Selamat datang di Ruang Bahasa Indonesia MA ARIFAH
Menelaah Kaidah Kebahasaan dan Unsur Pembangun
Teks Cerpen
Petunjuk Pembelajaran
1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran
2. Silahkan perhatikan absensi dari guru.
3. Bacalah materi pada halaman ini untuk menambah wawasan anda terkait topik pembahasan.
4. Materi Ini dapat diakses setiap saat.
5. Untuk menambah pemahaman anda, telah disediakan video terkait materi yang dapat ditonton.
6. Setelah memahami materi pada pertemuan ini silahkan menjawab soal evaluasi yang tersedia pada bagian paling bawah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan
1. Dapat menelaah kaidah kebahasaan teks cerpen
1. Dapat menelaah unsur pembangun teks cerpen
KAIDAH KEBAHASAAN DAN UNSUR PEMBANGUN TEKS CERPEN
1.Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen
Seperti yang diketahui, cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas. Cerpen biasanya hanya mengisahkan cerita pendek tentang permasalahan yang dialami satu tokoh saja.
Selain memiliki struktur yang berbeda dengan teks lainnya, teks cerpen juga memiliki kaidah kebahasaan yang membedakan teks cerpen dengan teks yang lain.
Secara umum, kaiadah kebahasaan dalam teks cerita pendek ada empat, yaitu:
a. Ragam Bahasa Sehari-Hari atau Tidak Formal
Teks cerpen merupakan sebuah karya sastra fiktif yang menceritakan kisah seorang tokoh dan bukan merupakan sebuah karya ilmiah yang harus menggunakan bahasa baku dalam isinya. Oleh karena itu, teks cerpen biasanya bahasa yang digunakan merupakan bahasa ragam sehari-hari dan merupakan bahasa tidak formal atau tidak resmi.
Contoh:
- “Bagaimana jika jam 6 besok pagi kita berkumpul di sini lagi sambil
membawa beberapa makanan dan baju?” tanya Isla.
- “Baiklah, kami setuju. Tapi jangan sampai ketahuan siapapun, ya” jawab
Merry.
b. Kekayaan kosa kata
Pengarang teks cerpen diharuskan mengetahui banyak kosa kata dan bisa dengan mudah menempatkan atau menyusunnya dengan kosa kata lainnya agar menjadi kalimat yang bervariasi dan menarik. Misalnya, penggunaan kata peri dan kastil dalam cerpen di atas menambah kemenarikan pilihan kata yang digunakan penulis. Hanya penulis yang memiliki kekayaan dan pemaham kosa kata yang memadai yang dapat menjadikan cerita pendek menarik.
c. Majas atau Gaya Bahasa
Majas atau gaya bahasa adalah sebuah susunan kata yang menjadi sebuah kalimat yang memberikan arti sedikit menyimpang dari kata yang ada pada kalimat tersebut guna
menghidupkan teks dan meningkatkan efek serta menimbulkan makna konotasi tertentu.
Contoh:
- “Selamat mencoba teman teman baru semoga kalian bersenang senang”
Ungkapan tersebut mengandung gaya bahasa paradoks. Secara leksikal, makna pernyataan tersebut memberi selamat untuk bersenang-senang, tetapi sebenarnya pernyataan tersebut bermkana selamat masuk pada perangakan (kesusahan).
d. Kalimat Deskriptif
Kaidah kebahasaan yang terakhir pada sebuah teks cerpen adalah banyak terdaoat kalimat deskriptif. Kalimat deskriptif adalah kalimat yang menggambarkan sesuatu, seperti suasana, latar tempat, atau tokoh dalam cerpen.
Contoh:
- Peri itu membawa ketiga anak itu ke sebuah gudang. di dalam gudang itu ada sebuah buku usang.
- Tiba-tiba, mereka berempat terseret masuk ke dalam sebuah lubang dan mereka terlempar ke gerbang sebuah kerajaan. Di hadapan mereka berdiri seorang ratu dan seorang putri yang seluruh pakaiannya dihiasi permata dan berlian.
2.Unsur Pembangun Teks Cerpen
Sebuah cerpen atau cerita pendek memiliki suatu unsur pembentuk yang harus ada di dalam cerpen itu sendiri. Unsur ini dinamakan dengan unsur intrinsik. Unsur intrinsik akan membangun kisah cerita yang ingin disampaikan oleh penulis. Berikut inilah beberapa unsur intrinsik:
Sebuah cerpen harus memiliki tema cerita. Hal ini karena tema menjadi unsur utama yang ingin disampaikan penulis pada kisah ceritanya.
Alur atau plot merupakan urutan peristiwa atau jalan cerita pada sebuah cerpen. Pada umumnya alur pada cerpen diawali dengan perkenalan, konflik masalah, lalu penyelesaian. Namun ada beberapa jenis alur cerita yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
Setting merupakan penjelasan mengenai latar atau tempat, waktu, dan suasana yang terjadi dalam cerpen tersebut.
Tokoh merupakan pemeran yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Tokoh terdiri dari pemeran utama dan pemeran pendukung.
Watak merupakan gambaran sifat dari para pemeran. Watak terdiri dari tiga jenis yaitu protagonis (baik), antagonis (jahat) dan netral.
Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang saat menceritakan kisah pada sebuah cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua bentuk yaitu sudut pandang orang pertama yang terdiri dari pelaku utama (“aku” merupakan tokoh utama) dan pelaku sampingan (“aku menceritakan orang lain). Sedangkan sudut pandang orang ketiga terdiri dari serba tahu (“dia” menjadi tokoh utama) dan pengamat (“dia” menceritakan orang lain).
Amanat merupakan pesan moral atau pelajaran yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Pesan moral yang disampaikan biasanya dalam bentuk tersirat maupun tersurat.
Bukan hanya penulis cerita pendek saja yang memiliki unsur-unsur tersebut, penulisan karya lain juga memerlukan aturan-aturan di dalamnya. Oleh sebab itu sangat penting bagi penulis untuk memahami tips-tips yang dapat mempermudahnya dalam membuat sebuah karya tulis. Buku Kumpulan Tips Menulis oleh Rasibook berisikan tips dalam menulis, cara mencari ide, dan masih banyak lagi.
Pada sebuah cerpen seringkali terdapat penambahan peristiwa yang terjadi di sebuah lingkungan. Hal tersebut dinamakan dengan unsur ekstrinsik atau unsur yang berasal dari luar untuk membangun sebuah cerpen. Dengan adanya unsur ekstrinsik, maka cerpen yang dibaca menjadi lebih menyentuh perasaan.
Berikut inilah beberapa unsur ekstrinsik pada sebuah cerpen:
Terdapat latar belakang dari pengarang. Biasanya latar belakang pada kisah cerpen berasal dari pengalaman pribadi pengarangnya. Namun tak jarang jika pengarang mengambil cerita dari kisah orang lain.
Terdapat latar belakang dari masyarakat. Latar belakang dari masyarakat ini akan membantu berlangsungnya jalan cerita. Biasanya juga mempengaruhi isi ceritanya juga.
Terdapat biografi yang memaparkan biodata, riwayat hidup dan pengalaman secara menyeluruh dan lengkap dari pengarangnya.
Terdapat aliran sastra yang mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan oleh penulis saat menyampaikan ceritanya.
Terdapat kondisi psikologis berupa keadaan senang, sedih, suka dan duka yang mempengaruhi mood penulis saat membuat sebuah cerita pendek
Hanya Ciptaan Tuhan
Karya: Irmajajil
Suasana ruangan itu begitu panas, udara yang berhembus begitu pelan, semilir. Daun jendela sesekali berdecit tertiup angan, tapi udara masih terasa panas, kipas pendingin di bagian depan ruangan hanya mampu membuat udara berputar-putar tapi tak mampu memberikan kesejukan.
Perdebatan antara Raka dan Dimas masih berlangsung alot. Meski bukan di forum resmi, meski tidak ada penilaian sama sekali namun keduanya tak ada yang mau mengalah. Masing-masing benar dengan ego yang mereka miliki.
