Manfaat Tulisan Setara dengan Manfaat Mimpi

Pena berguna, kompor berguna, kalkulator berguna, pisau berguna, resep dokter berguna, televisi juga bermanfaat. Dan banyak hal yang tidak mingkin bisa kita sebutkan berada disekitar kita memiliki kegunaannya masing.masing.

Kegunaan atau manfaat di atas secara umum lebih mudah untuk disampaikan atau dijelaskan. Namun berikutnya melalui tulisan ini marilah kita mencoba melihat kata kegunaan atau manfaat dalam konteks yang tidak sempit seperti pikiran kita tentang kegunaan benda-benda di atas, namun pada beberapa aspek lain dan lebih luas, misalnya pada penggunannya, motif, pesan dan beberapa variable lain yang berhubungan dengan kehidupan, para pelaku dan ligkungannya. Tentu saja secara khusus pada buah karya manusia yang disebut “tulisan” dan juga sedikit mengulas singkat perihal “mimpi”, yang bisa kita namai sebagai sebuah peristiwa, keadaan serta bisa juga disebut produk.

Apakah ini memberi keuntungan atau nilai tambah? Tentu saja, karena mau atau tidak suatu saat kita akan sampai pada pengakuan bahwa tulisan seseorang mampu menggambarkan kadar kepribadian penulisnya. Tentu saya tidak serta merta mengeneralisasikan tulisan. Misalnya tulisan pada nota penjualan, resep dokter, proposal pembangunan fasilitas olah raga, jurnal, penelitian, autobiography dan lain sebagainya yang masing-masing memiliki konteks dan kadar dan ruang konteks sendiri-sendiri. Memang betul dan diakui ada orang dengan skill yang menjangkau kemampuan tersebut hanya dengan beberapa huruf saja, artinya bahwa kebribadian seseorang sudah dapat dikenali dengan beberapa huruf yang ia tuliskan. Namun bukan sudut ini yang akan akan kita lihat.

W.Ross Winterowd, Sang Penulis "the contemporary writer A PRACTICAL RHETORIC" menyatakan “The real usefulness of writing can be equated with the usefulness of dreaming”. Saya menjadi lebih cepat mencerna karena begitu dilihat salah satu sumbernya adalah buku dari psikiater, psikolog, budayawan dll. singkatnya tokoh besar dari swiss Carl Gustav Jung. Secara kebetulan beberapa buku terjemahannya sudah pernah saya baca. Uraian Jung tentang mimpi sangat panjang dan rinci, baik yang bersifat individual maupun kolektif. Apalagi diperkaya dengan pengalamannya yang panjang beliau keluar masuk suku-suku tradisional diseluruh dunia, masuk dalam studi ritual-ritual mereka, kebudayaan, keyakinan dan keariban setempat.

Kita bisa terjerumus dalam diskusi bahkan perdebatan yang panjang jika berbicara tentang smbol-simbol mimpi. Karena kita setiap pribadi sering memiliki makna unik dari symbol mimpi, belum lagi di tambah masyarakat dimana kita tinggal juga sering memiliki penafsiran masing-masing terhadap symbol symbol mimpi, maka saya akan masuk ke dalam konteks waktu, untuk menyederhanakannya.

Mimpi secara umum bisa member gambaran tentang masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Sisanya kita menyebut bunganya orang tidur. Memang benar gambaran masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang secara eksplisit dapat dicerna, karena masih berupa symbol-simbol mimpi namun tidak sedikit berupa gambaran jelas layaknya kita menonton sebuah video. Sedalam apa pun peristiwa itu disimpan dan bahkan sudah sangat lama masih sangat mungkin muncul kembali ke dalam mimpi karena memang itu fungsi umum dari mimpi kita menurut Jung, yakni untuk mencapai keseimbangan phsikologi kita.

Kita tampaknya tidak bisa membendung mimpi, ah saya tidak mau bermimpi! Wah kalau begitu kita membendung anugerah dong? Ya, setidaknya ini ini meringankan hal yang rumit. Tidak sedikit orang orang disekitar kita pernah mendapat vision melalui mimpi. Mereka melihat hal-hal yang akan terjadi di dalam mimpinya. Mereka bisa saja orang biasa yang secara kebetulan mendapatkan penglihatan atau orang yang diberi talenta untuk melihat berbagai peristiwa kehidupan mendahului yang lain melalui mimpinya. Tak sedikit dari kita, bisa kembali mundur mengalami peristiwa masa lalu, bahkan masa kecil ada di dalam cerita mimpi. Mimpi sering memilih waktu sendiri. Bahkan pernah juga terjadi peristiwa disuatu tempat dan seseorang yang berada jauh di tempat kejadian melihat peristiwa yang sama dalam mimpinya.

Kalau mimpi sudah digambarkan dengan singkat seperti di atas apa kesamaannya dengan tulisan? Nah sekarang marilah kita sekarang sedang melakukan bersama suatu kegiatan, misalnya ketika kita sedang berusaha untuk menulis dengan baik, mencoba menyajikan peristiwa, menyebut waktu, melukiskan perasaan dan lain-lain melalui kata-kata yang kita susun sedemikian rupa kita berinteraksi dengan kerja memori kita. Dalam aktivitas menulis ini, kita lebih menggunakan memori sadar kita, sebaliknya mimpi menggunakan memori tetapi menggunakan memori tak sadar kita.

Tidak ada yang paling hebat dari keduanya, tapi memiliki kesetaraan dan fungsinya bagi setiap pribadi. Dan saya sangat meyakini banyak penulis yang sangat mampu menggunakan keduanya untuk menghasilkan produk atau karya yang sangat luar biasa. Kepekaannya menangkap sinyal bawah sadar mampu membimbing pekerjaan-pekerjaan termasuk menulisnya menghasilkan karya yang bermanfaat bagi banyak orang.

Baca juga Bagaimana menulis yang paling mudah dan sederhana dengan memulai Menulis Interior Monoloque dan Elemen Tulisan

menulis dan mimpi