01. Ta'lim Muta'alim Kitab Para Pencari Ilmu

A’uudzu billaahi minasy syaythaanir rajiim

Bismillahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi robbil ‘alaamin

Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.

Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.

Ta'lim Muta'alim Kitab Para Pencari Ilmu

[Ta'lim Muta'alim, Sayyid Syekh Az-Zarnuji.rhm]

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

amma ba'du,

Kitab TA'LIM MUTA'ALIM, yang disusun dan di karang oleh Syekh Az-Zarnuji, merupaka kitab dan acuhan sekaligus bimbingan bagi seorang penuntut ilmu agar mendapatkan ilmu yang bermamfaat bagi dirinya pada khusussnya dan masyarakat pada umumnya.

Dalam kitab ini terdapat banyak sekali petunjuk – petunjuk bagi seorang penuntut ilmu, seperti halnya memilih guru dan teman yang akan di jadikan seorang guru dan teman untuk berdiskusi dan mencari solusi dalam permasalahan yang ada dalam masyarakat, cara memuliakan ilmu dan shohibul ilmi dan masih banyak hal – hal yang berhubungan tentang hak dan kewajiban penuntut ilmu.

Tentang Penyusun Kitab

Imam al-Zarnji Terlahir dengan nama Burhanuddin al-Zarnuji, sebagian menyebutkan bahwa namanya adalah Syeikh Ibrahim bin Isma'il Al Zarnuji. Jika dilihat dari nisbahnya, yaitu Az-Zarnuji, maka sebagian peneliti mengatakan bahwa ia berasal dari Zaradj, yakni suatu daerah yang kini dikenal dengan nama Afganistan. Adapula yang menyebutkan bahwa ia berasal dari daerah Ma Warâ’a al-Nahar (Transoxinia). Tidak diketahui secara pasti mengenai tanggal kelahiran meupun sejarah kehidupannya, namun ada dua pendapat yang menjelaskan tentang wafatnya, yakni Pertama, pendapat yang mengatakan beliau wafat pada tahun 591 H./1195 M. Sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa Az-Zarnuji wafat pada tahun 840 H./1243 M.

Karya Az-Zarnuji yang berjudul Ta’allim al-Muta’allim ditulis dengan bahasa Arab. Kemampuannya berbahasa Arab tidak bisa dijadikan alasan bahwa beliau keturunan Arab. Beberapa referensi telah penulis tela'ah dan tidak ditemukan bahwa az-Zarnurji adalah bangsa Arab, namun bisa jadi hal itu benar, sebab pada masa penyebaran agama Islam banyak orang Arab yang menyebarkan agama Islam ke berbagai negeri, kemudian bermukim di tempat di mana ia menyebarkan agama Islam.

Az-Zarnuji menuntut ilmu di Bukhara dan Samarkand, yaitu ibu kota yang menjadi pusat keilmuan, pengajaran dan lain-lainnya. masjid-masjid di kedua kota tersebut dijadikan sebagai lembaga pendidikan dan diasuh oleh beberapa guru besar seperti Burhanuddin Ali bin Abi Bakr Al-Marginani (Th. 1197) pembesar ulama’ Hanafiyah pengarang kitab al Hidayah , Syamsuddin Abdil Wajdi Muhammad bin Muhammad bin Abdul Satar, selain itu banyak guru Az- Zarnuji yang pendapat-pendapat mereka banyak diangkat dalam karyanya Ta’allim al-Muta’allim.

Selain tiga orang di atas, Az-Zarnuji juga berguru kepada Ali Bin Abi Bakar Bin Abdul Jalil Al Farhani, Ruknul Islam Muhammad bin Abu Bakar yang dikenal dengan nama Khawahir Zada, seorang mufti Bukhara yang ahli dalam bidang fiqih, sastra dan syair, Hammad Bin Ibrahim ahli fiqih, sastra dan ilmu kalam, Fakhuruddin Al-Kasyani, Rukhnuddin al-Farhami ahli fiqih, sastra dan syair. Ia juga belajar kepada Al-Imam Sadiduddin Asy-Syirazi.

Dari karya beliau Kitab Ta’lim Muta’alim ini, dapat di ketahui bahwa beliau adalah sosok yang yang ‘Alim Fiqh yang bermadzham Hanafi dan fanatik terhadap Madzhabnya, terbukti beliau sering menyebutkan pendapat dari para ulama’ hanafiyah, bahkan beliau dalam mencontohkan kitab yang harus di pelajari dalam tahapan belajar, beliau menyebutkan Kitab2 Hanafiyah.

ISI KITAB

Pada dasarnya ada beberapa konsep pendidikan Zarnuji yang banyak berpengaruh dan patut diindahkan, yakni :

1) Motivasi dan penghargaan yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan ulama

2) Konsep filter terhadap ilmu pengetahuan dan ulama

3) Pendekatan-pendekatan teknis pendayagunaan potensi otak, baik dalam terapi alamiyah atau moral-psikologis.

Point-point ini semuanya disampaikan Zarnuji dalam konteks moral yang ketat. Maka, dalam banyak hal, ia tidak hanya berbicara tentang metode belajar, tetapi ia juga menguraikannya dalam bentuk-bentuk teknis. Namun walaupun demikan, bentuk-bentuk teknis pendidikan ala Zarnuji ketika dibawa ke dalam wilayah dengan basis budaya modern, terkesan canggung. Saat itulah, Ta’lim kemudian banyak dipandang secara “tidak adil” (baca: apriori), ditolak dan disudutkan. Tetapi menurut penulis, terlepas dari pro-kontra kelayakannya sebagai metodologi pendidikan, yang jelas Zarnuji dalam cermin besarnya telah memberikan sebuah nuansa tentang pendidikan ideal; sebuah pendidikan yang bermuara pada pembentukan moral.

Secara umum kitab ini berisikan tiga belas pasal yang singkat-singkat, yaitu;

1) Pengertian Ilmu dan Keutamaannya

2) Niat di kala belajar

3) Memilih ilmu, guru dan teman serta ketahanan dalam belajar

4) Menghormati ilmu dan ulama

5) Ketekunan, kontiunitas dan cita-cita luhur

6) Permulaan dan intensitas belajar serta tata tertibnya

7) Tawakal kepada Allah

Masa belajar

9) Kasih sayang dan memberi nasehat

10)Mengambil pelajaran

11)Wara (menjaga diri dari yang haram dan syubhat) pada masa belajar

12)Penyebab hafal dan lupa, dan

13)Masalah rezeki dan umur.

Dari ke 13 bab pembahasan di atas, dapat kita lihat bahwa dari segi metode belajar yang dimuat Zarnuji dalam kitabnya itu meliputi dua kategori. Pertama, metode bersifat etik. Kedua, metode yang bersifat strategi. Metode yang bersifat etik antara lain mencakup niat dalam belajar; sedangkan metode yang bersifat teknik strategi meliputi cara memilih pelajaran, memilih guru, memilih teman dan langkah-langkah dalam belajar. Apabila dianalisa maka akan kelihatan dengan jelas Zarnuji mengutakan metode yang bersifat etik, karena dalam pembahasannya beliau cenderung mengutamakan masalah-masalah yang bernuansa pesan moral.

 

Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum,

Wassalamu a’laikum warrahmahtullahi wabarakatuh

Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!