“Apa yang dibanggakan dari mereka itu, pengetahuan yang mereka miliki hanyalah sebuah peringatan…” ucap Raka tegas
“Merekalah yang membuat dunia ini tambah maju, dan banyak kemudahan….” Dimas tidak mau kalah
“Pengetahuan yang mereka dapat juga menelurkan bencana, pasti kamu tahu itu…” lanjut Raka
“Tapi itu tidak serta merta membuat mereka rendah…” jawab Dimas
“Tetap ada yang rendah, terutama mereka yang tidak menjadikan pengetahuan mereka sebagai pelajaran dan peringatan akan kuasa Tuhan…” jawab Raka.
Raka adalah seorang pemuda yang religius sedangkan Dimas merupakan manusia modern yang begitu membanggakan dan menuhankan pengetahuan. Berbeda dengan Raka, Dimas begitu congkak dan sombong tentang pengetahuan yang telah di capai oleh umat manusia dan banyak melupakan esensi dari pengetahuan tersebut.
"Ingat Dimas, sebodoh-bodohnya manusia ialah mereka yang tahu tetapi tak mampu mengambil pelajaran atas pengetahuan mereka. Pengetahuan seharusnya membuat mata mereka terbuka akan arti Tuhan, seharusnya mereka ingat bahwa mereka hanyalah ciptaan Tuhan…" ucap Raka
“Lalu apa peran Tuhan itu, manusia mendapatkan pengetahuan atas apa yang mereka cari…” lanjut Dimas
“Jangan pernah kau ingkar kepada Tuhan Dimas, niscaya engkau pasti akan terkena
hukuman…” ucap Raka
Dua sahabat ini memang begitu berbeda satu sama lain. Mereka memiliki keyakinan yang begitu kuat dalam hati mereka namun diantara perdebatan tersebut mereka sama sekali tidak terpisahkan. Pada satu titik ada kerelaan dalam diri mereka, ada keikhlasan pada diri mereka yang membuat mereka saling berpelukan. Sampai suatu ketika…
“Raka, bagaimana mungkin Tuhan membiarkan begitu banyak ciptaan-Nya menderita seperti itu?” Tanya Raka seraya menunjuk ke arah beberapa pengemis yang mereka lewati.
“Tuhan mana adil, Tuhan maha tahu Dimas sedangkan kemampuan manusia itu sangat terbatas…” jawab Raka, “dengan pengetahuan yang di miliki manusia tak akan mampu memahami semua takdir Tuhan” lanjutnya.
Di dalam hatinya, Dimas sebenarnya mempercayai apa yang diucapkan oleh sahabatnya. Tapi untuk mendapatkan jawaban atas semua gundah dan kegelisahan hatinya ia tetap diam tanpa banyak berkomentar.
Saat mereka berjalan di tepi jalan, tiba-tiba ada sebuah motor yang melaju begitu kencang dan terpelanting di depannya.
Di depan mereka berdua, sang pengendara motor meregang nyawa dengan luka yang begitu parah. Mereka tak mampu berbuat banyak.
Hanya keheningan yang menggelayuti hati mereka berdua. Bagi Dimas kejadian yang baru saja mereka lihat tidak ada anehnya karena memang semua mahluk hidup pasti akan kembali kepada pencipta.
Sedangkan Raka yang menganggap semua itu tak adil. Raka yang begitu mengagungkan ilmu menyalahkan mereka yang tak cepat dan tanggap dalam mengantisipasi hal seperti itu.
“Begitulah Raka, sekuat apapun kemampuan manusia, manusia hanyalah ciptaan yang harus menerima takdir, kapanpun Tuhan mau tak akan ada satupun yang bisa menghalanginya…” ucap Dimas.
Begitulah, kenyataan yang baru saja dihadapi oleh Raka dan Dimas membuka mata dan kesadaran mereka akan kedudukan dan arti manusia sebagai ciptaan yang harus senantiasa berserah.
Sekarang bacalah teks cerpen tersebut kemudian telaah kaidah kebahasaan dan unsur pembangunnya!
Selanjutnya, ujilah pemahamanmu mengenai materi pertemuan 15 dengan mengerjakan evaluasi pada tautan berikut!
https://forms.office.com/r/mSgvXkVSqs