Saat Ide Buntu dan Malas Cobalah Menulis 'Interior Monologue'

Post date: Jun 17, 2015 11:35:40 PM

tentang menulis coutesy after effect

Menulis bisa seperti musik menikmati musik yang mengalir didalam pikiran dan perasaan kita berirama dengan detak jantung, nafas, langkah dan aktifitas kita. Namun ada saat kita tanpa energi, terhenti dan bahkan terasa beku. Saat lain tak ada yang tertarik untuk dituangkan. Kalu musik ia sudah tak berirama dan harmoni sudah tak terasa. Bisa faktor internal yang membawa kita ke dalam suasana ini. Hal internal sering tak dapat dihindari misalnya sakit, kelelahan, sementara yang lain masih bisa dilawan seperti rasa Frustasi, malas, ngantuk dan lain. Yang eksternal biasanya lebih banyak jenisnya yang pada dasarnya bisa menghambat, menghalangi kita dalam menulis atau menggoda menggiurkan, menarik perhatian lebih kuat dari keinginan kita untuk bertahan.

Ada pengalaman yang mungkin dapat dijadikan salah satu tips keluar dari rasa malas dan jenuh.Hal yang boleh dikatakan ngawur tak terencana kurang terarah bisa dilakukan dengan menulis apa pun yang mengalir dalam pikiran kita tanpa disensor. Menulis yang tidak usah memikirkan tata bahasa, pilihan kata tanda baca dan lain sebagainya. Tulisan seperti melukis apa yang muncul hilang atau keluar masuk dalam pikiran kita. Simpan dan kumpulkan tulisan itu dan bukalah suatu saat, ia akan memberikan gambaran diri kita dari sudut pandang yang baru. Menulis seperti itu sering disebut Interior Monologue.

Jenis karya tulisan Interior Monologue adalah jenis tulisan yang lahir dan harus dipahami dalam konsep penulis. Bagaimana ketatabahasaan yang digunakan oleh penulis, pilihan kata serta kronologisnya tulisan dalam cara berpikir penulis. Karya tulis jenis ini didefinisikan sebagai "passage of writing presenting a character's inner thoughts and emotions in a direct",pernyataan lain mendefinisikan sebagai " a piece of writing expressing a character's inner thoughts."

Saya tulis ini pun dalam keadaan paling lelah, paling jenuh dan seperti sedang tidak ada satu hal pun yang pantas untuk di tulis. Kebetulan saya menemukan draft tulisan ini yang baru tertulis satu paragrap. Saya mencoba membiarkan seperti apa jari-jari ini mengikuti alur pikiran sendiri, kalau-kalu mampu menghasilkan tulisan yang dapat dibagikan kepada siapa pun yang sempat berkunjung ke sini. Ia dapat meneguhkan orang-orang yang sedang berada jauh dari energinya sehingga seperti tiada daya untuk menggerakkan jarinya menghasilkan satu kata.

Mulailah kawan. dari kata Halo KLIKU aku mulai menulis. Dalam keengganan ini aku sudah menghasilkan kata dan akan kubiarkan ia mengalir bersama ratusan kalimat yang sudah menunggu. Sulitkan ini? Apakah sudah langsung teratasi? Atau kamu sedang mencari dalil dalil penyelamat yang lain? Jujurlah dengan apa yang menentang kamu, ia adalah kamu sendiri sama dengan ia yang mengajak kamu. Maka tersenyumlah dan lanjutkanlah kalimatmu.

Setelah melewati empat atau lima paragraph ijinkanlah dirimu untuk mengagumi apa yang sudah kamu lakukan. bukankah ia semua lahir bersama pikiranmu, ritme nafas , senyum dan jari-jarimu akan kecewa jika kau membendungnya. Bahagialah kamu yang menjadi merdeka kembali untuk mengalir dalam lukisan pikiran. Mingijinkan kemalasan dan semangat itu bersaudara untuk menghasilkan kesimbangan bersama antusias dan kesabaran, kebenaran yang tak usah di pandang seperti hitam putih, tetapi mengijinkan hitam dan putih sebagai bagian dari kebenaran. Cepat atau lambat sudah bukan ukuran untuk pikiran menjadi merdeka, karena kebahagiaan memiliki waktunya sendiri.

Ketika menulis hanya membandingkan ini terus saya ikuti, ia sudah akan keluar dari interior monologue, maka sebaiknya harus segera saya sudahi supaya aku tidak tersesat mengganti interior monologe dengan narasi, deskripsi serta arah arah yang membuntukan ide anda. Berhentilah sejenak membaca tulisan ini, kembalilah ke halamanmu sendiri.

Baca juga bagaimana "Manfaat Tulisan Bisa Setara Dengan Mimpi."