Hak Rasulullah SAW terhadap Umatnya

A’uudzu billaahi minasy syaythaanir rajiim

Bismillahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi robbil ‘alaamin

Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.

Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.

HAK RASULULLAH SAW ATAS UMATNYA

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

amma ba'du,

Dalam kaitannya dengan hal itu, kita harus mengetahui hak Nabi Muhamad SAW. Bila ditanya apa hak Nabi SAW atas umatnya, jawabanya di antaranya kita mengikuti sunnahnya, menolong agamanya, memperjuangkan syari’atnya, cinta yang sempurna kepadanya, menghormati dan mengagungkannya, memperbanyak shalawat kepadanya.

Mengapa kita harus mengagungkan Nabi? Karena Nabi adalah makhluk yang paling diagungkan oleh Allah SW. 

Mengapa kita harus memuliakan Nabi? Karena Nabi adalah makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah SWT. 

Mengapa kita harus banyak menyanjung Nabi? Karena Nabi adalah makhluk yang paling disanjung dan dipuji oleh Allah SWT.

Saat ini, umat Islam dalam kondisi memprihatinkan. Mereka jauh dari mengenal Nabi SAW. Bahkan lebih memprihatinkan lagi, mereka mengikuti orang-orang yang jauh dari Nabi, bahkan orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad, dari kalangan Yahudi dan Nasrani.

Kita harus cemburu besar kepada Nabi SAW, karena beliau adalah orang yang paling dicemburui oleh Allah SWT. Seseorang akan mulia dan diangkat derajatnya bila dia mencinati Nabi SAW.

Membela AgamanyaDi antara hak Nabi SAW kepada kita, umat beliau, adalah membela agamanya. Habib Zein bin Semith dalam kitab Al-Ajwibah Al-Ghaliyah fi Aqidah Firqah An-Najiyah menjelaskan bagaiamana agungnya nikmat Islam. Ia berkata, “Andaikan seorang hamba yang diberi usia yang panjang oleh Allah SWT bersembah sujud kepada Allah di atas bara api semenjak diciptakan dunia hingga berakhir, tidaklah hal itu dapat menunaikan hak nikmat Islam yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepadanya.

Alhamdulillah, kita, umat Rasulullah SAW, diberi usia yang singkat untuk tidak banyak digunakan dalam maksiat. Kita diberi umur yang singkat, untuk dilebihkan dan dilipatgandakan amal ibadah kita.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berbuat satu kebajikan, akan mendapat sepuluh kali lipat kebajikan sepertinya.”

Ibadah di bulan-bulan biasa akan dilipatgandakan 10 kali lipat, di bulan Rajab 70 kali lipat, di bulan Sya`ban 700 kali lipat, dan di bulan Ramadhan diberi hadiah berupa kelipatan pahala yang sangat besar yang hanya Allah Yang Maha Mengetahui kelipatannya.

Di bulan Sya’ban yang agung ini, Nabi sangat banyak berpuasa. Aisyah RA pernah ditanya apakah Nabi berpuasa di bulan Sya`ban, ia menjawab, “Seakan-akan Nabi tidak pernah batal puasanya (selalu berpuasa).”

Kemudian ditanya lagi apakah Nabi pernah tidak berpuasa, ia menjawab, “Seakan-akan Nabi tidak pernah berpuasa di bulan ini.”

Maknanya, Nabi sangat mengagungkan bulan Sya`ban dengan memperbanyak puasa di dalamnya. Bila berpuasa, seakan-akan beliau tidak pernah meninggalkan satu hari pun, sehingga seakan-akan menjadi satu kewajiban bagi dirinya. Akan tetapi, bila tidak berpuasa, seolah-olah beliau sama sekali tidak berpuasa di bulan ini. Hal ini agar tidak menjadi kewajiban bagi umatnya.

Hendaklah kita mengisi hari-hari di bulan agung ini dengan memperbanyak puasa dan bershalawat kepada Nabi SAW. Rasulullah telah diberi keutamaan yang luar biasa yang tidak diberikan kepada makhluk sebelum ataupun sesudah beliau. Oleh sebab itu kita wajib bersyukur kepada Allah karena dijadikan umat Nabi Muhammad, karena para nabi sangat cemburu untuk bertemu Nabi Muhammad SAW, ingin menjadi umat beliau. Kita tidak pernah meminta atau merengek untuk menjadi umat Nabi, tapi kita telah dimuliakan dengan dijadikan sebagai umat Nabi. Maka kita harus menjaga kehormatan dan kemulian yang telah Allah berikan ini.

Allah berfirman, “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti akan Aku tambahkan (nikmat-Ku) kepada kalian; tapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” – QS Ibrahim (14): 7.

Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum,

Wassalamu a’laikum warrahmahtullahi wabarakatuh

Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!