Selamat datang di Ruang Bahasa Indonesia MA ARIFAH
Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah
Petunjuk Pembelajaran
1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran
2. Silahkan perhatikan absensi dari guru.Â
3. Bacalah materi pada halaman ini untuk menambah wawasan anda terkait topik pembahasan.
4. Materi Ini dapat diakses setiap saat.
5. Untuk menambah pemahaman anda, telah disediakan video terkait materi yang dapat ditonton.
6. Setelah memahami materi pada pertemuan ini silahkan menjawab soal evaluasi yang tersedia pada bagian paling bawah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menganalisis kaidah kebahasaan teks ceramah.
KAIDAH KEBAAHSAAN TEKS CERAMAH
Teks ceramah adalah teks yang berisi pemberitahuan atau penyampaian informasi yang bertujuan untuk memberikan nasihat atau petunjuk-petunjuk kepada pendengar. Isi teks ceramah tersebut dianggap sesuatu yang penting dan dapat memberikan wawasan serta ilmu pengetahuan bagi para pendengarnya.
Ceramah bisa dilakukan secara langsung maupun menggunakan sarana komunikasi, seperti televisi, radio, dan internet. Kemudian ceramah bisa dilakukan oleh siapa pun, dan biasanya, ada teks pendukung untuk itu.
Ada beberapa kaidah kebahasaan yang biasanya digunakan untuk menyusun teks ceramah, yaitu:
Menggunakan kata sapaan, misalnya "Selamat pagi, siang, sore", dan sebagainya.
Memakai kata ganti orang pertama tunggal dan kata ganti orang kedua jamak sebagai sapaan. Contoh kata ganti pertama: saya, aku, kami. Contoh kata ganti orang kedua jamak: anak-anak, hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara, dan lainnya.
Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang dibahas. Misalnya jika topik yang di bahas adalah kebahasaan atau sastra, istilah-istilah yang muncul meliputi: prosa, puisi, etika berbahasa, sarkasme, majas, kesantunan berbahasa.
Menggunakan kata yang menunjukkan sebab-akibat atau argumentasi. Contohnya "dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka" dan lain sebagainya.
Sering memakai kata kerja mental, seperti: memprihatinkan, memperkirakan, berpendapat, diharapkan, dan lain-lain.
Memakai kalimat imperatif, untuk melarang atau meminta seseorang melakukan sesuatu. Seperti: jangan, coba pahami, dan lain-lain.
Menggunakan kata-kata yang menunjukan hubungan sebab akibat atau argumentasi. Contohnya adalah: dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka, sebab, karena.
Banyak memakai kata kerja mental, misalnya: memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, diharapkan, berasumsi, menyimpulkan, berpendapat.
Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: diharapkan, sebaiknya, hendaklah, perlu, harus.
Agar Ananda lebih paham, bacalah teks ceramah berikut kemudian berlatihlah menganalisis penggunaan kaidah kebahasannnya.
BAHAYA NARKOBA
Para hadirin yang saya hormati.
Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat berupa kesehatan sehingga pada kesempatan ini kita bisa hadir di forum penerangan bahaya narkoba.
Hadirin yang saya hormati.
Bahaya narkoba sudah tidak diragukan lagi. Sayangnya, penyalahgunaan obat-obatan terlarang makin marak di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Masyarakat mengenal obat-obatan terlarang sebagai narkoba yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya.
Banyak pengguna obat-obatan ini yang awalnya tergoda merasakan kesenangan sesaat atau sebagai pelarian dari masalah yang dihadapi. Padahal, efek narkoba dapat merusak kesehatan secara fisik dan kejiwaan.
Mengkonsumsi narkoba adalah salah satu perbuatan yang menyebabkan timbulnya kejahatan dan juga perbuatan setan dan sekaligus perbuatan keji yang harus kita jauhi agar kita selamat di dunia dan akhirat, serta lingkungan masyarakat pun tentram tidak ada satu kejahatan pun.
Sebagai gambaran, berikut ini adalah bahaya narkoba terhadap kesehatan tubuh.
1. Mengganggu kondisi otak dan tubuh secara umum
Narkoba dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani hidup sehat dan mengambil keputusan yang benar. Pengaruh obat-obatan tersebut dapat berlangsung dalam jangka panjang.
2. Perubahan sel saraf dalam otak
Konsumsi narkoba secara berulang dalam jangka panjang akan memicu perubahan pada sel saraf dalam otak, yang kemudian mengganggu komunikasi antar sel saraf. Bahkan setelah konsumsi dihentikan, efek tersebut akan memakan waktu yang tidak sebentar, untuk dapat benar-benar hilang.
3. Dehidrasi
Bahaya narkoba jenis ekstasi, efeknya dapat menyebabkan dehidrasi, serta ketidakseimbangan elektrolit. Hal ini kemudian yang menyebabkan penggunanya mengalami kejang-kejang, serangan panik, halusinasi, sakit pada dada dan perilaku agresif. Jika digunakan dalam jangka panjang dapat merusak otak.
4. Bingung dan hilang ingatan
Golongan obat-obatan asam gamma-hidroksibutirat dan rohypnol dapat mengakibatkan efek sedatif, kebingungan, kehilangan ingatan, perubahan perilaku, koordinasi tubuh terganggu dan menurunnya tingkat kesadaran.
5. Halusinasi
Penggunaan mariyuana atau ganja dapat menyebabkan efek samping halusinasi, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, gangguan kecemasan, kebingungan serta paranoid. Efek jangka panjang mariyuana adalah gangguan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.
6. Kejang hingga kematian
Bahaya narkoba berupa penyalahgunaan metamfetamin atau lebih dikenal sebagai sabu-sabu, opium, dan kokain, dapat menyebabkan berbagai efek buruk, termasuk perilaku psikotik, kejang-kejang, dan bahkan kematian akibat overdosis.
Melalui gambaran contoh di atas, janganlah sekali kali kita mencoba untuk menggunakan narkoba, ketika mencobanya maka kita akan rugi seumur hidup sebab hidup terasa terbelenggu dan ketergantungan terhadap sesuatu yang justru merusak masa depan.
Maka dari itu, marilah para putra dan putri bangsa. Mulai dari sekarang menjauhi narkotika dan mulailah berlomba-lomba meraih cita-cita yang tinggi agar kelak menjadi orang yang tidak merugi.
(Sumber: satubahasa.com dengan pengubahan)
Teks tersebut, dapat diamati berdasarkan kaidahnya sebagai berikut.
No
Kaidah Kebahasaan
Contoh
1
Kata ganti orang pertama
Kita
2
Kata ganti orang kedua (sapaan)
Hadirin
3
Kata sambung sebab akibat
Maka dari Itu
4
Kata sambung temporal
Kemudian
5
Kata-kata teknis
Psikotropika ,sel saraf, dehidrasi, halusinasi, overdosis, depresi, narkotika
6
Kata-kata mental
Menyebabkan, mempengaruhi, menurunnya, penyalahgunaan, menjauhi
7
Kata-kata persuasif
Janganlah, mulailah
Pembuka (pendahuluan)
Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapatrapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.
Isi (rangkaian argumen)
Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.
Penutup (Penegasan Ulang)
Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.
Selanjutnya, ujilah pemahamanmu mengenai materi pertemuan 11 dengan mengerjakan evaluasi pada tautan berikut
https://forms.office.com/r/gE67GnXFUS