7. Masyaikh

Mahabbah kepadah Awliya dan Shalihin

Mahabbah / Cinta kepada  ALLAH dan  Rosululloh  Saw. adalah  wajib hukumnya bagi kita ummat  islam  yang  menginginkan  mendapatkan keni’matan  dunia  dan akhirot ( surga ), sedangkan  makhabbah / cinta  dengan Auliya’ ( kekasih  Alloh ) atau Sholikhiin ( orang-orang sholih ) sangatlah di anjurkan  dan sangat  menguntungkan bagi yang mau melakukan,Bahkan lebih menguntungkan lagi apabila  sampai mau berkhidmah / mengabdikan diri  dengan beliau-beliau  secara tulus  dan  ikhlash,maka dampaknya  akan membawa barokah  pengaruh bisa dekat dengan  ALLAH Swt. Bagi orang yang tidak mau semacam ini memang orang yang tak mendapat jatah bonus agung. Suatu contoh pengabdian seorang murid kepada gurunya yang sangat menguntungkan yang ceritanya tertulis di dalam kitab  Al-Hikam libni ‘Abbad tentang kisahnya  Syaikh Ibnu ‘Atho-illah sang pencipta kata-kata mutiara yang berbobot dalam ilmu  Tasawwuf dan sangat mudah untuk mencerah -ceriakan hati seseorang yang mau mempelajari,menekuni dan memahami kitab  Hikam tsb, sbb : Syaikh  Abul ‘Abbas al Mursiy  Ra.  sebagai gurunya  adalah  Wali Qutub agung  murid utama dan penerusnya  Syaikh  Abul Hasan asy Syadziliy muassis Thoriqoh  Syadziliyyah  yang berkembang pesat sampai di  Indonesia  khususnya pulau jawa adalah suatu Thoriqoh yang tidak asing.Seperti pada umumnya sebagai siswa / santri  keinginannya ialah ingin di perhatikan gurunya,ya’ni gurunya mendidik yang sungguh-sungguh  sedangkan muridnya seenaknya saja. Begitu juga Ibnu ‘Atho’ pada tahapan pertama nyantri di hadapan guru besar Wali agung  Syaikh Abul ‘Abbas  al Mursiy  Ra.Maka kemudian pada kesempatan bertemu antara sang guru dan murid,sebelum sang murid menghaturkan keinginannya  sang guru sudah tahu,lalu dengan spontan sang guru mengatakan jawabannya sbb : itu adalah terbalik ,seberapa kadar perhatian murid terhadap guru,begitulah guru memperhatikan muridnya, Jangan kuatir kamu di sini pasti bisa  menjadi  orang hebat. Setelah faham mendengar kata-kata gurunya, Syaikh  Ibnu ‘Atho’  pada kesempatan bertemu yang lain mendengar bahwa  Syaikhnya berkata ingin menyontoh  kitab  Tahdzib  yang hanya di miliki oleh putranya saja, Maka setelah pulang dari sowan  Ibnu ‘Atho’  segera menuliskan tanpa memberi tahu pada Syaikhnya terlebih dahulu. Karena kitabnya cukup besar yaitu  3  jilid, maka setelah di tulis mendapat satu jilid  Syaikh Ibnu ‘Atho’  segera menghaturkannya dan ternyata tidak menyangka / mengira  kanjeng  Syaikh menerimanya dan merasa senang  sekali sampai mendo’akan.Begitulah terjadi sampai tiga kali  dan setiap kali sowan menghaturkan  kitab  sontekannya  di terima  dengan senang hati dan di do’akan,Bahkan pernah beliau sang guru  sempat bersabda begini : Masukkan dalam hatimu : “ Wali  itu   tidak ada yang melebihi “, dan pernah bersabda  begini : kamu nyantri di sini jangan kuwatir ,kamu harus mampu menjadi pemuka Ilmu Tasawwuf,aku tidak terima kalau kamu hanya mengusai ilmu fiqih  saja dst. Ternyata  dan di akui  oleh  Ibnu ‘Atho-illah  sendiri : memang  betul-betul  terbukti luar biasa  perkembanganku berkah do’a  Syaikh. Silahkan  kaji kitab  Al Hikam  walaupun kecil kitabnya  yang populer dengan nama  HIKAM adalah  tidak ada kitab lain yang  bisa mengimbangi  dalam bobot  dan banyaknya orang memakai,maka mengajilah anda  biar berbobot. 

Berkata  Imam  Asy-sya’roniy : Umpama Al-Qur’an tidak ada  niscaya dengan kitab  HIKAM  saja sudah mencukupi. Selanjutnya  perhatikan dalil-dali berikut ini : Firman  ALLAH  dalam surat  At-Taubah  ayat  119   yang artinya : ” Wahai orang-orang  yang  beriman takutlah  kepada  ALLAH  dan hendaknya  kamu bersama  orang-orang  yang benar / terpercaya”. Baik  yang  masih hidup  atau yang sudah wafat  dengan cara menziarahi  dan mengenangnya. 

Sabda  Rosululloh Saw , yang artinya : ” Hendaknya kamu bersama  ALLAH ,kalau belum bisa maka bersamalah dengan orang yang telah bisa  bersama dengan  ALLAH “. Karena  orang  ini nantinya akan  bisa  menyampaikan kamu  kepada  ALLAH  jika  kamu  betul-betul  mau bersamanya.Kalau bersama saja  belum bisa,masih ada jalan / kesempatan  baik lagi  yaitu  dengan  Mahabbah / mencintai kepadanya. Mahabbah / mencintai  ini  penting sekali,karena  hanya  dengan modal  mahabbah  saja  nanti akan bisa di kumpulkan  di akherat. 

Ada  satu  Hadits  yang  muttafaq  ‘alaih  dari  Abu Musa ‘Al Asy’ariy  Ra. Rosululloh  bersabda  yang artinya : Seseorang  itu  berkumpul  bersama  dengan orang  yang  di cintai Diterangkan  bahwa  hadits  ini sifatnya  masih  umum Yaitu  siapa saja yang  cinta  dengan  Nabi  atau  orang  mukmin  maka akan bisa  bersama  masuk  surga,hanya saja tentang  derajatnya tergantung  amalnya  masing-masing. Ada  lagi  satu  Hadits  yang  muttafaq  ‘alaih  Riwayat  dari  Anas  Ra. : Ada  orang desa  datang  kepada beliau Nabi  dan bertanya : Kapan datangnya  qiyamat  Ya  Rosululloh ?   Jawab  Nabi  : Bekal  apa  untuk  menghadapi  qiyamat ?   Jawabnya: bekalku  hanya  sedikit  sholat ,puasa  dan sedekah  tetapi  aku mencitai ALLAH  dan  RosulNya.  Sabda  Nabi : ” Kamu beserta  orang  yang  kamu  cintai “

Malah  menurut  keterangan  Wali  Qutub agung  Syaikh  Abul  Hasan Asy-Syadziliy : orang  itu jawabnya : aku  tidak  punya bekal apa-apa  kecuali  cinta  kepada  ALLOH  dan Engkau  Ya  Rosululloh, lalu Nabi  bersabda : kamu  berkumpul  dengan orang  yang  kamu  cintai. 

Di dalam  kitab  Fatawal Haditsiyyah  di katakan  oleh  Imam  Al Karmaniy  : Orang  ahli  ibadah  tidaklah  ibadahnya  itu  lebih  banyak  di banding  dengan  cintanya  kepada  kekasih  ALLOH ( Auliya’ ), karena  cinta  mereka  itu  menunjukkan  cinta  kepada  ALLOH”. 

Di dalam  kitab  Iqozhul Himam, di katakan : Yang  artinya  sbb : ” Mengabdi  kepada  para Masyayikh  adalah  suatu  ibadah  yang agung  dan suatu  derajat  yang  agung pula “ 

Syaikh  Sayyid  ‘Abdul Warits   bersabda, yang  artinya  sbb : ” Mengabdi  kepada  orang-orang yang mulya  di sisi  ALLAH bisa  menyebabkan  Wushul ( dekat / sampai )  kepada  ALLAH “ 

Sayyiduz Zuhhad  wal ‘Ubbad  wal  ‘Ulama’  Syaikh  Hasan  Al Bashri  Ra. bersabda  yang artinya : ” Siapa  saja  yang  bisa di ikuti  tentang  ketaatannya  kepada  ALLAH , maka  wajiblah  dicintai   dan  barang  siapa  cinta  dengan  orang  sholeh  maka berarti  cinta  dengan  ALLAH “ 

Sulthonul  ‘Arifin  Imam  Abu  Yazid  Al Basthomi  bersabda  yang  artinya : ” Cintailah  para  Waliyyulloh, agar  mereka  mencintaimu, Sesungguhnya  ALLAH melihat  hati  para  WaliNya, mungkin  saja  ALLAH melihat  namamu  di dalam  hati  Wali Nya  yang  menyebabkan  ALLAH swt  mengampuni  dosa-dosamu”. 

