Hippeastrum di indonesia dikenal dengan nama Amarilis atau Lili. Sebutan bunga Lili merujuk pada kelompok tanaman berbunga yang ada dalam genus Lilium. Kata Lilium adalah istilah yang berasal dari bahasa latin ‘Leirion’. Lili merupakan salah satu bunga yang telah dikenal sejak masa Yunani kuno. Bunga lili adalah tanaman yang tumbuh pada musim panas. Berdasarkan sejarah penyebarannya, bunga ini awalnya tumbuh di sepanjang kawasan Asia Barat hingga Mediterania dan menjadi tanaman hias di setiap rumah. Kemudian bunga lili dikawasan tersebut ditanam secara budidaya di lahan pertanian. Selanjutnya bunga lili menyebar ke Eropa dan bagia utara Emiterania, melewati wilayah Asia, India, Jepang, dan Filipina Selatan. Saat inii penyebaran bunga lili telah mencapai Kanada.
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Family : Amaryllidaceae
Genus : Hippeastrum Herb.
Spesies : Hippeastrum reginae (L.) Herb.
MORFOLOGI
Batang
Batang bunga lili merupakan batang semu, batang tersebut tertutup oleh pelepah daun yang telah tua. Tinggi batang semu tersebut bisa mencapai ukuran 60 hingga 180 cm serta memiliki struktur kuat dan kokoh. 2. Daun
Daun
Daun Bunga lili berukuran panjang dengan ujung runcing dan berwarna hijau. Daun ini tumbuh pada penampang melintang dan berbentuk pipih, pertulangan daun bunga lili adalah tulang sejajar atau tulang lurus. Terdapat satu tulang daun berukuran besar yang berada ditengah dan membujur. Bentuk daun lili panjang menjorong dan tidak terlalu lebar. Tepi daunnya rata dengan permukaan licin, rata, dan bagian atas lebih mengkilap dibanding bagian bawah. Daun lili merupakan kelompok daun carnosus atau berdaging tebal serta mengandung air.
Bunga
Mahkota bunga lili berukuran besar, setiap helai mahkota bunganya berbentuk lancip, semakin keluar ujungnya meruncing. Mahkota bunga lili menghasilkan bentuk yang menyerupai corong dengan putik ditengahnya. Ciri khas lain dari mahkota bunga lili adalah adanya corak bintik-bintik di sepanjang.
Umbi
Bunga lili memiliki umbi yang berfungsi sebagai bagian untuk memperbanyak individu. Ukuran umbi lili cukup besar dengan diameter antara 5 sampai 10 cm dan berada di dalam tanah. Umbi yang polos umumnya disebut poision bulb karena di dalamnya terkandung racun. Bentuk umbi bakung mirip seperti umbi lapis yang ada pada tanaman bawang. Umbi ini tumbuh secara menjalar. Umbi ini mempunyai banyak tunas dan kuncup yang muncul disekitarnya yang akan tumbuh menjadi individu baru.
HABITAT
Bunga lili adalah kelompok herba yang dapat tumbuh optimal pada lingkungan dingin. Ketinggian wilayah yang paling cocok untuk peertumbuhan bunga ini berada diantara 1.000-1.200 meter diatas permukaan laut. Untuk suhu lingkungan yang dibutuhkan adalah sekitar 20 derajat Celsius pada siang hari dan pada malam antara 4,5-10 derajat Celsius. Tanaman ini juga memerlukan kadar keasaman tanah yang seimbang dan lingkungan lembab.
Bunga lili mudah beradaptasi pada lingkungan hutan, pegunungan, dan padang rerumputan. Menariknya meskti pertumbuhan bunga lili paling optimal dilingkungan dingin, ternyata tumbuhan ini juga mampu menghadapi cuaca kering. Apabila kondisi lingkungan sangat kering, bunga lili akan mengalami perubahan warna daun menjadi kuning dan kuntum bunganya akan berguguran.
KANDUNGAN FITOKIMIA
Bunga lili memiliki kandungan senyawa kimia saponin, flavonoid, tannin, fenol dan mengandung antioksidan (Rao dan Gurfinkel, 2000).
POTENSI
Tanaman bunga lili merupakan tanaman yang indah, bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan ditanam di dalam pot, dan dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Perawatan yang mudah dan dapat memperbaiki kualitas udara.
ETNOBOTANI
Tanaman bunga lili biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman hias rumahan karena bunganya yang indah. Lalu digunakan juga untuk obat-obatan karena banyak manfaat dari tanaman bunga lili tersebut untuk menyembuhkan penyakit diantaranya iritasi kulit, merawat luka bakar, obat amandel alami, obat mata. Tidak hanya sekedar indah tapi juga bermanfaat.
PETA SEBARAN
REFERENSI
https://www.gbif.org/species/2854474
https://rombakita.com/bunga-lili/
Rao, A. V, Gurfinkel DM. 2000. The bioactivity of sapons: triterpenoid and steroidal glycosides. Departement of Nutritional sciences. University of Toronto Canada.