Dalil adanya nasakh dan mansukh dalam Qur'an :
Al Baqarah : 106.
“Ayat mana saja yang Kami nasakhkan atau Kami jadikan(manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan ayat yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya”
> Nasikh = ayat2 hukum yg diturunkan terkemudian untuk menghapuskan atau menggantikan hukum2 yg ada pada waktu itu.
>>> Nasikh adalah yang menghapus hukum atau menggantikannya (replacing or "abrogating")
> Mansukh = ayat2 hukum yg telah dibatalkan samada dihapuskan atau digantikan dengan hukum yg baru.
>>> Hukum yang diangkat dinamakan mansukh atau digantikan. (replaced or "abrogated")
> Nasakh = menghilangkan suatu hukum syar'i yang berkaitan dengan kewajiban seorang hamba digantikan dengan hukum syar'i yang ditetapkan setelahnya. Dalam lain kata, apabila selesai proses "nasikh" dan "mansukh", itulah dipanggil "nasakh".
>>> Penghapusan suatu hukum dengan hukum lain dinamakan "nasakh". ("abrogation")
Syarat Nasikh :- Hukum yang mansukh adalah hukum syara’
>> Oleh kerana alQur'an diturunkan dengan membuat perubahan dalam cara kehidupan ummat ketika itu, maka hukum2 diperkenalkan tahap demi tahap supaya ummat dapat menyesuaikan diri serta mempersiapkan mereka terhadap hukum yang tetap dan tak berubah lagi.
>> Prosesnya ialah menghapuskan suatu syari’at dengan syari’at yang lain.
>> Menghendaki kebaikan dan kemudahan bagi umat.
-> hukum yg lama sesuai pada permulaan Islam, tapi setelah ummat islam berkembang maka perlu pada hukum yg baru yg sesuai pula hingga akhir zaman.
Nasakh dengan pengganti dan tanpa pengganti:
1) Penghapusan hukum tanpa pengganti.
Contoh: penahan di rumah (terhadap wanita yang berzina).
” dan terhadap para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, datangkanlah empat orang saksi dari pihak kamu(untuk menjadi saksi). Kemudian apabila mereka telah memberikan kesaksian, maka kurungkanlah mereka (wanita-wanita itu) di dalam rumah” ( An-Nisa’:15)
Ayat ini kemudian dinasakh dengan ayat:
” Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka cambuklah setiap orang dari mereka 100 kali cambukan....(An-nur: 2)
Kesimpulan: hukum menahan wanita di rumah itu sudah dihapuskan. Tiada gantian baru dalam perihal hukum penahanan rumah.
2) Nasakh dengan pengganti (yang lebih ringan)
Contoh:
” Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu...(Al-Baqarah: 183)
Ayat tersebut kemudian dinasakh dengan ayat sebagai berikut:
” Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa dengan istri-istrimu...(Al-Baqarah: 187)
Kesimpulan: hukum berpuasa sepanjang siang dan malam, telah digantikan dengan hukum yg lebih ringan, yaitu boleh berbuka puasa pada malam hari.
3) Nasakh dengan pengganti yg lebih berat.
Contoh:
Ayat nasikh untuk mengharamkan minuman arak, yg menggantikan ayat mansukh yg pada mulanya masih belum lagi mengharamkan minum arak.
Hikmah yang terdapat pada nasakh:
1. Meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT, bahwa Dia-lah yang Maha Menentukan, tak terikat dengan apa-apa ketentuan-ketentuan.
2. Demi untuk kemaslahatan dan kebaikan manusia.
3. Perkembangan hukum2 syari'ah menuju tingkat kesempurnaan sesuai dengan perkembangan dakwah dan kondisi umat Islam.
Bagaimana mengetahui berlakunya nasakh
1. Diberitahu oleh Rasul s.a.w dan para sahabat
2. Ijma' ulama'
3. Pengetahuan tentang mana satu ayat yg turun terdahulu dan mana satu ayat yg turun terkemudian.