PT Rifanfinancindo | Bukan karena Sertifikat, 4 Hal Ini yang Bikin RI Susah

PT Rifanfinancindo | Bukan karena Sertifikat, 4 Hal Ini yang Bikin RI Susah Ekspor Pisang

PT Rifan Financindo - Jakarta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan ekspor komoditas dari Indonesia terganjal berbagai sertifikat. Teten mencontohkan untuk ekspor pisang ke Eropa dan Amerika, eksportir harus memiliki 21 sertifikat.

Berbeda dengan Teten, Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah Indonesia (Aesbi) Hasan Johnny mengatakan sertifikasi bukan masalah utama sulitnya ekspor pisang ke luar negeri. Dirinya justru kaget mendengar pernyataan ada 21 sertifikat yang menghambat ekpor.

"Kalau sampai 21 sertifikat ini saya baru dengar ya. Apa mungkin dibesar-besarkan aja ya," kata Hasan kepada detikcom, Rabu (24/2/2021).

Justru Hasan mengatakan ekspor pisang ke beberapa negara tak banyak mensyaratkan sertifikasi. Dia menyebutkan China dan Singapura. Kalaupun ada yang mensyaratkan sertifikat itu pun tidak banyak, umumnya negara-negara tujuan ekspor hanya mensyaratkan sertifikat good agriculture practices (GAP) ataupun fitosanitari.

Baca Juga :



"Sekarang tuh kayaknya banyak yang nggak pakai sertifikasi malah, Singapura, ke China aja nggak ada. Asal kualitas yang dia mau dan jumlahnya ada. Mungkin ada sertifikat tapi ngga banyak, ada good agriculture practices atau GAP, atau ada fitosanitari juga, tapi nggak sampai 21," papar Hasan.

Hasan juga mengaku, sebetulnya Eropa dan Amerika Serikat pun memang bukan pasar utama ekspor buah. Dia mengatakan cukup sulit mengirimkan buah ke sana karena jarak yang terlalu jauh.

"Kalau Eropa dan AS terlalu jauh juga ini barang kita bakal sulit juga dikirim ke sana," kata Hasan.

Apa lagi yang menyulitkan untuk ekspor pisang? klik halaman berikutnya.

Di sisi lain, Hasan mengatakan masalah yang menyulitkan ekspor di Indonesia ada 4. Kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan komitmen. Dia mengatakan selama ini kualitas dan kuantitas produk buah-buahan, tak terkecuali pisang memang masih sangat kurang.

Kalaupun bisa dieskpor, itu hanya bisa sekali-sekali saja dan tidak terus menerus.

"Sering sekali keinginan ada mau ekspor ini itu tapi komitmen nggak ada. Harga nggak jadi problem buat orang luar, begitu kita mau ekspor kuantitasnya nggak ada, kualitas ada jumlahnya sedikit. Giliran bisa dua duanya nggak bisa kontinu," ungkap Hasan.

Sebelumnya, Menkop-UKM Teten Masduki mengatakan sulitnya komoditas asli Indonesia untuk diekspor ke luar negeri. Salah satu yang dicontohkan adalah pisang, menurutnya ekspor pisang terkendala adanya beberapa syarat sertifikasi, jumlahnya mencapai 21 sertifikat.

"Untuk satu pisang saja butuh 21 sertifikat untuk masuk pasar Eropa dan Amerika. Saya tanya sertifikat apa? Ya sebenarnya hanya untuk mempersulit ekspor saja, bukan berkaitan dengan kualitas dan sebagainya," kata Teten dalam peresmian program 500K Eksportir Baru yang dilihat virtual, Rabu (17/2/2021).( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )


Lihat : PT Rifan Financindo


Sumber : finance.detik


PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan