Selamat datang di Ruang Bahasa Indonesia MA ARIFAH
Makna dan Ide dalam Teks Hikayat
Petunjuk Pembelajaran
Berdoa sebelum memulai pembelajaran
Silahkan perhatikan absensi dari guru.
Bacalah materi pada halaman ini untuk menambah wawasan anda terkait topik pembahasan.
Materi Ini dapat diakses setiap saat.
Untuk menambah pemahaman anda, telah disediakan video terkait materi yang dapat ditonton.
Setelah memahami materi pada pertemuan ini silahkan menjawab soal evaluasi yang tersedia pada bagian paling bawah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat:
Mengidentifikasi makna teks hikayat
Merumuskan ide yang terkandung dalam teks hikayat
Indonesia memiliki banyak karya sastra dari zaman dulu sampai sekarang yang memiliki ciri khasnya masing-masing, salah satunya yaitu teks hikayat. Teks hikayat adalah salah satu bentuk karya sastra lama berbentuk prosa.
1.Konsep Teks Hikayat
Kata hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang mempunyai arti: menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, meneruskan, dan melukiskan (Baried, Baroroh St. dkk., 1985: 9). Sastra hikayat adalah sastra lama yang ditulis dalam bahasa Melayu. Sebagian besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana, unsur rekaan merupakan ciri yang menonjol dan pada lazimnya mencakup bentuk prosa yang panjang (Baried, Baroroh St. dkk., 1985: 9). Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa. Prosa berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu. Prosa dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hikayat).
Mengutip buku Terampil Berwicara karangan J.S Kamdhi, teks hikayat adalah bentuk prosa sastra lama yang menggambarkan keagungan dan kepahlawanan. Umumnya, hikayat berkisah seputar keluarga istana, kaum bangsawan, atau orang-orang ternama dengan segala kehebatannya.
Pada dasarnya, hikayat mirip dengan cerita sejarah. Namun, di dalamnya memuat cerita yang tidak masuk akal dan mengandung unsur keajaiban. Hikayat bersifat fiktif atau rekaan. Tema cerita yang diangkat beragam, mulai dari keagamaan, kesejahteraan, atau riwayat hidup tokoh tertentu dengan tetap menonjolkan ciri khas istana sentrisnya.
2.Unsur-unsur Teks Hikayat
Secara keseluruhan, teks hikayat tersusun atas dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam, sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari luar.
Berikut unsur-unsur intrinsik yang membangun teks hikayat:
Tema adalah ide atau gagasan pokok yang mendasari suatu cerita hikayat. Mengutip buku Cendekia Berbahasa Bahasa dan Sastra Indonesia tulisan Erwan Juhara, dkk., tema dalam hikayat sama seperti karya sastra modern, yaitu seputar masalah cinta, dendam, perjuangan, dan sebagainya.
Meski temanya mirip, latar atau setting menjadi pembeda antara hikayat dan karya sastra lainnya. Bersifat istana sentris, teks hikayat cenderung menonjolkan latar kehidupan istana. Bahkan, tak jarang cerita ini berlatarkan dunia ghaib atau khayangan.
Alur didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa yang membentuk satu rangkaian cerita secara utuh. Dalam teks hikayat, alur yang digunakan adalah alur maju dan/atau alur berbingkai.
Alur berbingkai maksudnya adalah di dalam cerita ada cerita lain. Dalam hikayat, alur ini biasanya bisa dilihat dari kehadiran tokoh lain yang bercerita tentang suatu kisah.
Amanat atau pesan moral yang ingin disampaikan pengarang hikayat beragam. Ada yang berkenaan dengan nilai keagamaan, sosial, budaya, hingga pendidikan. Semua ini bergantung pada interpretasi pembaca setelah membaca keseluruhan cerita.
Tokoh adalah pemeran di dalam cerita, sedangkan penokohan merupakan penggambaran wataknya. Karena bersifat istana sentris, tokoh dalam hikayat berasal dari kalangan istana. Beberapa hikayat juga menampilkan tokoh yang mempunyai kekuatan lebih dari manusia biasa.
3. Jenis-jenis Teks Hikayat
Teks hikayat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan isi maupun asal daerahnya. Berikut jenis-jenis teks hikayat:
Cerita rakyat
Epos India
Cerita dari Jawa
Cerita-cerita Islam
Sejarah dan biografi
Cerita bertingkat
Melayu Asli, contohnya Hikayat Hang Tuah, Hikayat si Miskin, Hikayat Indera Bangsawan, Hikayat Malim Deman.
