Selamat datang di Ruang Bahasa Indonesia MA ARIFAH
Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Resensi
Petunjuk Pembelajaran
1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran
2. Silahkan perhatikan absensi dari guru.
3. Bacalah materi pada halaman ini untuk menambah wawasan anda terkait topik pembahasan.
4. Materi Ini dapat diakses setiap saat.
5. Untuk menambah pemahaman anda, telah disediakan video terkait materi yang dapat ditonton.
6. Setelah memahami materi pada pertemuan ini silahkan menjawab soal evaluasi yang tersedia pada bagian paling bawah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menganalisis kaidah kebahasaan teks resensi.
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS RESENSI
Resensi merupakan tulisan yang mempunyai titik singgung dengan ringkasan dan kesimpulan. Tulisan ini biasanya membahas nilai suatu hasil karya, seperti buku, film, jurnal, novel, hingga kaset musik. Menurut Nurul Hidayah (2016), dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, resensi bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu hasil karya dan pertimbangan mengenai karya tersebut.
Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada khalayak mengenai kelayakan suatu karya. Hal-hal yang dapat ditanggapi dalam resensi adalah kualitas isi, penampilan, unsur-unsur, bahasa, dan manfaatnya. Tujuan utama resensi adalah memberikan tanggapan atas suatu karya sebagai informasi kepada calon penikmat karya itu. Melalui suatu resensi seseorang dapat menikmati suatu karya dan turut mengapresiasinya. Jadi, resensi juga berfungsi sebagai pengantar dan pemandu bagi para penikmat suatu karya.
Sebuah resensi memiliki kaidah kebahasaan tersendiri, sehingga bentuknya berbeda dengan teks lainnya.
Mengutip buku berjudul Cara Menguasai Soal Bahasa Indonesia SMA dan MA Latihan Soal dan Pembahasan HOTS yang ditulis oleh Tomi Rianto, terdapat beberapa kaidah kebahasaan teks resensi, antara lain:
Menggunakan kata kerja.
Memakai kata sifat.
Kalimat cenderung simpleks dan kompleks.
Menggunakan metafora atau kata yang bukan makna sebenarnya.
Teks resensi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan, antara lain:
Menggunakan konjungsi penerang, yaitu kata bahwa, yakni, dan yaitu. Contoh:
Tak disangka Bella pun memiliki perasaan yang sama. Bella akhirnya menceritakan kepada Edward bahwa dia seorang vampir.
Pada saat mereka sedang belajar bersama, Ibu Edward membawa cemilan kepada mereka berdua, yaitu keripik jengkol.
Menggunakan konjungsi temporal, yaitu kata sejak, semenjak, kemudian, dan akhirnya. Contoh:
Dia kemudian disukai oleh para siswa laki-laki di sekolahnya.
Mulailah kisah pertemanan mereka sampai akhirnya Edward menyadari ada sesuatu yang aneh dalam diri Bella.
Menggunakan konjungsi penyebab, yaitu kata karena dan sebab. Contoh:
Keeseokan harinya pada saat sekolah, Bella meminta maaf kalau Edward akan menjadi vampir juga karena telah tertetesi cairan air liurnya.
Menggunakan kata kerja mental, seperti menarik, menyukai, menikmati, menyelami, menyadari, mengejutkan, memikat, dan bahagia. Contoh:
Buku ini memiliki keunggulan dari segi karakteristik tokoh-tokohnya, sehingga pembaca dapat dengan mudah menyelami karakter para tokohnya.
Novel ini membawa pembacanya untuk tidak hanya menikmati kisahnya.
Mulailah kisah pertemanan mereka sampai akhirnya Edward menyadari ada sesuatu yang aneh dalam diri Bella.
Ada sesuatu yang memikat dalam kubus kecil ini.
Dia memiliki konsep sederhana, elegan, tetapi secara mengejutkan sulit untuk diselesaikan.
Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi di bagian akhir teks, yaitu kata jangan, harus, dan hendaknya.
Jangan sampai salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat, bahkan sampai mengingkari ajaran agama.
