namai kitab ini dengan Sullamut Taufiq yang artinya tangga pertolongan untuk mencintai Allah dengan sebenarnya.

Aku memohon kepada Allah SWT, semoga buku ini mendapat ridha-Nya. la jadikan sebagai amal saleh yang dapat meraih pahala yang ada di sisi-Nya dan menjadi sebab untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada-Nya serta mendapat tempat di haribaan-Nya kelak.

Semoga Allah menolong orang yang menelaah kitab ini untuk mengamalkan tujuan dan isinya, melaksanakan kewajiban serta meninggalkan segala larangan Allah, menyukai pekerjaan yang sunat agar ia mendapatkan cinta Allah dan pertolongan-Nya.

Keterangan:

Barang siapa yang telah mampu meningkatkan amal ibadahnya dari yang wajib sampai yang sunat, maka Allah berfirman dalana hadis Qudsi:

"Seorang hamba yang senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan mengerjakan sunat sehingga Aku mencintainya, maka bila Aku telah mencintai dia, Akulah yang menjaga pendengarannya bila ia mendengar, menjaga penglihatannya bila ia melihat, menjaga lisannya bila ia mengucap, menjaga tangannya bila ia akan menempeleng dan menjaga kakinya bila ia melangkah.”

Maksudnya: Aku-lah yang menjaga pendengarannya, penglihatannya, tangan dan  kakinya dari maksud yang tidak Aku ridhai. Demikian penjelasan dari Syekh Ahmad Nahrawi, Mekkah.

Sayyid Abdullah bin Husain bin Thahir