Selamat datang di Ruang Bahasa Indonesia MA ARIFAH
Mempresentasikan Teks Cerpen dengan Media yang Tepat
Petunjuk Pembelajaran
Berdoa sebelum memulai pembelajaran
Silahkan perhatikan absensi dari guru.
Bacalah materi pada halaman ini untuk menambah wawasan anda terkait topik pembahasan.
Materi Ini dapat diakses setiap saat.
Untuk menambah pemahaman anda, telah disediakan video terkait materi yang dapat ditonton.
Setelah memahami materi pada pertemuan ini silahkan menjawab soal evaluasi yang tersedia pada bagian paling bawah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menyusun teks eksposisi berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaannya.
MENYUSUN TEKS EKSPOSISI
Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa teks eksposisi adalah teks yang bersifat argumentatif. Di dalamnya dikemukakan sejumlah argumen dan diperkuat pula oleh fakta-fakta sehingga bisa meyakinkan khalayak.Teks eksposisi banyak menggunakan fakta dan argumentasi-argumentasi berdasarkan pendirian dan sudut pandang penulis ataupun penuturnya.
Luasnya wawasan, kuatnya pendirian, serta keyakinan akan kebenaran atas topik yang akan kita kemukakan sangatlah utama dalam teks eksposisi. Kita harus menyiapkan berbagai sumber untuk bisa mengembangkan topik yang dipilih secara mendalam. Dengan demikian, khalayak diharapkan dapat memperoleh pencerahan, keyakinan, bahkan dapat terbujuk untuk melakukan sesuatu yang kita harapkan dalam teks tersebut.
Berdasarkan hal itu, langkah penulisan teks eksposisi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan topik, yakni suatu hal yang memerlukan pemecahan masalah atau sesuatu yang
mengandung problematika di masyarakat. Hal itu, mungkin berkenaan dengan masalah sosial, budaya, pendidikan, agama, bahasa, sastra, politik.
Contoh:
a. kehidupan anak-anak jalanan di ibu kota besar;
b. perubahan perilaku masyarakat pedesaan oleh faktor media massa;
c. pendidikan bagi anak-anak terlantar;
d. perkawinan beda agama;
e. ragam bahasa anak baru gede;
f. sastra lisan dari kawasan Indonesia timur;
g. pemilihan kepala daerah secara langsung atau melalui perwakilan.
2. Mengumpulkan bahan dan data untuk memperkuat argumen, baik dengan membaca-baca surat kabar, majalah, buku, ataupun internet. Data itu dapat diperoleh melalui pengamatan ke lapangan atau dengan melakukan wawancara. Misalnya, untuk menulis teks bertopik kehidupan anak-anak jalanan. Kita harus (1) membaca-baca buku, artikel, berita tentang kondisi dan karakteristik anak-anak jalanan; (2) mengobservasi/penelitian terhadap perilaku anak-anak jalanan; atau (3) melakukan wawancara dengan pihak pemerintah, warga masyarakat, atau bahkan dengan para anak jalanan itu sendiri.
3. Membuat kerangka tulisan berkenaan dengan topik yang akan kita tulis, yang mencakup tesis,
argumen, dan penegasan (kesimpulan). Langkah ini penting agar tulisan kita itu tersusun
secara lebih sistematis, lengkap, dan tidak tumpang tindih.
Topik yang sudah ditentukan kemudian diperinci ke dalam bagian masalah, argument, dan penegasan ulang/simpulan. Contoh:
Topik : Pendidikan
Judul : Pembelajaran Jarak Jauh Kurang Efektif
4. Mengembangkan tulisan sesuai dengan kerangka yang telah kita buat.
Argumentasi dan fakta yang telah dikumpulkan, kita masukkan ke dalam tulisan itu secara padu sehingga teks itu bisa meyakinkan khalayak.
Pembelajaran Jarak Jauh Kurang Efektif
Pembelajaran jarak jauh adalah jalan yang tidak dapat dihindari dalam kondisi pandemi Covid-19. Sayangnya pembelajaran jarak jauh kurang berjalan dengan baik dalam pelaksanaannya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Terdapat beberapa alasan utama yang menyebabkannya.
Infrastruktur teknologi komunikasi di Indonesia masih belum merata. Jangankan di pulau kecil saja, di pulau Jawa yang memiliki angka penduduk yang paling banyak saja masih banyak daerah yang belum terpapar sinyal internet.
Kemudian, jika sinyal internet tersedia biayanya tidak murah. Pembelajaran melalui konferensi video akan menghabiskan banyak pulsa hanya dalam satu hingga dua jam pelajaran saja. 1-2 GB data bisa habis dengan mudah dalam sekali panggilan konferensi video untuk pembelajaran jarak jauh.
Selanjutnya, tidak semua siswa dan keluarganya memiliki perangkat telepon pintar yang harus digunakan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Hal ini sangatlah tragis dan disayangkan karena tampaknya pemerintah kurang memperhatikan nasib dari keluarga yang tidak mampu untuk membeli telepon pintar.
Kondisi lain, keluarga mampu untuk memiliki gawai atau perangkat komunikasi yang dibutuhkan, belum tentu orang tua sanggup untuk membantu siswa belajar secara daring. Bukan masalah kompetensi orangtuanya yang utama, namun orangtua juga memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan, apalagi dalam masa pandemi yang berpengaruh pula pada keadaan ekonomi semua orang.
Banyak siswa yang mengeluhkan pula bahwa pembelajaran jarak jauh membuat konsentrasi mereka buyar dan kurang fokus untuk belajar. Ilmu yang didapat dirasa tidak sebanding dengan pembelajaran tatap muka.
Banyak Guru yang mengeluhkan kendala teknis yang terjadi pada saat mengikuti pembelajaran jarak jauh. Kendala tersebut meliputi teknis penggunaan aplikasi (gagal upload, email tidak terkirim) maupun teknis teknologi informasi seperti lemahnya sinyal, perangkat yang galat, dan sebagainya.
Terakhir, sekolah juga kurang memiliki persiapan dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh. Hal ini wajar saja, karena pandemi terjadi secara tiba-tiba dan menimpa seluruh sektor industri tanpa terkecuali sekolah.
Pada akhirnya, pandemi covid-19 adalah musibah yang tentunya kita semua tidak menginginkannya untuk terjadi. Namun hal tersebut telah terjadi dan diperlukan kepedulian pemerintah, kesadaran semua civitas pendidikan baik sekolah, siswa, guru, dan orangtua untuk ikut menyukseskan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Kita harus berhenti untuk saling menyalahkan dan secara bahu membahu ikut menyelesaikan permasalahan pendidikan jarak jauh.
Selanjutnya, ujilah pemahamanmu dengan mengerjakan evaluasi 10 pada tautan berikut!
https://forms.office.com/r/7L2tLbPPjJ