PT Rifan financindo pekanbaru | Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Stagnan di 5%,
PT Rifan financindo pekanbaru | Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Stagnan di 5%,
PT Rifan financindo pekanbaru - Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia beberapa waktu terakhir mengalami pertumbuhan yang tidak terlalu cepat. Di era Presiden Joko Widodo pertumbuhan ekonomi RI tumbuh di kisaran 5%.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menjelaskan penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stagnan. Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Bambang Priyambodo menjelaskan penyebab stagnannya pertumbuhan ekonomi adalah masalah produktivitas.
Dia menjelaskan tingkat produktivitas Indonesia masih tertinggal dari negara lain, misalnya transformasi struktural yang tercermin dari tenaga kerja di Indonesia.
Menurut dia lebih dari 30% tenaga kerja bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga masalah deindustrialisasi.
"Meskipun pangsa industri manufaktur kita masih tinggi, namun dibandingkan Malaysia dan Thailand, justru turun," jelas Bambang dalam seminar di FEB UI, Depok, Senin (12/11/2018).
Dia menjelaskan kinerja industri manufaktur yang memburuk juga memiliki dampak yang jelas terhadap kinerja perdagangan internasional. Setelah 40 tahun, ekspor kita masih didominasi oleh komoditas.
Baca juga:
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT.RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
Bambang menjelaskan ada tiga alasan yang membuat transformasi struktural yang sudah dilakukan belum cukup membantu meningkatkan produktivitas. Pertama, minimnya investasi di pembangunan infrastruktur. Meskipun di era pemerintahan Jokowi pembangunan infrastruktur sudah digencarkan, namun hal tersebut dianggap belum cukup mengingat Indonesia sudah jauh tertinggal.
"Investasi infrastruktur yang kami lakukan dalam beberapa tahun terakhir cukup membantu, tapi itu masih belum cukup," kata Bambang.
Baca juga:
- PT.RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB || RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
- rifan financindo || Banyak Masyarakat Belum Paham PBK
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA ||
- pt rifan financindo
Kedua, investasi dalam peralatan mesin dan Foreign Direct Investment (FDI) yang masih relatif rendah. "Kita tidak bisa mengharapkan manufaktur tumbuh, jika mereka tidak berinvestasi di peralatan dan mesin," jelasnya.
Ketiga, investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dibuktikan dari mayoritas tenaga kerja Indonesia yang masih di dominasi oleh pekerja informal. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )
Lihat : PT Rifan financindo
Sumber : finance.detik
Baca juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA DBS TOWER | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu