PT Rifanfinancindo | Terungkap! Ini Kondisi Jiwasraya Terkini

PT Rifanfinancindo | Terungkap! Ini Kondisi Jiwasraya Terkini

PT Rifan Financindo - Jakarta PT Asuransi Jiwasraya (Persero) baru saja menyampaikan kondisi perusahaan terkini. Perusahaan mengumumkan laporan keuangan tahun 2019 yang telah diaudit opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono.

Direktur Keuangan dan Investasi Jiwasraya, Farid A Nasution mengatakan, posisi aset perusahaan di akhir 2019 tercatat sebesar Rp 18,13 triliun. Sedangkan posisi kewajiban pada tahun buku 2019 berada di angka Rp 52,74 triliun dengan nilai ekuitas tercatat minus Rp 34,61 triliun.

"Atas laporan keuangan yang telah disajikan secara wajar oleh KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono ini memudahkan Jiwasraya dan shareholder untuk membuat roadmap penyelamatan dan penyehatan Jiwasraya. Laporan Keuangan ini juga menggambarkan bahwa tingginya liabilitas Jiwasraya karena produk-produk masa lalu yang tidak mencerminkan produk asuransi yang wajar karena memberikan garansi bunga tetap yang tinggi," kata Farid dalam keterangan resmi, Rabu lalu (22/7/2020).

Baca Juga :


Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menambahkan bahwa manajemen baru Jiwasraya bersama Kementrian BUMN dan Kementrian Keuangan selaku pemegang saham sedang menyusun rencana strategis terbaru dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan dan memenuhi kewajiban kepada nasabah.

Hexana juga mengungkapkan, rencana strategis Jiwasraya telah dikomunikasikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Rencana strategis tersebut akan diimplementasikan ke dalam program restrukturisasi yang direncanakan akan dimulai bulan Agustus 2020 setelah mendapat konfirmasi pendanaan dari pemegang saham.

"Restrukturisasi merupakan agenda utama penyehatan perusahaan dan akan segera dimulai. Keberhasilan restrukturisasi membutuhkan dukungan semua pihak dan saya mohon kerja sama yang sebelumnya sudah berjalan baik," tutur Hexana.

Seperti apa langkah restrukturisasi tersebut?

Direktur Utama Hexana Tri Sasongko pernah menjelaskan, restrukturisasi ialah memberikan pengembalian (return) yang wajar. Langka itu ditempuh agar perusahaan berjalan dengan normal.

"Restrukturisasi ini hanya mengembalikan pada return yang wajar. Mungkin nasabah bagi yang masih mengiur jangka panjang harus disesuaikan. Tapi kami mengakui pengembangan yang sudah dijanjikan sampai dengan saat restrukturisasi nanti, hanya ke depannya pasca restrukturisasi supaya perusahaan ini berjalan dengan normal," katanya kepada detikcom di kantornya, Kamis (9/7/2020).

Dia mengatakan, dengan kondisi sekarang di mana utang tidak bisa ditutup oleh investasi pasti perusahaan akan rugi.

"Kalau punya liabilities yang ongkosnya tidak bisa ditutup investasi aset pasti perusahaan itu merugi. Makanya saya bilang sama teman-teman, tim ini juga berat restrukturisasi (Jiwasraya) tapi kita bikin pengertian, hubungan bisnis itu harus sehat," jelasnya.

Dia mencontohkan, jika penerimaan hanya 7% gross sementara biaya yang dikeluarkan sebesar 11% net maka bekerja sekeras apapun tidak bisa menutup selisih itu. Sebab itu, pengembalian mesti dikembali pada nilai yang wajar.

"Kenapa? Income 7% gross, costnya 11% net, pasti habis. Sampai saya bilang karyawan, ini ritel bekerja sampai keringatnya kering, untungnya habis untuk membayar itu. Jadi sebenarnya bukan dirugikan, tapi dikembalikan ke kurva, dikembalikan ke kurva yang wajar sesuai market kira-kira gitu," ujarnya.

"Tapi kita hormati, yang sudah tinggi, nanti dikembangkan dengan bunga yang baru, kemarin Pak Tiko ngomong akan turun, ya akan turun, in general seperti itu," imbuhnya. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )


Lihat : PT Rifan Financindo


Sumber : finance.detik


PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo