RIFANFINANCINDO PEKANBARU | Nomura: Inilah 7 Negara Berkembang Yang Terancam Krisis Nilai Tukar
RIFANFINANCINDO PEKANBARU - Tujuh negara berkembang sedang terancam krisis nilai tukar mata uang. Nomura Holding Inc, bank dan lembaga finansial terbesar asal Jepang, menyebutkan bahwa Sri Lanka, Afrika Selatan, Pakistan, Mesir, Turki, dan Ukraina patut mewaspadai risiko ini.
Damocles Sebagai Model Pengidentifikasi Krisis Nilai Tukar
Penemuan Nomura tersebut dibuat berdasarkan sebuah model peringatan dini - Damocles - yang dirancang sedemikian rupa untuk mengindentifikasi krisis nilai tukar bagi 30 negara ekonomi berkembang. Model tersebut menguji beraneka faktor seperti cadangan devisa, level utang suku bunga, dan import cover.
Baca juga:
- PT.RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB || RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
- rifan financindo || Banyak Masyarakat Belum Paham PBK
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA ||
- pt rifan financindo
Menurut para analis Nomura, Damocles telah memprediksi dua pertiga dari 54 krisis nilai tukar di negara maju sejak tahun 1996, dan bisa mengukur prospek situasi sampai dengan 12 bulan ke depan.
Indeks ini memiliki nilai parameter antara 0 hingga 200. Jika skor suatu negara sudah melampaui angka 100, maka kerentanannya terhadap krisis sudah mencapai level waspada. Untuk negara yang skornya sudah melebihi 150, maka krisis diperkirakan bisa terjadi kapan saja dalam jangka waktu 12 bulan ke depan.
Menurut hasil pengukuran Nomura, Sri Lanka menjadi negara paling berisiko dengan skor 175. Hal itu karena kondisi keuangan negara tersebut masih rapuh, begitu pula dengan posisi eksternal dan stabilitas politik domestiknya. Di posisi kedua, ada Afrika Selatan dan Argentina yang masing-masing mengumpulkan skor 143 dan 140.
Berikut adalah grafik lebih lengkap tentang 30 negara berkembang yang diukur oleh indeks Damocles dari Nomura:
Baca juga:
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT.RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
Meski demikian, hasil pengukuran indeks Damocles sebaiknya hanya digunakan sebagai referensi tambahan, karena masih ada faktor-faktor yang tidak dipertimbangkan dalam perhitungan indeks tersebut.
"Hasil yang telah kami capai cukup mencengangkan, tetapi mengingat adanya batasan inheren dari sebuah sistem peringatan dini, maka tidak perlu terlalu membuat klaim berlebihan," kata analiis Nomura.
Negara-Negara Berkembang Dengan Risiko Paling Rendah Dari Krisis Nilai Tukar
Di samping negara dengan risiko tertinggi, ada pula delapan negara berkembang lain yang justru berisiko paling rendah mengalami krisis nilai tukar mata uang. Menurut Robert Subbaraman, analis Nomura Singapura yang menjabat sebagai Ahli Pasar Negara Berkembang, kedelapan negara tersebut adalah Brazil, Bulgaria, Indonesia, Kazakhstan, Peru, Filipina, Rusia, dan Thailand. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )
Lihat : Rifanfinancindo
Sumber : seputarforex
Baca juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA DBS TOWER | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu