Rifan Financindo | 4 Alasan Pemerintah Kumpulkan Duit Investor Kelas Kakap
Rifan Financindo | 4 Alasan Pemerintah Kumpulkan Duit Investor Kelas Kakap Lewat LPI
Rifan Financindo - Jakarta Pemerintah telah membentuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau SWF yang diberi nama Indonesia Investment Authority (INA). Lembaga ini bakal mengelola dana ribuan triliun rupiah dari sejumlah investor kelas kakap dunia.
Selain mandat UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, ada beberapa alasan bagi pemerintah untuk membentuk LPI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan semua alasan pemerintah yang membentuk LPI kepada Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Saat ini, pemerintah dan DPR juga sudah menyetujui tiga calon dewan pengawas (dewas) LPI dari kalangan profesional. Berikut beberapa alasan pemerintah membentuk LPI:
1. Biaya Infrastruktur
Sri Mulyani mengungkapkan alasan pemerintah membentuk LPI adalah untuk mengejar kebutuhan anggaran pembangunan infrastruktur yang mencapai sekitar Rp 6.445 triliun.
Kebutuhan anggaran investasi sektor infrastruktur tersebut, dikatakan Sri Mulyani tertuang dalam RPJM periode 2020-2024. Menurut dia, pembentukan LPI menjadi inovasi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan anggaran pembiayaan sektor infrastruktur.
"Total investasi untuk infrastruktur estimasi RPJMN bisa mencapai Rp 6.445 triliun dan itu dibutuhkan melalui APBN, BUMN, maupun berbagai instrumen dan kerjasama lain," kata Sri Mulyani dalam raker tentang LPI bersama Komisi XI secara virtual, Senin (25/1/2021).
Baca Juga :
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Oleh karena itu, kehadiran atau pembentukan LPI dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan biaya infrastruktur di tanah air.
"Kalau ingin terus meningkatkan dengan hanya bersandar pada instrumen utang, kita akan leverage makin tinggi. Kapasitas pembiayaan APBN dan BUMN saat ini terlihat dalam neraca, terutama BUMN adalah sudah tinggi exposure dari leverage-nya," ungkapnya.
3. Setor Dividen
LPI bisa menyetor dividen maksimal 30% kepada negara. Pemberian dividen ini pun sudah sesuai ketentuan yang ada. Besaran maksimal dividen ini tetap memberikan kekuatan kas kepada LPI.
Sri Mulyani Indrawati mengatakan dividen yang disetorkan kepada negara ini baru bisa terealisasi jika LPI memiliki akumulasi laba ditahan mencapai 50% dari modal awal.
"Dividen ke pemerintah paling banyak 30% dari laba tahun sebelumnya. Jadi sisanya akan tetap kembali menjadi pemupukan modalnya LPI," kata Sri Mulyani.
Dito mengingatkan agar LPI menjalankan tugasnya dengan penuh kehati-hatian dengan mengedepankan profesionalitas. Hal itu dikatakan Dito akan menumbuhkan kepercayaan para investor. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )
Lihat : Rifan Financindo
Sumber : finance.detik