Selasa, 13 Juli 2010, Pengajian PJKA di Stasiun Kota-Jakarta.

Abah Mawlana al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya

 

Abah bilang jalan kalo mau selamat. Jangan tinggal mendekat dgn para awliyaNya, dengan Ziarah kubur untuk mendekat kepada Allah dan banyak baca shalawat.

Sebelum istighatsah, wirid, awrad Membaca al-Fatihah tawasul kepada para awliya terlebih dahulu, Insya Allah Mustajab.

 

Bersyukur upayakan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari, tunjukan kepada Allah SWT; contoh seperti  Beli baju, di syukuri dengan pake sholat terlebih dahulu, Insya Allah nanti dengan mengunakan  baju tersebut tidak mau dan sulit untuk digunakan maksiat kepada Allah. Contaoh lain misal Beli mobil, dibawa dulu pergi ke Masjid, lalu sholat dua rakaat Syukur kepada Allah, tunjukan itu semua kpd Allah!  Terlebih dahulu.

 

Aplikasi yang lain seperti kita makan tidak mau menyisakan sedikit pun, Karena mewujudkan bentuk 'syukur' kepada Sang Pencipta, Karena dengan tersisa berarti menyepelekan pemberian dan ciptaanNya. Menunjukkan kesombongan terhadap-Nya,  Jangan salahkan jika ia disepelekan oleh Allah SWT. Hikmah dari "sebutir nasi", Jangan tidak peduli... Tunjukan itu semua kepada Sang Pencipta.

Istighatsah jangan asal berdoa saja, tapi tunjukanlah perbuatan nyata kita untuk mencari keselamatan dan Keridhoan-Nya.  Jangan menerima bola tapi kejar bola. Hubungan antara doa dan ikhtiar, harus sejalan. Angkat nasi yang jatuh, karena sebutir nasi yang punya andil banyak, mulai dari petani, panen gabah hingga beras dan nasi. Hargai dan syukuri itu semua dengan perbuatan, tingkah laku yang nyata.

 

Pikir dan biasakan buka hati kita kepedulian merupakan wujud syukur kita kepada Allah SWT.

 

 Abah menjelaskan doa makan, Kalimah jama' (Majemuk) pada doa “bariklana”. Mendoakan dan mengangkat, menyelamatkan semuanya sodara kita Kepedulian agar manfaat.

Abah menjelaskan tafsir fatihah, Abah mendoakan yang di rumah sakit, dalam semuanya, luas seluruhnya tanpa terkecuali, inilah Hikmah dari sebutir nasi.

 

Selamat dhahiran dan bathinan harus segera kita lakukan dalam perbuatan sehari-hari.  Jadilah hamba yang aktif dan kreatif, Hubungkanlah dari hati ke hati dengan para awliya-Nya. Hubungan kuat bisa menimbulkan keberkahan dan keselamatan dunia akhirat!!

Biasakan doa berjamaah, dan jalin silaturahmi

Al fatihah! Abah tawasul... Amin!!! Kemudian memimpin pembacaan Ratib Istighatsah.

 

Setelah selesai, Abah memberikan ijazah amalan kepada para hadirin, khususnya bagi para masinis dan pegawai dan pejabat PJKA. Kalo mau brkt pergi Baca QS.al-Qadr 3 kali,  Insya Allah. Berangkat akan dijaga selamat pulang-pergi … Amin qobiltu ijazah

Setelah itu  Makan ramah tamah dan persiapan ziarah LB (akhirnya tidak jadi kembali ke Duren Sawit)

 Maafkan ini sedikit yang bisa dirangkum dan di broadcast-kan.

 

Note from:  Abah; khatam qur'an bulan ramadhan, dibagi rame2, tausiyah lalu istighatsah terakhir

Abah bilang wiridnya dibuat terakhir agar sirr-nya bisa dibawa pulang

Susahnya/kesulitan yang dihadapi adalah bekal. Ada 2 hal rahasia :

1. Untuk anak-keturunan, ditanggung oleh kita orang tua sudah ditebus.

2. Untuk muamalah pribadi, semakin mendekat dan membersihkan diri kita disucikan di akhirat kelak. Dihapus sekarang, Itulah rahasia dari ujian dan musibah.

Allah SWT memberikan solusinya diantaranya Bacaan penuntas bala'-kesulitan-musibah jangan ditinggal kalo mau, yang dibaca habis maghrib boleh atau habis Isya'.

Baca surat al-Falaq, an-Naas, dan shalawat masing-masing sebanyak 70 kali.

(Penjelasan Abah kepada tamu yang menangis mengadukan musibahnya)

 

Abah ditanya mengenai thariqah, ada pilihan Syathariyah-Tijaniyah-Qadiriyah-Naqsyabandiyah-Syadziliyah. Abah lebih memilih thariqah asy-Syadziliyah. Dan ditanya apakah lebih baik masuk thariqah atau tidak, Abah mengatakan lebih baik masuk thariqah jika ingin selamat dunia-akhirat.

Abah berpesan untuk menjaga kekompakan keharmonisan dalam berkeluarga. Hub kakak-adik-ipar-mertua dsb.

 

Untuk meningkatkan ibadah kepadaNya, maka Abah pesan JANGAN TINGGAL SHALAWAT!!!

Jangan pernah menyepelekan shalawat.

Abah mengijazahkan untuk mendoakan suami/istri agar menjadi baik, dibacakan "shalallahu 'alaa Muhammad" 300x setiap malam selepas Isya' di niatkan dikhususkan si-fulan bin/binti fulan.