Kita harus senantias berpegang teguh kepada ajaran agama dan selalu meyakini keberadaan Tuhan semesta Alam.
Nilai moral yang kedua adalah hendaknya kita mau memaafkan kesalahan orang lain yang sudah bertobat.
Menggunakan kata serapan
Dalam perkembangan bahasa Indonesia, beberapa kata-kata dalam bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Pemerintah telah menetapkan peraturan untuk penulisan unsur serapan tersebut. Peraturan pemerintah itu dapat disimpulkan dalam poin-poin sebagai berikut.
Satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf, terkecuali untuk bunyi ng, ny, sy, kh, yang diwakili oleh dua huruf. Contoh: kromosom bukan khromosom, foto bukan photo, retorika bukan rhetorika, dan tema bukan thema.
Penulisan kata serapan harus sesuai cara pengucapan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Contoh: cek bukan chek, tim bukan team, taksi bukan taxi, dan aki bukan accu.
Penulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata aslinya. Contoh: aerob (Inggris: aerobe) bukan erob, hidraulik (Inggris: hydraulic) bukan hidrolik, sistem (Inggris: system) bukan sistim, frekuensi (Inggris: frequency) bukan frekwensi.
Cermatilah resensi buku berjudul "di Tanah Lada" berikut.
Pendahuluan
Bagaimana sebenarnya pandangan dari seorang anak kecil tentang dunia ini? Apakah mereka memandang dunia ini hanya sebagai tempat untuk bermain, makan dan tidur? Atau sebagai tempat penuh kasih sayang dari orang-orang disekitar mereka?
Mungkin akan banyak anak-anak yang berpikir seperti itu. Namun, berbeda dengan Salva atau yang biasa dipanggil dengan Ava. Ava tidak seperti anak-anak pada umumnya yang membawa mainan dalam ransel mereka ketika berpergian atau membawa boneka dalam pelukannya saat ingin tidur. Tetapi, ia akan membawa kamus Bahasa Indonesia kesayangannya kemanapun ia akan pergi.
Kamus itu ia dapatkan sebagai kado ulang tahun ke-3 dari Kakek Kia yang selalu mengajarkan banyak hal kepada Ava. Sehingga, semenjak kepergian Kakek Kia untuk selama-lamanya, Ava hanya dapat mengandalkan kamus tersebut untuk lebih mengenal dunia yang belum bisa ia mengerti ini. b
Bukan hanya sekedar satu huruf bagi Ava, tetapi juga nama dari seorang anak laki-laki yang ia temui semenjak pindah ke Rusun Nero. P-lah yang membantu Ava mengenal sekaligus menghadapi dunia -yang menurutnya kejam ini─ selain dari kamus kesayangannya. Ava dan P tidak seberuntung anak-anak lainnya yang merasakan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Mungkin hal itu yang membuat mereka mudah akrab satu sama lain dan memutuskan untuk bertualang bersama-sama.
Isi
Kepergian Kakek Kia membuat Ava dan keluarganya harus pindah ke sebuah rusun kumuh yang berada cukup jauh dari perkotaan bernama Rusun Nero. Hal tersebut disebabkan oleh keegoisan ayahnya yang suka berjudi dan tidak menyukai anak kecil, bahkan anaknya sendiri.
Ava diperlakukan seperti sampah yang hanya menjadi beban bagi keluarganya, padahal ia hanya seorang anak kecil yang tidak mengetahui apa-apa tentang dunia ini. Memiliki Mama yang baik tidak menjamin ia diperlakukan baik pula oleh ayahnya. Mungkin hal tersebut yang membuat Ava berpikir untuk mencari kasih sayang atau sekadar perhatian dari orang lain yang dapat memperlakukannya dengan baik.
Mungkin akan banyak orang mengira Ava adalah anak yang aneh dan terlalu dewasa dibandingkan dengan anak lain seusianya. Menggunakan kamus Bahasa Indonesia untuk menjawab rasa penasaran dari kata-kata yang baru ia temui membuatnya terbiasa dengan kata-kata baku dan menggunakannya sebagai bahasa sehari-hari.
