Media Sosial Bagai Jalan Tak Berujung

(bagian 1)Ketika mencoba mencari-cari padanan situasi media social dengan kehidupan nyata ternyata saya lebih mudah mencernanya ketika saya bayangkan media social sebagai suatu jalan. Jalan yang sering kita lalui setiap hari, yang mungkin kita lalui dengan kendaraan kita, angkutan umum atau bahkan dengan berjalan kaki. Jalan ini berada di semua tempat, menembus semua wilayah kebutuhan kehidupan kita dari kota metropolitan hingga ke pedesaan. Pemakainya juga beragam dari kelompok umur, jenis kelamin, pekerjaan, hobi, minat dan persahabatan tampak lengkap memenuhi ruang-ruang media ini. Banyak tegur sapa dan iklan yang dijumpai dan juga aneka pilihan dan tawaran informasi yang membanjiri dan tersaji di setiap bagiannya, seperti halnya iklan, banner, acara dan lain-lain yang kita jumpai di jalan.

Namun demikian ada hal utama yang penting disadari bahwa kita harus semakin cerdas dan selalu menyadari bahwa dengan hanya membaca informasi singkat, terbatas dan sekilas dari media social saja maka sebenarnya kita belum cukup optimal menggunakan media social tersebut apabila kita membutuhkan kedalaman informasinya. Umumnya pengguna media social berbagi dengan akun yang dimiliki untuk memberikan info terbatas dan singkat dan untuk mendapat kedalamannya harus kita cari sendiri dengan membuka lagi halaman-halaman yang ditautkan atau disarankan. Setidaknya di sini kita mendapatkan alamat, petunjuk dan arah. Ada juga kita lalui hiburan gratis yang sesekali menyenangkan dan membuat kita tertawa saat melaluinya, sebagaimana kita melalui jalan jalan yang kita lewati. Ada pula buah yang terjulur ke jalan dan dapat langsung di petik ketika kita melewati jalan-jalan di pertanian atau pedesaan.

Perhatikan contoh ini :

Beberapa ratus meter dari penghujung Jl.Panjaitan yang sedang kulalui tertempel tulisan di dinding rumah tua dan sekarang sudah anggun terenovasi. Banner besar bertuliskan “Warung Sego dan Aneka Sambal”. Kita akan segera tahu bahwa di sana adalah rumah makan. Kita sudah dapat memastikan bahwa yang dijual tentu bukan hanya nasi dan sambal, namun dapat kita yakini ada variasi menu lengkap berikut dengan sayur, lauk-pauk dan aneka minuman yang dapat kita pilih. Untuk bisa bercerita rasanya orang akan percaya dengan apa yang kita rasakan bila kita sudah menghirup aromanya dan menicicipinya dengan mulut kita sendiri. Cerita kita bisa saja berbeda dalam kondisi kesehatan fisik yang tidak sama, teman-teman kita bersantap juga dapat memempengaruhi cara kita bercerita apalagi di sana ada hiburan lagu-lagu indah yang setiap saat berganti-ganti penyanyinya. “Warung Sego dan Aneka Sambal” bisa melahirkan banyak cerita dari mulut seseorang, apalagi dari puluhan, ratusan hingga ribuan orang. Seperti apa pun cerita yang disajikan, pastikan anda keluar dari sana dengan kenyang.

Bagian 2 >>>>

Tutan : https://goo.gl/SZWT61

Media Social