PT Rifanfinancindo | Perang Saudi-Rusia Bikin Pelemahan Harga Minyak Dunia

PT Rifanfinancindo | Perang Saudi-Rusia Bikin Pelemahan Harga Minyak Dunia Cetak Rekor

PT Rifan Financindo - Jakarta Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan yang sangat dalam pada perdagangan Senin. Bahkan penurunan harga minyak mentah jadi yang terbesar dalam sehari sejak 1991.

Melansir CNN Business, Selasa (10/3/2020), kejatuhan harga minyak dunia disebabkan keputusan Arab Saudi yang mencengangkan. Negara produsen minyak terbesar itu menyatakan 'perang harga' dengan Rusia.

Arab Saudi hendak hendak membanjiri pasar dengan minyak mentah. Tujuannya untuk merebut kembali pangsa pasar.

Harga minyak AS tercatat turun 34% ke level terendah dalam empat tahun ke posisi US$ 27,34 per barel.

Minyak mentah dunia (crude) berakhir turun hampir 26% menjadi US$ 31,13 per barel. Lalu minyak mentah Brent, yang menjadi patokan global, jatuh 24% menjadi US$ 33,36 per barel. Kedua kontrak minyak tersebut mengalami penurunan terburuk sejak 1991, menurut Refinitiv. Kedua kontrak minyak tersebut sekarang berada di posisi terendah dalam empat tahun terakhir.

Anjloknya harga minyak dunia itu juga mengguncang pasar saham, yang sudah panik karena wabah baru coronavirus. Pasar saham di Asia jatuh selama perdagangan Senin, sementara saham AS mencatat penurunan besar-besaran. Di Eropa, FTSE 100 (UKX) jatuh 8,5%, sementara DAX Jerman (DAX) turun 7,4% dan indeks utama Italia turun 7%.

Baca Juga :


Saham-saham perusahaan energi jatuh cukup dalam. ExxonMobil (XOM) dan Chevron (CVX) jatuh masing-masing lebih dari 9%, dan BP (BP) anjlok 20%. Perusahaan-perusahaan eksplorasi dan produksi bahkan menderita kerugian yang lebih curam, Pioneer Natural Resources (PXD) anjlok lebih dari 30%, sementara Occidental Petroleum (OXY) kehilangan 40%.

Gonjang-ganjing ini terjadi setelah pecahnya aliansi antara organisasi negara-negara produsen minyak, OPEC dan Rusia tidak mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi. OPEC dan Rusia sebelumnya telah menahan pasokan minyak sejak awal 2017 dalam upaya untuk mendukung harga.

Rusia menolak untuk mengikuti usulan OPEC untuk menyelamatkan pasar minyak yang dihantam virus korona dengan memangkas produksi, pada pertemuan di Wina, Jumat lalu. Arab Saudi geram dan berniat untuk membanjiri pasar minyak dunia.

Kebuntuan itu membuat industri minyak terguncang dan memicu kejatuhan harga minyak 10% pada hari Jumat. Minyak mentah sudah terjebak tren pelemahan karena penurunan tajam permintaan terkait dengan wabah coronavirus.

"Sinyalnya adalah Arab Saudi sedang mencari untuk membuka keran dan memperjuangkan pangsa pasar. Kini Saudi menggulung lengan bajunya dan siap untuk berperang harga," kata Direktur Riset Komoditas ClipperData, Matt Smith.

Para analis menilai sebenarnya penolakan Rusia untuk memangkas produksi tujuannya untuk menghantam Amerika Serikat (AS). Selama ini AS membutuhkan harga minyak yang lebih tinggi untuk bertahan.

"Rusia telah memberikan isyarat bahwa target sebenarnya adalah produsen minyak shale, AS. Karena dia sudah muak dengan pemotongan output dan hanya memberikan mereka kesempatan," kata analis di perusahaan konsultan energi FGE. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )


Lihat : PT Rifan Financindo


Sumber : finance.detik


PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo