Rifan Financindo Ppekanbaru | Dolar AS Menguat Pasca FOMC, Ekspektasi Fed H

Rifan Financindo Ppekanbaru | Dolar AS Menguat Pasca FOMC, Ekspektasi Fed H

Rifan Financindo Pekanbaru - Dolar AS menguat setelah The Fed tidak melakukan perubahan kebijakan moneter di bulan November 2018 ini. Bank sentral AS tersebut mempertahankan tingkat suku bunganya di level 2.0-2.25 persen, tetapi masih menegaskan bahwa pengetatan moneter masih dilakukan. Oleh sebab itu, pasar mengekspektasikan suku bunga akan kembali dinaikkan pada bulan Desember mendatang.

Baca juga:


Divergensi Kebijakan The Fed Dan Bank Sentral Lain Makin Tajam

Sentimen perdagangan global mulai kembali ke minat risiko, menyusul menguatnya saham-saham Wall Street pekan ini, setelah Pemilu Parlemen AS tidak menghasilkan hal yang di luar ekspektasi para investor. Dalam pasar forex, fokus para investor kini kembali ke divergensi kebijakan moneter antara bank sentral AS dan bank sentral negara-negara maju lainnya. Yang paling signifikan perbedaannya adalah kebijakan AS dengan Jepang. Bank Sentral Jepang masih berkutat dalam kebijakan moneter ultra longgar.

Baca juga:

Akibatnya, Yen melemah ke dekat level terendah lima pekan terhadap Dolar AS. Meksi saat berita ini ditulis pada pukul 10:30 WIB, USD/JPY diperdagangkan pada posisi 113.89, sedikit melemah dari level tinggi yang tercapai kemarin. Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor, naik ke level 96.72 saat berita ini ditulis.

"The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember. Sebagian besar para anggota rapat kebijakan The Fed tidak terpengaruh oleh koreksi pasar ekuitas pada bulan Oktober," kata Ray Attrill, Kepala Forex di NAB.

Attrill menambahkan bahwa penguatan Dolar AS juga mengikuti lemahnya Euro dan naik turunnya Poundsterling dalam beberapa sesi perdagangan terakhir. Menurut perkiraan FedWatch CME, peluang kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Desember diperkirakan akan mencapai 75 persen. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )


Lihat : Rifan financindo pekanbaru


Sumber : Seputar Forex


Baca juga :

Divergensi Kebijakan The Fed Dan Bank Sentral Lain Makin Tajam

Sentimen perdagangan global mulai kembali ke minat risiko, menyusul menguatnya saham-saham Wall Street pekan ini, setelah Pemilu Parlemen AS tidak menghasilkan hal yang di luar ekspektasi para investor. Dalam pasar forex, fokus para investor kini kembali ke divergensi kebijakan moneter antara bank sentral AS dan bank sentral negara-negara maju lainnya. Yang paling signifikan perbedaannya adalah kebijakan AS dengan Jepang. Bank Sentral Jepang masih berkutat dalam kebijakan moneter ultra longgar.

Akibatnya, Yen melemah ke dekat level terendah lima pekan terhadap Dolar AS. Meksi saat berita ini ditulis pada pukul 10:30 WIB, USD/JPY diperdagangkan pada posisi 113.89, sedikit melemah dari level tinggi yang tercapai kemarin. Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor, naik ke level 96.72 saat berita ini ditulis.

"The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember. Sebagian besar para anggota rapat kebijakan The Fed tidak terpengaruh oleh koreksi pasar ekuitas pada bulan Oktober," kata Ray Attrill, Kepala Forex di NAB.

Attrill menambahkan bahwa penguatan Dolar AS juga mengikuti lemahnya Euro dan naik turunnya Poundsterling dalam beberapa sesi perdagangan terakhir. Menurut perkiraan FedWatch CME, peluang kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Desember diperkirakan akan mencapai 75 persen.