Pengaruh Jawa, contohnya Hikayat Panji Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati, Hikayat Indera Jaya.
Pengaruh Hindu (India), contohnya Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana), Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata), Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata).
Pengaruh Arab-Persia, contohnya Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam), Hikayat Bachtiar, dan Hikayat Seribu Satu Malam.
Nah, setelah membahas tentang pengertian, unsur-unsur, dan jeni-jenis teks hikayat, selanjutnya Ananda akan membaca contoh teks hikayat yang perlu kamu ketahui. Sembari membaca atau menyimka, temukanlah informasi dan makna penting dalam teks tersebut.
Agar dapat menyimak dengan baik, perhatikanlah langkah-langkah di bawah ini!
1. Pusatkan perhatian pada teks hikayat yang dibacakan oleh temanmu.
2. Saat menyimak, kalian dapat menggunakan tabel “Adiksimba” berikut untuk mengidentifikasi hal-hal penting dalam cerita.
3. Gunakanlah isian pada tabel kalian untuk membuat ringkasan cerita yang terdiri atas minimal 100 kata.
Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak
Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar.
Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan. Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak.
Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu.
Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu menyerang lagi. Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan lain mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan prajurit siap tempur. Pada
serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya.
“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?”“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku takluk,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit. Tubuhnya terjepit di sela-sela karang tajam.
“Jadi, itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang.
“Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”
“Datu, tolonglah aku. Obati luka-lukaku dan kembalikanlah aku ke laut. Kalau terlalu lama di darat, aku bisa mati. Atas nama rakyatku, aku berjanji akan mengabdi padamu, bila engkau menolongku…” Raja Ikan Todak mengiba-iba. Seolah sulit bernapas, insangnya membuka dan menutup.
“Baiklah,” Datu Mabrur berdiri. “Sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya, aku akan menolongmu.”
ingin istana bawah laut yang terbuat dari emas dan permata, dilayani ikan duyung dan gurita? Ingin berkeliling dunia, bersama ikan paus dan lumba-lumba?”
“Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-cucuku nanti….” Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama ini.
“Akan kukerahkan rakyatku, seluruh penghuni lautan dan samudera. Sebelum matahari terbit esok pagi, impianmu akan terwujud. Aku bersumpah!” jawab Raja Ikan Todak.
Datu Mabrur tak dapat membayangkan, bagaimana Raja Ikan Todak akan memenuhi sumpahnya itu. “Baiklah. Tapi kita harus membuat perjanjian. Sejak sekarang kita harus sa-ijaan, seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu kita. Kita harus rakat mufakat, bantu membantu, bahu membahu. Setuju?”
“Setuju, Datu…,” sahut Raja Ikan Todak yang tergolek lemah. Ia sangat membutuhkan air.Mendengar jawaban itu, Datu Mabrur tersenyum. Dengan hati-hati, dilepaskannya tubuh Raja Ikan Todak dari jepitan karang, lalu diusapnya lembut.
Ajaib! Dalam sekejap, darah dan luka di sekujur tubuh Raja Ikan Todak itu mengering! Kulitnya licin kembali seperti semula, seakan tak pernah luka. Ikan itu menggerak-gerakkan sirip dan ekornya dengan gembira.
Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja Ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi mengepung karang, kini berenang
mengerumuninya, melompat-lompat bersuka ria.
“Sa-ijaan!” seru Raja Ikan Todak sambil melompat di permukaan laut.
“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.
Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Gemuruh perlahan, tapi pasti. Gemuruh suara itu terdengar bersamaan dengan timbulnya sebuah daratan, dari dasar laut! Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak. Naik dan terus naik! Lalu, seluruhnya timbul ke permukaan!
Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut. Sambil mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! Sa-ijaan! Sa-ijaaan…!”
Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja Ikan Todak telah memenuhi sumpahnya!
Bersamaan dengan terbitnya matahari pagi, daratan itu telah timbul sepenuhnya. Berupa sebuah pulau. Lengkap dengan ngarai, lembah, perbukitan dan pegunungan. Tanahnya tampak subur. Pulau kecil yang makmur.
Datu Mabrur senang dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi kenyataan. Permohonannya telah
dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.
Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak dijadikan slogan dan lambang Pemerintah Kabupaten Kotabaru.
(*)
Setelah membaca materi dan contoh tersebut, kalian akan menganalisis isi dan makna dari teks hikayat berjudul "Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak" melalui pengerjaan evaluasi pertemuan pertemuan 6 pada link berikut.
https://forms.office.com/r/6pyHHNXrCT