Merapikan Kotak Pensil

Post date: Sep 5, 2018 7:13:36 AM

Waktu istirahat di sekolah bagi anak-anak merupakan jeda yang sangat menyenangkan dan ditunggu-tunggu. Pada waktu inilah mereka dapat menikmati bekal yang dibawanya dari rumah, jajan di kantin sekolah atau bermain dan bercanda dengan teman-temannya. Antusiasme mereka untuk segera memanfaatkan waktu ini tak jarang beberapa anak-anak meninggalkan mejanya begitu saja tanpa merapikan alat-alat tulisnya berserakan di atas meja. Tentu hal demikian memberikan kesan yang berantakan pada suasana kelas, mendukung suasana menjadi tampak tidak begitu sejuk dipandang. Beberapa pengalaman sederhana ternyata ada dampak negatif lain yang muncul jika keadaan seperti ini dibiarkan begitu saja, atau tidak memberikan pemahaman dan latihan-latihan kecil kepada anak tentang kerapian meja dan alat-alatnya saat ditinggalkan untuk istirahat.

Suatu hari keisengan kecil terjadi ketika masuk kelas usai istirahat, seorang anak mengambil pensil teman yang ada dimeja yang dilaluinya dan menggoreskan sesuatu pada buku yang ada didekatnya, hal serupa juga pernah dilakukan seorang anak lain yang memindahkan penggaris dari satu meja ke meja yang lain sambil berjalan menuju tempat duduknya yang ada di bagian belakang. Meskipun hal ini sederhana namun karena menimbulkan pertengkaran kecil diantara mereka yang mau tidak mau pastilah memaksa guru mana pun harus mencari tahu masalah yang dipertengkarkan di kelasnya, menyelesaikan dan mendamaikan mereka sebelum memulai atau melanjutkan pelajaran.

Karenanya dengan melihat contoh dari pengalaman-pengalaman atau beberapa peristiwa sederhana ini menjadi latihan bagi saya untuk membuat ajakan terus menerus kepada anak-anak untuk merapikan alat-alat tulis mereka sebelum meja ditinggalkan untuk keluar kelas atau sebelum istirahat.

Lalu apakah dengan serta merta hal serupa menjamin mereka berubah secara otomatis hanya dengan ajakan-ajakan seperti ini? Perlu kita sadari bahwa membangun kebiasaan sederhana saja tidak selalu dapat mudah dicapai apalagi membangun karakter. Sebagai contoh sederhana seperti ajakan pertama dan kedua untuk hal seperti contoh di atas tidak seratus persen anak langsung melaksanakan. Ketika larangan untuk istirahat atau keluar diberikan untuk mereka yang belum merapikan alat-alatnya disampaikan barulah mereka yang tertinggal dengan bergegas merapikannya.

Belum berganti bulan, masih satu minggu berjalan bila ajakan serupa disampaikan akankah ada jaminan bahwa larangan atau sanksi masih akan mengubah mereka, yang masih lambat minggu sebelumnya, dapat melakukan instruksi sesegera teman-teman lain melakukannya?