Selamat datang di Ruang Bahasa Indonesia MA ARIFAH
Menelaah Struktur Teks Eksplanasi
Petunjuk Pembelajaran
Berdoa sebelum memulai pembelajaran
Silahkan perhatikan absensi dari guru.
Bacalah materi pada halaman ini untuk menambah wawasan anda terkait topik pembahasan.
Materi Ini dapat diakses setiap saat.
Untuk menambah pemahaman anda, telah disediakan video terkait materi yang dapat ditonton.
Setelah memahami materi pada pertemuan ini silahkan menjawab soal evaluasi yang tersedia pada bagian paling bawah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menelaah struktur teks eksplanasi.
STRUKTUR TEKS EKSPLANASI
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi penjelasan mengenai suatu fenomena atau peristiwa, baik fenomena alam maupun fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena alam yang dimaksud bisa berupa tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran hutan, proses terbentuknya pelangi, dan sebagainya. Sedangkan fenomena sosial yang dapat dijelaskan oleh teks eksplanasi antara lain; aksi demonstrasi, tawuran, peperangan, dan lain-lain.
Teks eksplanasi bertujuan memberikan pemahaman dan wawasan secara jelas kepada pembaca. Itulah mengapa, di dalam teks eksplanasi harus memuat proses, sebab, dan akibat suatu kejadian.
Teks ekplanasi memiliki sturktur khusus yang membedakannya dengan teks lain. simaklah informasi berikut mengenai struktur teks eksplanasi.
Struktur Teks Eksplanasi
Pernyataan umum yang dimaksud di sini bisa berupa penjabaran tentang apa yang ingin artikel itu bahas.
Di bagian ini, sebuah teks eksplanasi menjelaskan tentang gambaran umum fenomena/peristiwa alam yang akan dibahas. Poinnya bisa mengangkat tentang proses bagaimana fenomena alam tersebut bisa terjadi.
Dalam artikel tentang sejarah singkat Perang Dunia I, terdapat paragraf yang membahas apa itu perang dunia, siapa saja yang terlibat, dan tahun-tahun penting dalam peristiwa Perang Dunia I.
Setelah mengetahui secara umum fenomena yang akan dibahas, pada bagian ini dijelaskan tentang penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari fenomena tersebut. Kamu bisa melakukan deskripsi dalam beberapa paragraf terkait sebab dan akibatnya. Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.
Pernyataan sebab dan akibat menjadi pernyataan yang krusial. Sebabnya adalah karena dalam paragraf ini data yang disajikan haruslah valid supaya dapat menyajikan informasi yang benar (bukan hoax) kepada para pembaca.
Artikel tentang sejarah singkat Perang Dunia I, umumnya menjelaskan sebab-sebab yang melatarbelakangi Perang Dunia I hingga akibat yang dialami oleh negara yang kalah perang.
Interpretasi dalam teks eksplanasi dapat dikatakan sebagai ulasan atau penarikan kesimpulan. Kamu bisa memberikan tanggapan atau pernyataan terkait fenomena yang diangkat dalam teks tersebut.
Struktur teks eksplanasi ini adalah bagian tersulit bagi penulis yang ingin menyajikan teks eksplanasi. Bagaimana tidak, penulis tidak diperkenankan untuk memasukkan opininya yang bisa memicu penggiringan opini pembaca.
Alhasil, kesimpulan harus ditarik benar-benar apa adanya sesuai dengan data dan fakta yang tersaji di dalam tulisan.
Penulis artikel di atas menyimpulkan bahwa suatu peristiwa besar tidak mungkin hanya tersaji begitu saja. Ada peristiwa-peristiwa kecil yang berkelindan dan dengan beberapa pemicu, peristiwa besar akhirnya meledak.
Demikian penjelasan singkat mengenai materi struktur teks eksplanasi, sekarang Anda sudah tahu dan dapat menganalisis struktur teks eksplanasi yang Ananda jumpai
Supaya Ananda semakin memahami struktur teks eksplanasi, bacalah teks berikut lengkap dengan analisis strukturnya
Demonstrasi Massa
Identifikasi Fenomena:
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi hampir setiap waktu dan terjadi di berbagai tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.
Penggambaran Rangkaian Kejadian:
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan kemungkaran yang terjadi di hadapan mereka.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal reformasi di negeri ini pada tahun 1997–1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi jika merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam skala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur.
Ulasan:
Dengan fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan. Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggut-manggut dan berkata “ya” pada apapun tindakan dari pimpinannya meskipun menyimpang dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
Selanjutnya, ujilah pemahamanmu mengenai materi pertemuan 6 dengan mengerjakan evaluasi pada tautan berikut
https://forms.office.com/r/tk19YB0yjt