Keterangan  diatas  menyatakan  adanya  seruan  agar  mencintai para  Waliyyulloh,mungkin  ALLAH  melihat  namamu  di hati  para  WaliNya, Baik  yang  masih  hidup  atau  yang sudah  wafat, bisa menyebabkan  ALLAH  mengampuni  dosamu. Sampai  di sini  semoga  kita termasuk  golongan  orang-orang  yang  mencintai  Waliyyulloh  dan  dicintai  oleh  beliau-beliau. Inilah  do’a  beliau  Nabi  Rosululloh  Saw  di dalam  kitab  Ikhya’  lil  Imam  Al Ghozali, yang  artinya  : ” Yaa  ALLAH berilah  aku  bisa  cinta  kepadaMU  dan  cinta  kepada  orang-orang  yang  cinta  kepadaMU  dan  cinta  kepada  apa  saja  yang  bisa  mendekatkanku  bisa  cinta  kepadaMU  Yaa  ALLAH “Dalam  kitab  Al Jaami’us Shoghir  yang  artinya : ” Yaa  ALLAH , kecintaanku  pada  apa saja  yang telah  Engkau  berikan kepadaku, jadikanlah  sebagai  kekuatanku  untuk  menjalankan  apa saja yang  Engkau  cintai “. ALLOHUMMA  Amiin, aku semua  juga  Ya  ALLAH  ,keluargaku,anak  keturunanku  semua  sampai  akhir  keturunanku  sampai  hari qiyamat  dan tetanggaku,saudaraku  se Iman  seAgama  dan  orang-orang  yang  telah  berbuat  baik  kepadaku  atau  orang-orang  yang berbuat  jahat  kepadaku,aku  mohon  bisa  cinta  kepadaMu, kepada  beliau  NabiMU  beserta  keluarganya,sahabat, para  Auliya’, Ulama’  dan  Sholikhin  dan semua  guru-guruku  dan  guru-guru  beliau  keatas, Dan  kumpulkanlah  aku  semua  diakherat  masuk  SurgaMU  dengan  anugerahMU  dan  ni’matMU  dalam  golongan  mereka  para  orang-orang  yang  mendapat  keni’matanMU  dari  para  Nabi, Shodiqin, Syuhada’  dan  Sholikhin. Amiin  Ya  Robbal ‘Alamiin.

TENTANG   BAROKAH   PARA   WALI

Barokah  atau  berkah  artinya  bertambah-tambah  kebaikan / kebajikannya   dan kehebatan   dari  ALLAH  . Para  Waliyyulloh itu  jelas  banyak  sekali  berkahnya  meskipun  sudah  wafat , Orang  yang  baik  itu pasti  memberkahi. Di dalam  Al Qur’an  surat  Maryam di terngkan  bahwa  Nabi  ‘Isa  As  hidupnya  diberi  berkah  oleh ALLAH  , memberkahi  di mana saja berada

Barokah / berkah  yang punya  hanya  ALLAH  semata, diletakkan  pada para  kekasihNYA  ( WaliNYA )  dan apa saja  yang  memberkahi  banyak sekali  walaupun  kadang di lihat dengan mata  lahir  kelihatan  sepele / hina  dan  remeh. Maka  selama  yang di tuju  hanya  mencari  barokah  dari  ALLAH  tidak  memundi-mundi ( memperTUHAN )  siWali   atau  pepunden / jimat  apa  saja, adalah  tidak  ada  larangan, tidaklah  menjadikan  musyriq  seperti  katanya  orang  tidak tahu  persisnya  tetapi  sok tahu.

Beberapa  contoh  berkah :

Hadits  in menunjukkan  bahwa  Jendral  Kholid  bin  Walid  adalah pahlawan  perang  yang tidak pernah kalah karena  berkah  dari  rambut  Rosululloh  Saw. Sebenarnya  masih  banyak sekali riwayat-riwayat  yang  aneh-aneh  tetapi cukuplah  kiranya  ini saja  untuk pegangan  kita  menghadapi  fitnahan  oleh  orang-orang  yang tidak mau  tahu tentang  berkah.