Post date: Jul 10, 2015 5:18:12 PM
Seoran pemuda memberanikan diri untuk menemui seorang guru yang pernah mengajarnya. Tujuannya hanya satu, yakni ia ingin meminta maaf pada guru tersebut merasa bahwa apa yang pernah dilakukan sedikit mengganjal dalam hatinya.
Setelah berbasa-basi menyela waktu gurunya ia menyatakan maksudnya. Ia telah menunggu berganti bulan dan tahun untuk bisa mengatakan ini ,"Maaf Bu. Ibu telah meluangkan banyak jam di depan saya dan teman-teman. Itu waktu terbaik bagi saya. Tapi sebenarnya saya tidak berbuat apa-apa, untunglah Ibu hanya meminta dua halaman kecil untuk dikumpulkan sebagai tugas. Karena selama itu saya hanya menulis ini". sambil ia menunjukkan buku catatannya yang hanya terpakai tak lebih dari tujuh halaman itu pun hanya coretan-coretan tak bisa terbaca.
Guru itu hanya tersenyum, lalu menjawab singkat " Kamu bisa melihat keindahan dengan caramu", itu yang membuat kamu lulus. "Maksud Ibu?" mantan murid penasaran. "Maksud saya, kalau kamu melihat dari tempat saya duduk, gambar di layar itu tidak jelas alias bintik-bintik karena mata saya terlalu dekat, dari tempat kamu pastilah lebih jelas".
Pemuda itu tampak berusaha untuk mengerti apa yang diucapkan gurunya,"Terimakasih Bu, jadi Ibu tidak marah ya BU?, saya kalau begitu mohon pamit ya Bu". Ia meninggalkan gurunya dengan perasaan lega. Sementara ini membuat gurunya terus tersenyum juga berpikir.