Rifanfinancindo | Dolar AS Sedikit Terkoreksi Jelang Pengumuman Suku Bunga

Rifanfinancindo | Dolar AS Sedikit Terkoreksi Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

Rifanfinancindo - Greenback sedikit terkoreksi di awal pekan terhadap mata uang utama, namun tetap berada di dekat kisaran tertinggi sejak awal Juni, menyusul rilis data GDP AS kuartal II yang melampaui ekspektasi. Indeks DXY yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam major currencies saat ini berada di level 97.91 atau melemah tipis dari level high pekan lalu pada 98.09.

Pelemahan dolar di perdagangan Asia Senin (29/Juli) sebagian besar karena dipicu oleh aksi profit taking investor untuk posisi Buy Dolar, sekaligus sebagai bentuk langkah antisipasi pelaku pasar menjelang rilis suku bunga The Fed yang akan diumumkan pada pertengahan pekan ini.

Baca Juga :



Bank Sentral AS hampir dipastikan akan memangkas suku bunga acuan pada tanggal 31 Juli nanti, sebagai bentuk langkah pencegahan yang dilakukan The Fed untuk melindungi ekonomi AS dari ketidakpastian perekonomian global dan juga sengekata dagang yang tidak kunjung selesai.

“Yang menarik bagi pelaku pasar saat ini adalah mengenai apakah The Fed akan memasuki siklus pelonggaran moneter penuh atau tidak. Namun rilis GDP yang berada diatas ekspektasi membuat probabilitas The Fed memasuki pelonggaran moneter penuh sedikit dikesampingkan”, kata Kyosuke Suzuki, direktur FX di Societe Generale.

Pembicaraan Dagang AS-China Kembali Di Mulai

Selain tertuju pada pengumuman suku bunga The Fed, fokus investor juga mengarah pada pembicaraan antara AS dan China dalam upaya menyelesaikan sengketa perdagangan. Kabar pertemuan itu terkonfirmasi menyusul kabar yang menyebut perwakilan dagang AS, Robert Lighthizer dan menteri keuangan Steven Mnuchin akan bertemu dengan Wakil PM China, Liu He di Shanghai pada hari Selasa besok, menjadi pertemuan tatap muka secara langsung semenjak pertemuan Trump dan presiden Xi Jinping di KTT G20 Osaka.

Pelaku pasar juga mulai bersiap melihat berbagai skenario, termasuk kembali gagalnya pembicaraan dagang AS-China karena negeri Tirai Bambu tidak akan menyerah begitu saja terhadap poin poin penting terkait kedaulatan ekonominya.

Bahkan presiden Trump pada hari Jumat pekan lalu menyampaikan pandangan pesimis-nya bahwa China kemungkinan akan mengulur waktu dengan tidak akan menandatangani perjanjian dagang hingga November 2020 dan berharap seorang dari partai Demokrat maju sebagai presiden mengantikannya. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )


Lihat : Rifanfinancindo


Sumber : seputarforex