Selamat datang di Ruang Bahasa Indonesia MA ARIFAH
Menulis Cerpen Berdasarkan Nilai dalam Hikayat
Petunjuk Pembelajaran
Berdoa sebelum memulai pembelajaran
Silahkan perhatikan absensi dari guru.
Bacalah materi pada halaman ini untuk menambah wawasan anda terkait topik pembahasan.
Materi Ini dapat diakses setiap saat.
Untuk menambah pemahaman anda, telah disediakan video terkait materi yang dapat ditonton.
Setelah memahami materi pada pertemuan ini silahkan menjawab soal evaluasi yang tersedia pada bagian paling bawah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menganalisis kaidah kebahasaan teks eksposisi
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI
Teks eksposisi adalah suatu paragraf atau karangan yang memuat informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat dan akurat. Teks eksposisi juga bisa diartikan sebagai teks yang memiliki fungsi menyampaikan gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikiran tentang suatu topik.
Setelah mengetahui pengertian teks eksposis, unsur-unsur, ciri-ciri hingga struktur dari teks eksposisi, Kamu akan diajak untuk memahami lebih dalam tentang kaidah kebahasaan dari teks eksposisi. Seperti pada teks yang lain, kaidah kebahasaan bisa disebut juga sebagai gaya bahasa khas dari sebuah teks, sehingga dapat membedakannya dengan teks yang lain. Berikut ini adalah beberapa kaidah kebahasaan teks eksposisi, diantaranya yaitu:
1. Mengunakan istilah yang sesuai dengan bidang permasalahan yang dibahas.
Penggunaan istilah tersebut membantu penulis atau pembicara memperkuat gagasan yang disampaikan.
Contoh
a. polusi: pencemaran
b. habitat :
1. Tempat tinggal khas bagi seseorang atau kelompok masyarakat.
2. Bio, tempat hidup organisme tertentu; tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan dan hewan); lingkungan kehidupan asli.
3. Geo, tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi.
2. Menggunakan kata sifat.
Contoh
Serius: a. Sungguh-sungguh; b. gawat, genting (karena menghadapi bahaya, risiko, akibat, dan sebagainya yang mungkin terjadi)
3. Banyak terdapat perubahan jenis kata karena afiksasi (pengimbuhan).
Kata Bentukan : penipisan
Jenis : nomina
Imbuhan : pe(N)-an
Kata Dasar : tipis
Jenis : adjektiva
4. Menggunakan kalimat verbal, yaitu kalimat berpredikat verba.
Kalimat lainnya, kalimat nominal, kalimat berpredikat nomina, adjektiva, numeralia, atau adverbia, jarang digunakan dalam teks eksposisi
Contoh
Kalimat : Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius.
Jenis Kalimat Verbal : Kalimat aktif transitif
Kalimat : Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia.
Jenis Kalimat Verba : Kalimat aktif transitif
Kalimat : Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi.
Jenis Kalimat Verbal : Kalimat aktif intransitif
Kalimat : Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan.
Jenis Kalimat Verba : Kalimat aktif intransitif
5. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan penyebaban untuk menyatakan sesuatu yang argumentatif (hubungan kausalitas). Misalnya, jika, maka, sebab, disebabkan, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
contoh:
a. Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka.
b. Politik antidumping Indonesia sangat lemah akibatnya kinerja impor meningkat dan kinerja ekspor menurun.
6. Menggunakan kata-kata perujukan, seperti menurut, berdasarkan..., merujuk....
Contoh:
a. Menurut beberapa penelitian, kesantunan juga melekat dengan kepribadian suatu bangsa ataupun kelompok masyarakat.
b. Dengan merujuk pada fenomena tersebut, tampaknya terdapat penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu.
7. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus, seharusnya.
Contoh: a. Para siswa justru harus menunjukkan kelas tersendiri dalam hal berbahasa.
b.Penerepan perdagangan bebas masih perlu kita pertimbangkan dan Indonesia harus lebih berhati-hati.
Bacalah teks eksposisi berikut kemudian tentukan ciri kebahasaannya!
Introspeksi Diri di Hari Pahlawan
Tesis:
Setiap negara mempunyai pahlawan. Cara terbaik menghargai pahlawan adalah tidak melupakan jasa-jasanya. Itu sebabnya kita perlu memperingati Hari Pahlawan setiap sepuluh November agar bisa mencontoh semangat juang. Kita juga dapat mencontoh keikhlasan mereka saat berjuang melawan penjajah.
Rangkaian Argumen:
Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan bermula dari perlawanan arek-arek Suroboyo pada 10 November 1945. Dengan senjata bambu runcing, mereka melawan penjajah yang sudah menggunakan senjata canggih termasuk pesawat terbang. Kemudian, diikuti dengan perlawanan di berbagai daerah, termasuk di Sumatra Utara dan khususnya di Kota Medan yang dikenal dengan pertempuran di Medan Area, Jalan Bali.
Berkat perjuangan para pejuang di masa lalu, bangsa Indonesia mampu memproklamasikan kemerdekaan dan mempertahankan di masa revolusi fisik. Sekarang giliran anak-anak bangsa mengisi alam kemerdekaan dengan memberikan yang terbaik bagi masa depan bangsanya.
Sayangnya, tidak banyak putra-putri bangsa Indonesia yang bisa diteladani karena prestasinya. Lebih banyak yang mementingkan diri pribadi dan golongannya saat sudah berkuasa. Hal itu terlihat sekali dalam jajaran pemerintahan (birokrasi) maupun legislatif dan yudikatif. Mereka benar-benar memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkaya diri. Sementara itu, rakyat yang membutuhkan perhatian malah diabaikan.
Penegasan Ulang:
Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November pada tahun ini dapat dijadikan momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi diri bagi semua pihak. Kalau setiap anak bangsa melakukannya dengan penuh kesadaran, mudah-mudahan hasilnya positif. Dalam waktu dekat bangsa Indonesia dapat keluar dari krisis. Jika peringatan Hari Pahlawan hanya sebuah kegiatan rutinitas, makna 10 November pun tidak akan menyentuh masyarakat, juga dapat menyadarkan pejabat-pejabat pemerintahan untuk tidak saling berseteru dan terus memperjuangkan kepentingan rakyat.
Pada momentum Hari Pahlawan ini kita mengimbau para pejabat di jajaran pemerintahan, termasuk BUMN dan BUMD, pimpinan DPR dan MPR serta seluruh anggota dewan agar kembali ke fitrah. Ingatlah perjuangan dan cita-cita para pahlawan bangsa. Mari kita berjuang untuk memakmurkan rakyat. Untuk itu, bekerjalah dengan keras, profesional, dan bertanggung jawab.
Bukan masanya lagi para pejabat pemerintahan menjadikan dirinya seperti raja yang bergelimang kemewahan, sebab rakyat sudah semakin kritis. Begitu juga kehidupan anggota dewan yang glamor. Momentum Hari Pahlawan ini harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya. Kinerjanya sudah bisa dirasakan di berbagai bidang sehingga rakyat merasa dirinya tidak salah pilih. Gerakan mencontoh para pahlawan perlu dimasyarakatkan untuk menyadarkan para pejabat pemerintahan agar tidak menjadi pahlawan kesiangan
Selanjutnyam ujilah pemahamanmu terkait kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan mengerjakan evaluasi pertemuan 9 pada tautan berikut!
https://forms.office.com/r/T8fUPBfsx9