Selamat datang di Ruang Bahasa Indonesia MA ARIFAH
Menulis dan Membaca Puisi yang Telah ditulis
Petunjuk Pembelajaran
Berdoa sebelum memulai pembelajaran
Silahkan perhatikan absensi dari guru.
Bacalah materi pada halaman ini untuk menambah wawasan anda terkait topik pembahasan.
Materi Ini dapat diakses setiap saat.
Untuk menambah pemahaman anda, telah disediakan video terkait materi yang dapat ditonton.
Setelah memahami materi pada pertemuan ini silahkan menjawab soal evaluasi yang tersedia pada bagian paling bawah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran kalian diharpakan dapat:
Membacakan puisi dengan memperhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi yang baik.
Menulis puisi sebagaia ungkapan pikiran dan perasaan menggunakan diksi yang indah
1. MEMBACA PUISI
Pernahkah kamu menyaksikan seseorang yang sedang mendemonstrasikan atau mendeklamasikan puisi di atas panggung atau dalam sebuah lomba? Seorang pembaca puisi yang bagus mampu menjiwai puisi yang dibacakan dengan baik. Dampaknya, pendengar akan dapat merasakan suasana puisi tersebut serta mampu menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya.
Hal itu akan tercapai ketika pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal, tetapi juga memerhatikan ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi. Pada bagian ini kamu akan belajar membacakan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi yang baik.
Beberapa hal yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu mengetahui cara membacanya. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan
Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun juga terlalu lambat
Artikulasi atau kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas. Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikan puisi sangat perlu. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar. Demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan.
Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi. Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kitapun harus bisa menggambarkan isi puisi sedih tersebut. Ekspresi mimik atau perubahan raut muka harus ada, namun harus proporsional, sesuai dengan kebutuhan menampilkan gagasan puisi secara tepat.
Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan tekanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).
Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus diatur jangan tergesa-gesa dan jagalah sikap saat di panggung usahakan harus tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa, dan meyakinkan (tidak demam panggung).
Setelah kamu memahami langkah-langkah dalam mendemonstrasikan puisi dan mendukung cara pembacaaannya, kita dapat menggunakan teknikteknik sebagai berikut.
1. Membaca dalam hati puisi tersebut berulang-ulang.
2. Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda. Jeda pendek dengan tanda (/) dan jeda panjang dengan tanda (//). Penjedaan panjang diberikan pada frasa, sedangkan penjedaan panjang diberikan pada akhir klausa atau kalimat.
3. Memahami suasana, tema, serta makna puisinya.
4. Menghayati suasana, tema, dan makna puisi untuk mengekspresikan puisi yang kita baca.
Perhatikanlah contoh puisi (sebelum diberikan tanda jeda) berikut ini!
Perhatikanlah contoh puisi (setelah diberikan tanda jeda) berikut ini!!
Pemberian tanda jeda merupakan teknik awal dalam pembacaan puisi. Adanya tanda jeda, makna sebuah puisi akan tersampaikan kepada para pendengar.
2. MENULIS PUISI
Salah satu sumber ide untuk menulis puisi yang paling mudah didapatkan adalah berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman merupakan segala sesuatu yang pernah dibaca, didengar, dilihat, dirasakan, atau dialami. Misalnya, ketika muncul ide atau gagasan yang kuat berupa hubungan antara penyair dan Tuhan, maka puisinya akan bertema ketuhanan. Begitu pula ketika muncul ide atau gagasan yang berkaitan dengan persoalan sosial, maka puisinya akan bertema kritik sosial. Berikut ini adalah contoh puisi yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penyairnya.
Pada puisi tersebut, penyair Abdul Hadi ingin berbagi pengalaman religiusnya dengan pembaca. Pada suatu saat ia begitu dekat dengan Tuhan. Pada saat yang lain ia merasa tidak berarti di hadapan Tuhan, seperti nyala lampu ketika padam, musnah, hilang, ke dalam yang Mahagaib. Apabila dicermati pada proses kreatifnya, puisi tersebut termasuk ke dalam puisi ekspresionis.
Berikut cara menulis puisi yang dapat kalian ikuti.
Langkah pertama dalam membuat puisi adalah, pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam membuat puisi. Tema puisi ada banyak sekali. Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar menarik.
Setelah menentukan tema, langkah selanjutnya adalah menentukan judul yang berpacu pada tema. Misalnya saja, kita mau membuat puisi bertema pujian terhadap seseorang/pahlawan, maka kamu bisa beri judul dengan nama orang/pahlwan tersebut.
Setelah menentukan tema dan judul puisi, langkah selanjutnya adalah menentukan kata kunci. Jika kamu telah menemukan tema, misalnya tadi pujian terhadap guru, maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan dengan pujian atau rasa syukur tersebut.
Apabila sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi, maka kamu tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya, satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja, satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait.
Langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan diksi atau pemilihan kata. Diksi bisa menjadi keunikan dalam sebuah puisi. Banyak puisi bagus yang menggunakan diksi sederhana, tapi ada juga puisi dengan diksi yang jarang didengar orang.
Nah, jika kamu ingin membuat teks puisi yang tidak biasa, kamu bisa gunakan gaya bahasa/majas. Gaya bahasa adalah penggunaan kata-kata dalam berbicara maupun menulis untuk memberikan efek-efek tertentu bagi pendengar atau pembaca. Misalnya, menggunakan majas perbandingan atau majas metafora.
Selanjutnya, agar puisi yang kamu buat menarik untuk didengarkan, kamu bisa mengembangkan semua langkah di atas. Caranya, susun kata-kata dan larik-larik puisi menjadi bait-bait. Kembangkanlah menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna.
Kamu harus ingat bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kamu buat untuk puisi harus ringkas, padat, sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.
Ingatlah tiga hal yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi, yaitu:
Kata adalah satuan rangkaian bunyi yang ritmis atau indah, atau yang merdu.
Makna kata bisa menimbulkan banyak tafsir.
Mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan.
Tulislah sebuah puisi bebas yang berisi ungkapan perasaanmu terhadap sesuatu. Misalnya, rasa sayang pada kedua orang tua, rasa optimismu menghadapi masa depan, kebahagiaanmu menjadi satu keluarga besar dengan teman-temanmu sekelas, dan sebagainya serta uji pemahamanmu mengenai pembelajaran hari ini dengan mengerjalan evaluasi 15 pada tautan berikut.