Tidak terkecuali dengan P, anak pengamen laki-laki yang Ava temui di sebuah warteg dekat rusun dan membantunya memotong ayam. Menurut P, Ava aneh karena menggunakan kata yang yang terkesan sangat formal ketika berbicara. Menurut Ava, P aneh karena namanya hanya terdiri dari satu huruf.
Keanehan yang dimiliki keduanya membuat mereka ingin lebih mengenal satu sama lain hingga mereka suka bermain bersama karena ternyata mereka tinggal di tempat yang sama ─Rusun Nero. Selain tempat tinggal, ternyata mereka memiliki sifat ayah yang sama, kasar dan suka menyiksa anak mereka. Jika mereka tidak diinginkan di sini, bukankah lebih baik untuk pergi ke tempat yang dapat menerima mereka dengan baik? tempat yang jauh dari para ayah ─atau mungkin juga para ibu─ ke mana saja, asal mereka dapat diperlakukan dengan baik.
Ava pernah datang ke sebuah tempat di mana disana, tidak ada kata-kata umpatan dilayangkan untuknya dan tidak ada siksaan yang ia dapatkan disini. Hanya ketenangan dan rasa kasih sayang yang ia rasakan. Tempat itu bernama Tanah Lada. P yang pada awalnya tidak tertarik dengan tempat itu karena menganggap semua tempat sama saja mulai lelah dengan perlakuan ayahnya mulai tertarik dan memutuskan untuk pergi ke tempat yang Ava selalu bangga-banggakan tersebut. Dari sinilah, petualangan mereka untuk mencari tempat yang akan memberikan ketenangan dan kasih sayang itu dimulai.
Keunggulan Buku
Menggunakan sudut pandang anak kecil mengenai dunia ini menjadi suatu penyajian novel yang ingin Ziggy berikan agar berbeda dengan novel-novel lainnya. Dalam novel ini juga terdapat banyak istilah yang diartikan melalui KBBI sehingga dalam penulisannya tidak hanya sebagai pelengkap atau menjadi ciri khas dari tokoh sebagai anak yang ingin mengetahui banyak hal, tetapi juga menambah wawasan bagi para pembacanya.
Alur yang disajikan sangat mudah untuk dipahami dan sangat dapat ditebak pembaca. Selain itu, terdapat banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dalam cerita ini seperti mengajarkan untuk banyak bersyukur atas apa yang telah kita miliki saat ini, salah satunya ialah yang jarang kita sadari yaitu arti dari keluarga.
Kelemahan Buku
Terdapat beberapa bagian alur cerita dan penggunaan bahasa yang agak sulit untuk dimengerti karena cerita disajikan sudut pandang dan pemikiran dari anak kecil yang masih polos dan tidak berpikir panjang dalam menentukan suatu keputusan. Cukup banyak pembaca yang merasa bingung bahkan hingga kecewa dengan ending dari novel ini karena merasa agak memaksakan dan tidak terduga.
Kesimpulan
Buku ini sangat unik dan menarik karena dalam penulisannya yang menggunakan pemikiran anak kecil, namun dengan gaya bahasa yang baku dan tidak seperti anak kecil pada umumnya. Plot yang diberikan dan pemikiran dari tokoh yang tidak dapat ditebak membuat buku ini semakin sayang untuk dilewatkan.
Banyak orang berpikir bahwa anak kecil belum melewati banyak hal seperti apa yang telah dilewati oleh orang dewasa. Dengan pemikiran itulah, anak-anak kehilangan kesempatannya untuk mengutarakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Banyaknya pelajaran hidup yang tertuang dalam novel akan mengajak pembaca sadar bahwa anak kecil sekalipun dapat mengajarkan kita mengenai arti dari kehidupan.
Ujilah pemahamanmu dengan mengerjakan evaluasi pertemuan 11 pada tautan berikut.
https://forms.office.com/r/5dMMgrQUnj