Selalu Bekerja Sesuai Aturan? Orang Macam apa Kamu?

Post date: Jun 17, 2015 11:35:40 PM

Belajar hidup. Menjadi pribadi yang kreatif dengan hati nurani yang hidup, bukan menjadi pribadi yang jahat. Ini adalah arah tulisan ini agar provokasi positip diterima dengan pikiran terbuka supaya kita tidak terpasung hanya belajar atau bekerja sekedar melaksanakan aturan. Aturan sangat penting agar kehidupan bersama bisa tertata tidak saling berbentur satu dengan yang lain dan tujuan tercapai. Namun penting disadari bahwa masalah dan peristiwa kehidupan yang dihadapi pada prakteknya sangat dinamis dan terus berkembang dan tak jarang aturan sudah tak mampu menyentuh untuk menjawab dan memberikan solusi terbaik. Tak pelak kehadiran sosok pribadi yang kreatif dan memiliki nurani yang sehat serta berani sangat dibutuhkan.

Walau tak seakurat aslinya, akan semakin mudah dipahami bila kita sejenak mengulas sekilas film lama. Ini adalah film China “Not One Less” yang berkisah tentang seorang gadis remaja 13 tahun harus menggantikan seorang guru selama satu bulan. Ia harus mengajar murid-murid kelas tiga Sekolah Dasar, karena tak ada satu pun guru yang sanggup mengajar di pegunungan atau daerah terpencil di pedalaman yang sangat jauh dari kota. Pak Guru yang juga sudah lanjut usia itu pun akhirnya menerima bocah remaja itu, yang jelas-jelas dilihat dari usianya tamat SMP pun belum. Ketidakpercayaan pak guru itu sama seperti yang dirasakan kepala desa yang mengantarnya kepada sang guru itu. Sedit tes dari pak guru diberikan kepadanya termasuk ketrampilan yang dimilki ditanyakan, dan tak satu pun yang dapat dikatakan layak untuk menggantikannya. Dan ujung pertimbangannya ia hanya menitipkan tugas untuk menyalin dan satu pesan penting agar sekembalinya nanti jumlah murid-muridnya harus masih tetap, tidak satu pun berkurang. Kepercayaan ini adalah sangat penting baginya dan nyata ditunjukkan bagaimana segala usaha tanpa menyerah ia lakukan untuk membuktikannya.

Singkat cerita hari-hari berlalu dengan aneka keributan. Kapur yang ditipkan sejumlah 26 batang sebagian hancur karena canda dan perkelahian. Perebutan seorang anak antara guru pengganti dan tim seleksi atlit karena ada satu pelari yang terpilih untuk mewakili kabupaten. Setia dengan pesan pak guru maka si guru pengganti ini berusaha menyembunyikan anak yang dipilih agar tidak meninggalkan sekolah. Lalu sampailah pada kehilangan satu anak berikutnya. Anak tersebut harus pergi ke kota untuk mencari uang, karena ibunya yang sakit masih terbelit hutang.

Perjalanan panjang pencarian dimulai dari dukungan teman-teman sekelasnya bergotong royong mencarikan dana agar ibu guru punya ongkos cukup sampai kekota. Selanjutnya keterpurukan sang guru sewaktu beraa di kota. Kesana kemari berjalan dan dengan aneka cara ditempuhnya, mulai dari meminta seorang anak untuk menemani namun meminta upah yang memaksa ia mengeluarkan uang yang akan digunakan untuk pulang, meminta penyiaran masa di stasiun sampai pada usaha menulis sepanjang malam pada kertas yang ia belanjakan dari semua uangnya. Namun seseorang yang terbangun, tepat di sebelah dia menyelesaikan pengumuman dalam puluhan kertas lebar itu berpendapat bahwa kKertas yang akan dia tempelkan itu tidak akan membantu, karena tidak jelas alamatnya., lebih baik lewat televise, akan ditonton banyak orang.

Akhirnya ia memberanikan diri bertanya-kesana kemari dan menempuh perjalan lama karena ia hanya berjalan kaki dalam haus dan lapar. Setibanya di stasiun televise dari security dan front office tidak ada yang mengijinkannya masuk. Diperparah dengan keadaannya yang tidak punya uang sama sekali, bagaimana ia harus membayar biaya iklan. “kecuali kamu keluarga direktur utama pasti bisa saja kalau langsung mau bertemu” demikian sang petugas berkomentar dengan kesalnya. “Seperti apa dia?” Sang guru muda menyela. “berkacamata” jawab petugas singkat bercampur marah. Dan setelah itu semua orang berkacamata yang melewati gerbang akan ia hentikan dan ditanya,”Apakah Anda direktur Utama?”. Demikian ia lakukan sampai hari menjadi gelap dan kantor ditutup. Ia pun tertidur di dekat tempat itu. Hari berikutnya ia teruskan mencari orang berkacamata di gerbang itu, dan tanpa menyerah sampai tengah hari. Hingga sang direktur utama bertanya kepada petugasnya.

“Sedang apa gadis itu di bawah sana?” , Tanya sang direktur.

“Ia mau bertemu bapak, ia disana sudah satu setengah hari ,pak.” Jawab bawahannya. “Saya bekerja sesuai peraturan, Pak.” Imbuh sang costumer service itu dengan percaya diri.

“Sesuai aturan? Orang seperti apa kamu?”. Tampak wajah marah sang direktur? “Baik akan saya panggil” sela karyawannya itu. “Tidak perlu, biar saya yang akan menjemputnya”

Singkat cerita proses pencarian ini, membawa sekolah terpencil menjadi sorotan televisi. Dan aneka macam bantuan mengalir ke sana.

Itu dibuat belasan tahun yang lalu dan sudah menginspirasi banyak orang dari berbagai lapisan untuk bisa hidup dan bekerja dengan lebih baik, menggunakan hati nurani, belas kasih dan berani mengambil keputusan terbaik. Yang di dalam prosesnya kadang harus melampaui aturan dan bahkan mampu melahirkan aturan baru yang lebih baik lagi.

Dalam proses belajar murid. Sering dijumpai anak-anak yang sudah memiliki keistimewaan dalam pemecahan masalah, keunikan dan kepekaan serta sudut pandang yang kaya dalam melihat suatu peristiwa dan persoalan. Apabila kita sudah mengakui bahwa di tempat kita berpijak ini sudah dihuni oleh banyak orang yang pintar dan belum menjawab kebutuhan jaman, maka kita perlu mendukung hadirnya lebih banyak orang-orang baik, gigih dan terus menerus bekerja dan belajar mengembangkan diri.

gambar papan peraturan kliku