Rifan Financindo | BoE Tak Ubah Kebijakan, Namun Pound Melonjak Tengah Mala

Rifan Financindo | BoE Tak Ubah Kebijakan, Namun Pound Melonjak Tengah Mala

Rifan Financindo - Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunganya di hari Kamis (19/September) di level 0.75 persen. Ketidakpastian Brexit dan lemahnya pertumbuhan global yang dibayangi perang dagang, menjadi faktor utama yang mendasari kebijakan tersebut. Selain itu, tidak ada suara kontra dalam pengambilan kebijakan BoE kali ini. Para anggota komite rapat BoE secara mufakat tidak melakukan perubahan kebijakan.

"Sejak rapat MPC sebelumnya, perang dagang antara Amerika Serikat dan China sudah semakin intensif. Outlook pertumbuhan global pun melemah," demikian pernyataan BoE sore tadi.

Mereka juga menengarai bahwa perubahan ekspektasi mengenai potensi timing dan perkembangan Brexit, terus membebani volatilitas harga aset-aset Inggris, khususnya nilai tukar Poundsterling."

Baca Juga :


Berbeda dengan ECB dan The Fed yang memotong suku bunganya, bank sentral Inggris bergeming karena inflasi Inggris juga dinilai lemah. BoE mencatat bahwa seiring munculnya peluang No Deal Brexit dengan penuh ketidakpastian, maka nilai tukar Pound punya kemungkinan untuk melemah. Inflasi Konsumen Inggris juga bisa melonjak dan pertumbuhan GDP bukan tak mungkin akan melambat.

"Event-event politik dapat mengarah ke periode ketidakpastian yang berlarut-larut dan berkepanjangan," tulis notulen BoE. "Semakin lama ketidakpastian itu, maka semakin mungkin permintaan akan berada di bawah harapan, sehingga akan memperlambat inflasi."

Pound Flat Pasca BoE, Namun Melonjak Karena Pernyataan Ketua Komisi UE

Beberapa saat pasca pengumuman kebijakan BoE Poundsterling tak banyak bereaksi. Dalam time frame 1-jam, GBP/USD hanya naik tipis 0.18 persen ke angka 1.246. Namun saat berita ini ditulis, pair yang juga disebut dengan Cable tersebut, melonjak 0.51 persen ke 1.2537, setelah Ketua Komisi Uni Eropa Jean-claude Juncker mengutarakan optimisme akan adanya kesepakatan pada tanggal 31 Oktober mendatang.

SkyNews melaporkan--berdasarkan hasil wawancara ekslusif reporternya--Juncker mengatakan bahwa No Deal Brexit akan membawa konsekuensi yang buruk bagi semua pihak. Ia akan mengupayakan agar Inggris keluar dengan kesepakatan, dan bahkan bersedia untuk menyingkirkan aturan Backstop dari draft kesepakatan, asalkan semua tujuan Inggris dan Uni Eropa tidak saling bertentangan. Selain itu, Juncker mengaku bahwa pertemuannya dengan PM Inggris Boris Johnson untuk membicarakan kemungkinan Deal tanggal 31 Oktober mendatang, berjalan positif. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )



Lihat : Rifan Financindo


Sumber : seputarforex